Bupati Brebes Idza Priyanti dikritik sejumlah pihak karena tidak menerapkan protokol kesehatan ketat saat menghadiri acara gowes massal, Minggu (12/7/2020). Ke depan, ia akan memperketat protokol kesehatan di daerahnya.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Bupati Brebes Idza Priyanti dikiritik sejumlah pihak karena kedapatan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat ketika menghadiri kegiatan gowes massal di Lapangan Pejaten Desa Kalijurang, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Minggu (12/7/2020). Menanggapi kritikan tersebut, Idza berjanji akan lebih ketat dalam menerapkan protokol kesehatan serta melarang kegiatan massal di daerahnya untuk sementara waktu.
Sejak Minggu siang, Idza disorot oleh sejumlah pihak karena turut hadir dalam kegiatan gowes massal yang dihadiri ribuan masyarakat Brebes bagian selatan tersebut. Kegiatan tersebut disiarkan langsung oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kabupaten Brebes melalui akun Facebook-nya.
Tindakan tersebut menjadi salah satu bukti bahwa pemahaman ketua gugus tugas terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 itu kurang. Hal ini sangat disayangkan karena akan menimbulkan contoh yang tidak baik bagi masyarakat. (Tri Murdiningsih)
Dalam siaran langsung tersebut, Bupati sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 Kabupaten Brebes itu mengikuti sejumlah rangkaian kegiatan, seperti senam, penanaman pohon, dan pelepasan peserta gowes. Idza beberapa kali tersorot kamera saat sedang tidak memakai masker dengan benar dan tidak menjaga jarak.
Saat mendendangkan lagu dangdut, misalnya, Idza menurunkan maskernya hingga dagu. Idza juga tampak berjoget bersama para biduan tanpa menjaga jarak fisik.
Aksi Idza tersebut kemudian mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Brebes sekaligus anggota Dewan Pengawas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Brebes, Tri Murdiningsih, menyebut, Idza bertindak ceroboh dan berpotensi membahayakan masyarakat.
”Tindakan tersebut menjadi salah satu bukti bahwa pemahaman ketua gugus tugas terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 itu kurang. Hal ini sangat disayangkan karena akan menimbulkan contoh yang tidak baik bagi masyarakat,” ujar Murdinigsih, Senin (13/7/2020).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga turut menyesalkan aksi Idza tersebut. Ganjar meminta supaya Pemerintah Kabupaten Brebes tidak menggelar acara massal dulu. Mengingat, penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Jateng masih terus terjadi.
”Ini (kasus Covid-19) masih berkembang di hampir semua lokasi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DIY. Maka, ayo kita punya sense soal itu,” kata Ganjar.
Ganjar menuturkan, dirinya sudah menghubungi Idza dan memintanya untuk memperbanyak aktivitas pengecekan massal di daerahnya. Dengan tes massal, status daerah Kabupaten Brebes bisa diketahui.
”Saya minta, coba lakukan tes masif di seluruh wilayah Brebes agar mengetahui daerah mana yang merah, kuning, dan hijau. Kalau mau ada kegiatan, dipilih mana yang hijau, siapa boleh ikut, dan protokol kesehatannya seperti apa,” kata Ganjar.
Dalam keterangan resminya, Senin siang, Idza menegaskan, kehadiran dirinya dalam kegiatan gowes massal tersebut untuk mengedukasi warga terkait pandemi Covid-19. Sebelum kegiatan dimulai, Idza juga membagikan masker kepada sejumlah orang.
Kendati demikian, Idza mengaku sudah meminta maaf kepada Ganjar dan berjanji akan lebih ketat lagi dalam menerapan protokol kesehatan. Tak hanya itu, Idza juga akan melarang kegiatan yang mengundang kerumunan massa untuk sementara waktu.
Secara terpisah, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kabupaten Brebes Tatag Koes Adiyanto mengatakan, Pemerintah Kabupaten Brebes akan menindaklanjuti saran Ganjar untuk melakukan tes massal. Tes massal rencananya akan dalam waktu dekat.
”Bupati akan berkoorinasi dengan Sekretaris Daerah, para asisten bupati, Dinas Kesehatan, dan para camat terkait pelaksanaan tes massal. Tes massal akan dilakukan di wilayah Brebes bagian selatan,” ujarnya.
Hingga Senin siang, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Brebes 45 orang. Dari jumlah tersebut, 10 orang masih menjalani perawatan dan sebanyak 35 orang dinyatakan sembuh.
Selain berencana melakukan tes massal di Brebes bagian selatan, Dinas Kesehatan setempat juga sedang menjalankan program pengetesan terhadap 3.000 orang dengan risiko. Mereka yang dites tersebut adalah yang memiliki penyakit penyerta, seperti TBC, HIV, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung.