Ribuan Warga Mengungsi Diterjang Banjir, Puluhan Hilang di Luwu Utara
Banjir bandang di Masamba dan sejumlah kecamatan di Luwu Utara, Sulsel, menyebabkan ribuan warga mengungsi. Puluhan masih dicari dan 15 ditemukan meninggal. Akses Trans-Sulawesi putus, begitu pula jaringan komunikasi.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Ribuan warga Masamba, Baebunta, dan sejumlah kecamatan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan (440 kilometer utara Makassar), hingga Selasa (14/7/2020) malam, masih mengungsi di berbagai lokasi akibat banjir bandang yang menerjang wilayah itu. Puluhan warga dilaporkan hilang dan kini dalam pencarian. Sejumlah 15 orang ditemukan meninggal.
Banjir bandang menerjang sejumlah kecamatan di Luwu Utara, Senin (13/7/2020) malam. Ada tiga sungai yang meluap, yakni Sungai Masamba, Sungai Radda, dan Sungai Rongkong. Sungai-sungai ini melintasi dan mengapit Masamba dan bermuara di Teluk Bone. Sejak dua hari terakhir, curah hujan dengan intensitas lebat terjadi di wilayah Luwu Utara dan sekitarnya.
Informasi yang dihimpun dari Luwu Utara menyebutkan awalnya air sungai meluap pada pukul 19.30 Wita. Seusai meluap, air sempat surut. Namun, pada pukul 21.00 Wita, air kembali naik. Terjangan air bah membawa serta material tanah, pasir, bebatuan, hingga gelondongan kayu dan sampah.
Tim masih terus melakukan pencarian warga yang dilaporkan hilang dan mengevakuasi warga lainnya ke tempat aman.
Saat air surut, banyak warga yang meninggalkan rumah dan mengungsi ke tempat aman. Saat itulah tiga sungai meluap hampir bersamaan. Diduga, ketika banyak warga berusaha mengungsi, mereka terjebak dan sebagian terbawa arus.
Tim SAR dari Kantor Basarnas Makassar dan gabungan aparat TNI, Polri, BPBD, hingga Selasa petang mengevakuasi 15 jenazah. Hingga malam, pencarian warga yang hilang masih dilakukan.
”Tim masih terus melakukan pencarian warga yang dilaporkan hilang dan mengevakuasi warga lainnya ke tempat aman. Sejak pagi, ratusan warga yang terjebak banjir dievakuasi,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar Mustari, Selasa (14/7/2020).
Hingga Selasa malam, komunikasi masih sulit dilakukan ke Luwu Utara. Banjir menyebabkan komunikasi untuk sejumlah operator seluler putus total. Sejumlah dusun dan desa di Kecamatan Baebunta juga masih terisolasi dan belum bisa ditembus. Banjir bandang tak hanya menimbun rumah warga, sekolah, rumah ibadah, jalan, dan berbagai fasilitas lain, tapi juga merendam Bandara Andi Djemma di Masamba. Bandara ini untuk sementara ditutup.
Endro Yudo Warsono, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sulsel, mengatakan, ketinggian material sisa banjir bandang berkisar 1-2 meter. ”Sungai Radda meluap membawa air bercampur lumpur dan pasir. Luapannya merendam rumah warga dan berbagai fasilitas dan tempat umum, termasuk rumah ibadah, dengan ketinggian hingga 2 meter. Hampir bersamaan Sungai Masamba juga meluap. Banyak rumah yang tersapu banjir,” kata Endro.
Endro menambahkan, saat ini jalan Trans-Sulawesi di Luwu Utara juga lumpuh total. Sebenarnya alat berat sempat dikerahkan untuk melakukan pengerukan pasir bercampur lumpur yang menutup Jalan dan perumahan warga. Namun, pengerukan akhirnya dihentikan akibat endapan lumpur bercampur pasir sangat tebal.
Saat ini tim dari BPBD provinsi dan kabupaten sekitar Luwu Utara dikerahkan untuk membantu. Bantuan untuk warga juga mulai dikirim.
Parah satu dekade
Banjir yang terjadi saat ini disebut terparah setidaknya dalam kurun waktu lebih 10 tahun terakhir. Luwu Utara sebenarnya adalah benteng terakhir hutan di Sulsel.
Namun, perambahan dan alih fungsi hutan diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang yang parah ini. Kayu gelondongan yang terbawa banjir adalah salah satu bukti.
Dalam seminar dan pameran pelestarian hutan di Makassar, November tahun lalu, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengatakan, sebagai wilayah yang berada di jantung Sulawesi, Luwu Utara masih memiliki hutan seluas 530.000 hektar atau 70,64 persen dari total luas wilayah Luwu Utara. Namun, diperlukan upaya dan kerja sama semua pihak untuk menjaga kawasan hutan ini tetap terjaga.