Jabar Tingkatkan Kunjungan Wisatawan lewat Program Diskon
Sektor pariwisata di Jawa Barat tak luput dari dampak Covid-19. Memasuki adaptasi kebiasaan baru, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuat sejumlah strategi untuk membangkitkan kembali sektor ini agar bergeliat kembali.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Sektor pariwisata di Jawa Barat tak luput dari dampak Covid-19. Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuat sejumlah strategi untuk membangkitkan kembali sektor ini agar bergeliat kembali.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, Selasa (14/7/2020), mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Sejak awal tahun hingga Juni 2020, total kunjungan wisatawan di Jabar baru mencapai 19,908 juta wisatawan domestik dan 30.838 wisatawan mancanegara.
Berdasarkan data Disparbud Jabar, jumlah kunjungan wisatawan domestik selama tiga tahun terakhir di Jabar meningkat. Pada 2016 tercatat 58,728 juta kunjungan wisatawan dan 59,780 juta orang di tahun 2017. Jumlah wisatawan meningkat pada tahun 2018 menjadi 63,298 juta orang. Target kunjungan akan disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Berkurangnya kunjungan berdampak terhadap penurunan pendapatan pada masing-masing daerah. Tahun ini, pihaknya menurunkan target kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabar di 2020. ”Realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jabar dari 2,94 persen atau Rp 62,48 triliun pada 2019 akan turun sekitar 1,61 sampai 1,75 persen,” kata Dedi dalam konferensi pers daring.
Menurut Dedi, target rasional itu sudah berubah dari target awal realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jabar di 2020 sebesar 3,01-3,15 persen. Guna memulihkan perekonomian di sektor ini, pihaknya menggagas program bertajuk ”Smiling West Java Adaptasi Kebiasaan Baru Great Sale 2020” yang digelar pada tanggal 1 Juli hingga 30 Agustus.
Juni sampai Desember 2020, dinilai Dedi, sebagai masa recovery pariwisata. Kemudian, normalisasi bakal dicoba tahun 2021. Program ini menawarkan beberapa diskon dengan cara reservasi tiket yang bisa dibeli hari ini dan digunakan pada akhir tahun nanti. Sektor pariwisata di beberapa kabupaten dan kota Jabar akan terlibat.
”Ini perlu ada percepatan yang berkaitan dengan promosi konektivitas dari semua lini, mulai dari hotel, restoran, kuliner, hingga tempat destinasi yang perlu kami kolaborasikan bersama,” ujar Dedi.
Beberapa destinasi wisata di Jabar tidak dibuka bersamaan, misalnya kawasan Pantai Pangandaran dibuka 5 Juni 2020 dan kawasan Puncak Bogor dibuka pada 26 Juni 2020. Pembukaan ini dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan protokol kesehatan. Pada tahap awal, pengunjung yang diizinkan hanya wisatawan asal Jabar.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebelumnya mengatakan, sebelum memberikan izin untuk membuka kembali destinasi wisata, pihaknya akan berkoordinasi dengan pimpinan daerah yang wilayahnya menjadi tujuan wisata. Dirinya pun sudah mengecek kesiapan penerapan protokol kesehatan di sejumlah lokasi wisata dan sarana transportasi umum.
”Saya cek dari mulai masuk ke titiknya ada tanda jaga jarak. Kemudian saya pastikan semua pengelola, karyawannya pakai masker dan face shield. Saya juga melakukan pengecekan di transportasinya. Pembatasan, jarak, jadwal, dan termasuk (cara) booking-nya,” ujar Kamil.
Pihaknya juga akan mempromosikan kembali potensi wisata jika sudah dinilai aman. Aspek bersih, sehat, indah, kreatif, aman, dan murah senyum akan terus dikampanyekan guna menumbuhkan kembali kepercayaan wisatawan terhadap potensi wisata di Jabar.
”Saya juga ingin cepat-cepat pariwisata kembali normal, hanya saya butuh jaminan bahwa pelaku industrinya sudah disiplin mengamankan wilayahnya dan wisatawannya juga sudah beradaptasi dengan kebiasaan baru,” kata Kamil.
Hal ini dirumuskan dalam tiga rumus pariwisata aman di masa AKB, yakni proses reservasi tiket online atau dalam jaringan (daring), menjaga keamanan transportasi dan perjalanan wisata, dan menjaga kedisiplinan wisatawan dalam menerapkan protokol kesehatan antara lain pakai masker, jaga jarak aman, dan cuci tangan pakai sabun.