Kasus Melonjak, Angka Reproduksi Covid-19 Jawa Barat Naik
Kasus Covid-19 di Jawa Barat melonjak dalam dua pekan terakhir. Angka penularan atau reproduksi virus korona baru di provinsi itu naik menjadi 1,73. Padahal, angka reproduksi sebelumnya sudah di bawah 1.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Penambahan kasus baru Covid-19 di Jawa Barat melonjak dalam dua pekan terakhir. Imbasnya, angka penularan atau reproduksi virus korona baru di provinsi itu naik menjadi 1,73. Padahal, angka reproduksi sebelumnya sudah di bawah 1.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), penambahan kasus positif pada 6 Juli – 12 Juli 2020 berjumlah 1.503 orang. Sementara penambahan kasus positif pada 29 Juni – 5 Juli berjumlah 485 orang.
Mayoritas kasus baru ini bersumber dari kluster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat (AD) di Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung sejumlah 1.280 orang serta Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) AD di Kota Cimahi sebanyak 101 orang.
“Penambahan kasus dalam dua hari terakhir sudah di bawah 100 kasus per hari. Polanya mulai kembali seperti semula. Insya Allah (angka reproduksi) bisa dikendalikan lagi di bawah 1,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Markas Kodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (13/7).
Penambahan kasus Covid-19 di Jabar menembus 965 kasus, Kamis (9/7). Jumlah itu merupakan yang tertinggi selama pandemi. Padahal, kasus baru pada 22 Juni – 28 Juni sempat terkendali menjadi di bawah 50 kasus per hari.
Kamil mengatakan, 98 orang dari 1.280 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kluster Secapa sudah dinyatakan negatif. Sementara sebagian besar lainnya masih menunggu hasil tes usap kedua.
Mayoritas kasus baru ini bersumber dari kluster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat (AD) di Kota Bandung sejumlah 1.280 orang serta Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) AD di Kota Cimahi sebanyak 101 orang
Pelacakan penularan kluster ini tidak hanya dilakukan di Secapa. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung juga akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di Cidadap pada 14-28 Juli.
“Akses keluar-masuk tidak boleh bebas. Hanya untuk penghuni dan kepentingan mendesak. Masyarakat tidak boleh menolak tes,” ujarnya.
Kamil menambahkan, untuk melacak penyebaran Covid-19, pihaknya akan terus menggencarkan tes. Menurut data Pikobar, sudah dilakukan 95.786 tes PCR dengan 5.917 (6,18 persen) di antaranya positif. Selain itu juga telah dilakukan 221.886 tes cepat.
Menyusul kemunculan kluster Secapa, Pemerintah Provinsi Jabar memprioritaskan pemeriksaan di sekolah-sekolah berasrama di Jabar, termasuk 20 institusi pendidikan militer. Pada akhir Maret lalu, sejumlah siswa Sekolah Pembentukan Perwira Kepolisian Republik Indonesia (Setukpa) di Sukabumi juga terinfeksi Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Cidadap, Hilda Hendrawan menuturkan, PSBM akan diterapkan di 7 RW di kawasan terdekat dengan Secapa. Sebanyak 4 RW di Hegarmanah, 1 RW di Kelurahan Ledeng, dan 2 RW di Kelurahan Ciumbuleuit.
Terdapat tiga pos pemantauan selama PSBM. Setiap posko dijaga selama 24 jam oleh aparat kewilayahan, Polisi, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan Kota Bandung, dan perwakilan masyarakat.
“Pemeriksaannya ketat. Orang yang lewat akan didata tujuan, asal, dan keperluannya,” ucapnya.
Selama PSBM, pelacakan akan terus dilakukan dengan melakukan tes Covid-19. Senin (12/7), 21 warga telah mengikuti tes swab dan 450 warga lainnya akan menyusul melakukan tes cepat.