Kampung Tangguh Sidoarjo Diberi Stimulus Rp 10 Juta Per Desa
Peran kampung tangguh sebagai ujung tombak menekan sebaran Covid-19 di Sidoarjo, Jawa Timur dioptimalkan. Pemerintah daerah menyalurkan stimulus dana operasional Rp 10 juta per desa atau kelurahan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Peran kampung tangguh sebagai ujung tombak untuk menekan penularan Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dioptimalkan di tengah tingginya penambahan kasus baru. Stimulus dana dikucurkan Rp 10 juta per desa atau kelurahan untuk operasional pencegahan dan penanganan sejak di tingkat kampung.
Pelaksana tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, peran kampung tangguh dinilai strategis di tengah upaya pencegahan penularan Covid-19. Program-program yang digerakkan meliputi upaya pencegahan, pendisiplinan masyarakat, dan penanganan terhadap warga yang terindikasi terkena virus korona jenis baru.
Secara keseluruhan, Rp 4 miliar disalurkan kepada 349 desa di Sidoarjo, Selasa (14/7/2020). ”Ada 84 kampung tangguh yang mendapatkan bantuan untuk menjaga kesinambungan program dan menjaga semangat masyarakatnya dalam melawan Covid-19. Targetnya bantuan bisa disalurkan ke 349 desa dan kelurahan,” ujar Nur Achmad, Rabu (15/7/2020).
Nur Achmad, yang juga ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo itu, menambahkan, pembentukan kampung tangguh diinisiasi secara swadaya oleh masyarakat. Konsepnya, menjadikan masyarakat tangguh dalam menangani pandemi Covid-19 yang berdampak di berbagai bidang kehidupan, seperti kesehatan, ketertiban, dan ketahanan pangan.
Di bidang kesehatan, misalnya, peran kampung tangguh dimulai dengan mengedukasi masyarakat tentang virus korona galur baru penyebab Covid-19, bagaimana pola penularan antarmanusia, dan upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan. Selain itu, kampung tangguh berperan menghapus stigmatisasi terhadap orang terindikasi Covid-19 dan sebaliknya membangun semangat kebersamaan dengan mengedepankan nilai kemanusiaan.
Nur Achmad mengatakan, tugas yang paling berat adalah mendisiplinkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di semua bidang kehidupan. Mulai dari mengingatkan pemakaian masker setiap kali ke luar rumah, menegakkan aturan jam malam di desa, hingga implementasi penerapan protokol kesehatan pada kegiatan ekonomi masyarakat seperti di warung makan.
Kepala Desa Pepelegi, Kecamatan Waru, Iswahyudi mengatakan, selama ini, pendanaan kampung tangguh berasal dari swadaya masyarakat dan bantuan pemerintah desa melalui APBDes. Menurut dia, peran kampung tangguh signifikan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Dengan kampung tangguh, penanganan menjadi terstruktur dan sistematis. Ada satgas sosialisasi dan edukasi, satgas keamanan dan ketertiban, satgas kesehatan, dan satgas ketahanan pangan.
Pepelegi merupakan desa dengan jumlah kasus cukup banyak karena mobilitas warga yang tinggi, serta merupakan daerah perbatasan dengan Surabaya. ”Dengan adanya kampung tangguh, penanganan menjadi lebih terstruktur dan sistematis. Ada satgas sosialisasi dan edukasi, satgas keamanan dan ketertiban yang mendisiplinkan warga, satgas kesehatan, dan satgas ketahanan pangan,” ungkap Iswahyudi.
Sejak terbentuknya kampung tangguh, lanjut Iswahyudi, pihaknya tidak lagi bingung saat ada kasus terkonfirmasi positif. Setiap satgas telah memahami peran masing-masing. Selain itu, jika terjadi kasus kematian pada warga terindikasi Covid-19, masyarakat sudah siap dengan protokol kesehatan tentang prosedur pemakanan.
Kampung tangguh yang terbentuk di desa dan kelurahan di Sidoarjo pada umumnya dilengkapi kegiatan pemberdayaan ekonomi untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Contohnya, mengembangkan produk unggulan desa sebagai usaha membantu warga terdampak pandemi yang kehilangan pekerjaan.
Masih tinggi
Hingga kini, Kabupaten Sidoarjo masih menjadi daerah zona merah dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terbanyak kedua di Jatim. Sebagai gambaran, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga Senin (13/7/2020) mencapai 2.481 orang dengan rincian dirawat di rumah sakit sebanyak 1.147 orang, isolasi di rumah dan gedung sebanyak 531 orang, meninggal sebanyak 139 orang, dan sembuh sebanyak 664 orang.
Selain itu ada 944 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan sebanyak 1.530 Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang memerlukan perhatian serius. Angka pertambahan kasus positif meningkat setiap hari. Bahkan sepekan belakangan, penambahan rata-rata hampir 100 orang per hari. Penambahan kasus ini lebih tinggi dari saat masa pembatasan sosial berskala besar.
Hal yang cukup menggembirakan, tingkat kesembuhan di Sidoarjo semakin tinggi yakni mencapai 26 persen. Tingkat kesembuhan itu meningkat pesat dari pekan lalu yang masih di angka 12 persen. Salah satu faktornya karena peran kampung tangguh yang memberikan dukungan moral maupun material terhadap pasien terkonfirmasi positif beserta keluarganya sehingga mereka bisa menjalani perawatan dan masa karantina secara optimal.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Sidoarjo Fredik Suharto mengatakan, pihaknya terus mendorong pembentukan kampung tangguh di semua desa. Namun, hingga saat ini baru 84 desa dan kelurahan yang program kampung tangguhnya sudah berjalan dengan baik sehingga layak mendapatkan stimulus anggaran dari pemda.
”Pembentukan kampung tangguh ini tidak bisa dipaksakan oleh pemda, melainkan harus berasal dari kesadaran masyarakat agar programnya bisa berjalan optimal dan berkelanjutan,” kata Fredik.