Hotel dan Losmen di Manado Bertahan di Tengah ”Lesu Darah” akibat Pandemi
Hotel dan losmen di Manado, Sulawesi Utara, berupaya bertahan di tengah rendahnya tingkat keterisian kamar. Sebagian mendapat untung dari warga dalam ataupun luar Manado dengan menurunkan harga.

Kolam renang di Hotel Sahid Manado, Wanea, Manado, Sulawesi Utara, digenangi air keruh, Senin (13/7/2020). Sejak pandemi Covid-19 merebak, hotel bintang tiga yang diresmikan tahun 1986 itu masih sepi.
MANADO, KOMPAS — Hotel dan losmen di Manado, Sulawesi Utara, berupaya bertahan di tengah rendahnya tingkat keterisian kamar akibat badai wabah Covid-19 yang menghantam sektor pariwisata. Sebagian hotel mendapat untung dari warga dalam ataupun luar Manado dengan menurunkan harga dan memaksimalkan kerja sama dengan platform dalam jaringan.
Putaran roda pariwisata di Manado telah terhenti selama tiga bulan sejak Bandara Sam Ratulangi ditutup, April 2020. Penerbangan langsung internasional antara Manado dengan China, Singapura, dan Malaysia telah ditutup lebih dulu pada Februari-Maret 2020. Aliran kedatangan wisatawan pun tersendat.