Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Perekonomian di Kota Malang Mulai Menggeliat
Perekonomian di Kota Malang sedikit banyak mulai tampak menggeliat. Pusat-pusat keramaian, seperti kafe dan kos, di sekitar kampus mulai menunjukkan aktivitas.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Perekonomian di Kota Malang, Jawa Timur, sedikit banyak mulai menggeliat. Pusat-pusat keramaian, seperti kafe dan kos, di sekitar kampus mulai menunjukkan aktivitas. Pergerakan ekonomi ini diharapkan terus membaik pada masa transisi Juni-Juli 2020.
Mulai bergeliatnya aktivitas ekonomi di ”Kota Pendidikan” itu tampak sejak selesai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akhir Mei 2020 dan semakin ramai saat tes penerimaan mahasiswa baru di kampus-kampus di Kota Malang digelar sejak pekan lalu.
Pusat konsentrasi anak muda di antaranya terlihat di sentra kafe Sudimoro, Kota Malang. Hampir seluruh kafe sudah beroperasi dan ramai disesaki pembeli hingga malam. Di Kidjang Kafe di aera belakang kampus UIN Maulana Malik Ibrahim, misalnya, sudah mulai ramai pembeli sejak tiga minggu lalu.
”Sejak tiga minggu lalu sudah mulai ada pembeli. Memang belum seramai sebelumnya. Namun, kafe sudah buka hingga tengah malam,” kata Muhammad Fahmi (29), pengelola Kidjang Kafe, Rabu (15/7/2020).
Menurut Fahmi, omzet kafenya masih berkurang 30-50 persen dari kondisi normal. ”Namun, itu sudah lumayan daripada tidak ada sama sekali,” katanya.
Fahmi mengatakan, pembeli di kafenya rata-rata adalah mahasiswa yang mengurus keperluan administrasi ke kampus atau mahasiswa akhir semester yang ingin berkonsultasi dengan dosen. ”Memang kampus masih banyak yang memberlakukan kuliah online. Namun, kalau mahasiswa akhir semester, mereka sudah banyak datang untuk mengurus keperluan administratif atau janjian dengan dosen,” katanya.
Pemilik rumah kos di Kelurahan Mojolangu, Donny Wibowo, misalnya, mengaku bahwa sebagian anak kos sudah ada yang kembali. ”Kos masih terisi empat orang. Itu sebagian karena ada mahasiswa yang tidak pulang dan ada yang sudah kembali ke sini lagi. Namun, memang belum ada penghuni baru kos,” katanya.
Mulai menggeliatnya perekonomian di Kota Malang tampak dari data Badan Pusat Statistik Kota Malang. Pada Maret dan April 2020, tingkat inflasi di Kota Malang tercatat -0,41 (Maret) dan -0,14 (April) atau bisa dibilang mengalami deflasi. Namun, pada Mei dan Juni 2020, tingkat inflasi di Kota Malang adalah
0, 27 (Mei) dan 0,44 (Juni 2020).
Realisasi pajak daerah Kota Malang pun, berdasarkan data Badan Pendapatan Daerah Kota Malang (Bapenda) Kota Malang, terus naik. Jika pada Mei 2020 realisasi pajak daerah sebesar Rp 138 miliar, pada Juni 2020 realisasi pajak naik menjadi Rp 159 miliar.
”Data BPS itu, ditambah dengan data yang dihimpun Pemkot Malang bekerja sama dengan Bank Indonesia, mencatat bahwa transaksi perdagangan di Kota Malang selama pandemi memang turun hingga 50 persen,” kata Kepala Bapenda Kota Malang Ade Herawanto.
Turunnya transaksi perdagangan karena banyak wajib pajak menutup usahanya. Pemkot Malang pun memberi kebijakan berupa pemutihan pajak, pengurangan pajak, bahkan pembebasan pajak untuk wajib pajak. ”Target pendapatan pajak pun diturunkan dengan melihat kondisi yang ada sekarang ini,” kata Ade.
Ade berharap, situasi ekonomi terus membaik agar realisasi pajak daerah bisa berdampak signifikan pada pendapatan asli daerah (PAD) Kota Malang. PAD Kota Malang pada kondisi normal sekitar Rp 731 miliar. Saat ini targetnya diturunkan menjadi hanya Rp 367 miliar.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengajak masyarakat untuk kembali bangkit agar ekonomi segera pulih. Hanya saja, ia berharap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tetap harus ditaati.
Sofyan Edi tidak menutup mata bahwa kondisi peningkatan kasus Covid-19 di Kota Malang masih tinggi. Namun, ia juga memaklumi bahwa perekonomian masyarakat harus segera pulih.
”Kita tidak tahu pandemi Covid-19 ini sampai kapan. Namun, kita butuh terobosan-terobosan untuk bangkit dan bisa kembali memutar perekonomian dengan inovasi dan kreativitas. Tentu saja tetap harus berpegang pada protokol kesehatan,” katanya.
Menurut Sofyan Edi, dengan menaati protokol kesehatan, maka penambahan Covid-19 di Kota Malang bisa dihentikan. Menurunnya angka kasus penderita Covid-19 akan turut berdampak positif bagi perekonomian Kota Malang secara umum.
”Pada masa transisi Juni-Juli ini, diharapkan ekonomi terus membaik. Jika Agustus situasi pandemi di Kota Malang mulai mereda, ekonomi Kota Malang akan semakin membaik ke depannya,” katanya.
Adapun kurva penambahan kasus Covid-19 Kota Malang saat ini terus meruncing. Jumlah kasus sembuh jauh lebih kecil daripada jumlah pasien dirawat. Pemerintah Kota Malang terus berupaya menekan laju penambahan kasus dengan penguatan pelacakan, operasi disiplin, hingga terapi herbal.
Per Selasa (14/7/2020), Satgas Covid-19 Kota Malang mencatat data penambahan kasus dalam sehari mencapai 14 kasus positif Covid-19. Jumlah didapat dari delapan pasien dalam pengawasan (PDP), empat orang kontak erat, dan dua tenaga kesehatan.
Dengan penambahan kasus itu, saat ini jumlah pasien dirawat akibat Covid-19 sebanyak 235 orang, jumlah pasien sembuh 98 orang, dan pasien meninggal 27 orang. Saat ini masih ada 240 PDP, 1039 orang dalam pemantauan (ODP), dan 3860 orang dengan risiko (ODR).