Semua Tenaga Kesehatan di Papua Dites Usap Covid-19
Semua tenaga kesehatan di rumah sakit yang menangani Covid-19 di Papua akan menjalani tes sampel usap. Upaya ini bertujuan mencegah penyebaran Covid di rumah sakit terus meningkat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Papua akan memeriksa sampel usap semua tenaga kesehatan. Langkah ini merupakan respons dari meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang positif Covid-19 di Papua beberapa pekan terakhir.
Juru Bicara Satgas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua Silwanus Sumule di Jayapura, Senin (13/7/2020), mengatakan, sebagai langkah awal, pihaknya akan memeriksa sampel usap untuk tenaga kesehatan di delapan rumah sakit yang menangani Covid-19 di Jayapura.
”Pemeriksaan sampel usap semua tenaga kesehatan berfungsi untuk mengetahui kondisi mereka yang selama ini berjibaku menangani ribuan pasien positif Covid-19 di Jayapura,” kata Silwanus.
Silwanus menuturkan, hasil pemeriksaan sampel usap tenaga kesehatan menjadi data untuk menetapkan kebijakan terbaru penanganan pasien rujukan dan pasien Covid-19 di delapan rumah sakit tersebut.
Dari data Satgas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua dan catatan Kompas dari Mei hingga Juli, sebanyak 222 tenaga kesehatan terpapar Covid-19. Mereka tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Jayawijaya.
Di Kota Jayapura tercatat 139 tenaga kesehatan terpapar Covid-19. Jumlah ini tertinggi dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Papua. Kasus terbaru, 14 tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit swasta di Jayapura positif terpapar Covid-19 dari hasil pemeriksaan sampel usap pada Minggu kemarin. Rata-rata, tenaga kesehatan terpapar karena menangani pasien yang tak jujur perihal riwayat perjalanan dan kontaknya.
”Kami juga memperkuat perlindungan tenaga kesehatan di rumah sakit, salah satu upayanya adalah meningkatkan fasilitas tes Covid-19 bagi pasien sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit,” ujar Silwanus.
Guna mengatasi kekurangan tenaga medis, Pemprov Papua akan merekrut tambahan 120 tenaga kesehatan. Sebanyak 120 tenaga itu adalah 20 dokter umum, perawat 55 orang, bidan 20 orang, analis 20 orang, dan tenaga gizi lima orang.
Silwanus juga berharap pemerintah pusat membuat kebijakan khusus untuk penanganan Covid-19 di Papua karena jumlah warga dan tenaga kesehatan yang terpapar terus bertambah di tengah minimnya tenaga serta fasilitas kesehatan.
Jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Papua telah mencapai 2.292 orang dengan rincian 1.173 orang dalam perawatan, 1.096 orang sembuh, dan 23 orang meninggal. Sementara itu, jumlah warga berstatus orang dalam pemantauan sebanyak 2.826 orang dan pasien dengan pengawasan mencapai 255 orang.
Tenaga kesehatan di Papua sangat minim. Kami berperan sebagai pertahanan terakhir untuk menghadapi Covid-19.
”Kami telah mengajukan permohonan bantuan penyediaan zat reagen dan fasilitas pemeriksaan sampel usap kepada Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Mudah-mudahan permintaan bantuan ini segera direalisasikan,” ujarnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Papua Donald Aronggear berpendapat, Papua terancam tak bisa mengendalikan kasus positif Covid-19 apabila jumlah tenaga kesehatan yang terpapar terus meningkat.
”Tenaga kesehatan di Papua sangat minim. Kami berperan sebagai pertahanan terakhir untuk menghadapi Covid-19. Seharusnya warga melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin dan jujur menyampaikan kondisi kesehatannya saat dirawat di rumah sakit dan puskesmas,” kata Donald.