Mulai Bergeliat, Okupansi Hotel di Cirebon Belum Optimal
Sektor perhotelan di Kota Cirebon, Jawa Barat, mulai bergeliat. Berbagai kegiatan pun dapat digelar di hotel dengan protokol kesehatan. Namun, tingkat hunian hotel belum maksimal.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sektor perhotelan di Kota Cirebon, Jawa Barat, mulai bergeliat seiring penerapan adaptasi kebiasaan baru. Namun, tingkat okupansinya belum optimal. Pelaku usaha dan pemerintah setempat memastikan protokol kesehatan berjalan.
Geliat itu mulai tampak dari meningkatnya okupansi hotel. Menurut Kepala Bidang Pariwisata di Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Cirebon Wandi Sofyan, Senin (13/7/2020), tingkat hunian hotel berbintang sudah mencapai 30-35 persen.
Saat awal pandemi Covid-19, tingkat huniannya hanya 10 persen. Tempat parkir hotel lengang. Bahkan, dari 68 hotel di kota seluas 37 kilometer persegi itu, 11 unit di antaranya tutup. Lebih dari 300 karyawan hotel terpaksa dirumahkan dan mengalami pemutusan hubungan kerja.
Kini, kendaraan dari luar kota mulai berdatangan di hotel saat akhir pekan. Peningkatan okupansi terjadi seiring diterbitkannya Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 28 Tahun 2020 terkait pedoman adaptasi kebiasaan baru sejak 27 Juni.
Salah satunya, mengatur terkait MICE (meeting, incentives, conferences, dan exhibitions) di hotel dengan menerapkan protkol kesehatan. Selain membatasi jumlah tamu untuk menjaga jarak, kebersihan hotel juga harus terjaga.
”Bahkan, sudah ada hotel yang menggelar dua kali acara ulang tahun,” ujarnya. Untuk menggelar berbagai kegiatan tersebut, pihak hotel harus mengajukan surat permohonan rekomendasi, pengecekan oleh dinas terkait, dan membuat laporan kegiatan.
Belum maksimal
Meski secara umum sektor perhotelan mulai bergeliat, Wandi mengatakan, Hotel Cirebon Plaza tutup permanen dan dijual. Namun, pihaknya tidak mengetahui pasti penyebab tutupnya hotel tersebut.
Imam Reza Hakiki, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Cirebon, membenarkan kabar tersebut. ”Namun, hotel itu dijual bukan karena pandemi Covid-19. Kalau enggak salah, ada masalah internal,” ujarnya.
Hakiki mengakui, okupansi hotel mulai meningkat, tetapi masih jauh dari kondisi sebelum pandemi. Saat itu, okupansi hotel rata-rata 50 persen dan bisa menyentuh 100 persen pada akhir pekan atau masa liburan.
”Baru sebagian karyawan yang dirumahkan sudah kembali bekerja. Kami sedang berkoordinasi dengan Pemkot Cirebon agar karyawan menjalani rapid test (tes uji cepat) untuk memastikan kesehatannya,” katanya.
Salah satu penyebab belum optimalnya tingkat hunian hotel di Cirebon adalah minimnya wisatawan. Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Cirebon masih mendata kunjungan wisatawan saat ini. Tahun lalu, dari 1,5 juta wisatawan, lebih dari 500.000 orang menginap di hotel.
Hingga kini, perhotelan menyumbang lebih dari Rp 5,8 miliar untuk pendapatan asli daerah Kota Cirebon. Sektor hotel, restoran, dan hiburan berkontribusi hingga 44 persen dari target pendapatan pajak Kota Cirebon sekitar Rp 159 miliar tahun ini.
Untuk membangkitkan pariwisata di kota dengan tiga keraton tersebut, gabungan organisasi pariwisata di wilayah III Cirebon menggelar simulasi city tour Cirebon, Senin. Para pelaku pariwisata mengunjungi hotel, rumah makan, hingga Keraton Kasepuhan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Bus yang digunakan peserta, misalnya, sudah disemprot cairan disinfektan. Mereka juga menjaga jarak dan mengenakan masker. ”Dari simulasi ini, kami buat video dan akan menyebarkan kepada agen pariwisata di Indonesia,” kata Fajar Bahari, ketua pelaksana simulasi city tour Cirebon.
Dari simulasi ini, kami buat video dan akan menyebarkan kepada agen pariwisata di Indonesia.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan, aktivitas pariwisata harus tetap berjalan dengan protokol kesehatan agar perekonomian tidak terganggu. ”Masyarakat mulai sadar dengan protokol kesehatan, paling tidak pakai masker. Kami terus sosialisasi dan patroli,” ujarnya.
Di tengah geliat pariwisata yang mulai tumbuh, kasus positif Covid-19 terus bertambah di Cirebon. Hingga kini, tercatat 29 kasus, 2 orang di antaranya meninggal dan 11 orang lainnya dinyatakan sembuh.