Terapi Herbal untuk Tingkatkan Kesembuhan Pasien di Malang
Kurva penambahan kasus Covid-19 di Kota Malang terus meruncing. Pemerintah Kota Malang berupaya keras menekan laju penambahan kasus, salah satunya melalui terapi herbal sebagai pemacu daya tahan tubuh.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI
Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (16/6/2020), menggelar tes cepat bagi warga Pasar Besar Kota Malang. Tes diharapkan mampu mendeteksi tingkat penyebaran Covid-19 di kota tersebut.
MALANG, KOMPAS — Terapi herbal menjadi salah satu upaya yang diajukan Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, untuk meningkatkan potensi penyembuhan pasien Covid-19. Hal ini dilakukan di tengah jumlah kasus sembuh yang jauh lebih kecil daripada jumlah pasien dirawat.
Hingga Selasa (14/7/2020), Satgas Covid-19 Kota Malang mencatat penambahan kasus dalam sehari mencapai 14 kasus positif Covid-19. Jumlah itu didapat dari 8 pasien dalam pengawasan (PDP), 4 orang kontak erat, dan 2 tenaga kesehatan.
Dengan penambahan kasus itu, hingga kini jumlah pasien dirawat akibat Covid-19 sebanyak 235 orang, jumlah pasien sembuh 98 orang, dan pasien meninggal 27 orang. Saat ini masih ada 240 PDP, 1.039 orang dalam pemantauan (ODP), dan 3.860 orang dengan risiko (ODR).
Penambahan jumlah tersebut sama dengan Minggu (12/7/2020), yaitu berjumlah 14 orang. Adapun penambahan kasus Senin (13/7/2020) sebanyak 6 orang. ”Penguatan tracing akan terus dilakukan sehingga penanganannya tepat. Selain itu, penekanan disiplin dengan operasi akan terus dilakukan. Ditambah penanganan dengan herbal. Semoga jumlah pasien sembuh bisa semakin banyak,” kata Kepala Bagian Humas Pemkot Malang Nur Widiyanto, Rabu (15/7/2020).
Wali Kota Malang Sutiaji (kiri) mengunjungi SMAN 2 Kota Malang sebagai sekolah tangguh, awal pekan ini. Sekolah tangguh adalah sekolah yang menerapkan protokol kesehatan Covid-19, memiliki ruang periksa dan dokter sendiri, serta membudidayakan tanaman obat keluarga di sekolah.
Terapi herbal dijadikan alternatif untuk meningkatkan potensi penyembuhan pasien Covid-19 di Kota Malang. Pemkot Malang menilai terapi herbal cukup berhasil mendorong penyembuhan pasien Covid-19 karena ada beberapa kasus bisa sembuh setelah mendapat penanganan secara medis dan didukung oleh herbal. Oleh karena itu, Pemkot Malang mendorong penguatan budidaya tanaman herbal di sekolah-sekolah.
”Tanaman obat keluarga, tanaman herbal, bagus dan harus dikembangkan. Tidak hanya menjadi sudut literasi yang melengkapi keberadaan unit kegiatan sekolah (UKS), tetapi juga bisa dijadikan kurikulum lokal pembelajaran. Karena dari beberapa penelitian, rempah-rempah ini mampu menjadi salah satu alternatif menangkal virus korona. Seperti jahe, serai, dan kayu putih,” kata Wali Kota Malang Sutiaji, awal pekan ini, saat meresmikan sekolah tangguh di SMAN 2 Kota Malang.
HUMAS LIPI
Hasil penelitian Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menunjukkan daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp) memiliki zat aktif bagi pengembangan obat herbal antivirus penyebab Covid-19.
Widiyanto mengungkapkan, salah satu dugaan masih terus bertambahnya kasus di Kota Malang adalah belum patuhnya masyarakat terhadap protokol kesehatan. Mulai dari penggunaan masker, cuci tangan, hingga menjaga jarak aman.
Hal itu yang membuat Sutiaji mengeluarkan surat edaran Nomor 22 Tahun 2020 tentang peran ASN/Non ASN/karyawan/karyawati BUMD dalam tatanan normal baru produktif dan aman Covid-19. Surat edaran itu menekankan agar PNS turut andil melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19 di lingkungannya.
”Semua upaya sosialisasi dilakukan agar masyarakat semakin peduli dan paham bahwa Covid-19 bisa diatasi dengan kedisiplinan,” ucap Widiyanto.
Menutup wisata
Sementara itu, di Kabupaten Malang, guna mencegah terus meluasnya Covid-19, pemerintah setempat juga mengeluarkan surat edaran Nomor 556/556/35.07.108/2020 tentang penutupan seluruh wisata pantai di sepanjang jalur lintas selatan Malang. Surat dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang.
”Sebenarnya, memang wisata pantai itu belum resmi buka. Hanya, memang beberapa saat lalu dilakukan uji coba di Pantai Balekambang. Namun, melihat kondisi masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, sedangkan antusiasme pengunjung sangat tinggi, maka diputuskan untuk kembali menutup wisata pantai,” kata Humas dan Protokol Pemkab Malang Muhammad Nur Fuad Fauzi.
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI
Suasana Pantai Parangdowo, Kabupaten Malang, awal Juni 2020, yang tampak sepi pengunjung. Deretan pantai-pantai di Kabupaten Malang saat ini kembali ditutup untuk wisatawan demi pencegahan penyebarluasan Covid-19.
Fuad mengatakan, pusat persebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Malang saat ini bergeser ke wilayah timur, yaitu Kecamatan Pakis. ”Mereka rata-rata pekerja komuter ke kota-kota di sekitar Malang, seperti Blitar dan Surabaya. Ini yang memang harus diatasi secara bersama-sama, bukan hanya dari Malang saja,” katanya.
Pusat persebaran Covid-19 di Kabupaten Malang sebelumnya adalah di Kecamatan Dau (wilayah Malang Barat), lalu menyusul Karangploso (Utara). ”Saat ini di wilayah utara masih tersisa pusat persebaran kasus di Singosari dan Lawang. Semoga semua segera bisa teratasi,” kata Fuad.