Rektor Universitas Sumatera Utara Runtung Sitepu positif Covid-19. Sejumlah pejabat di USU juga sudah lebih dulu positif Covid-19.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Rektor Universitas Sumatera Utara Runtung Sitepu positif Covid-19 berdasarkan hasil uji laboratorium reaksi berantai polimerase (PCR). Runtung dalam kondisi baik dan tanpa gejala. Temuan kasus itu berdasarkan penelusuran kontak dari pejabat USU lainnya yang lebih dulu positif Covid-19.
”Saat ini, Rektor USU melakukan isolasi mandiri. Kami meminta jika ada yang melakukan kontak dengan beliau agar melakukan uji PCR Covid-19 di Rumah Sakit USU,” kata Direktur Utama Rumah Sakit USU Syah Mirsya Warli, Minggu (12/7/2020).
Saat ini, Rektor USU melakukan isolasi mandiri. Kami meminta jika ada yang melakukan kontak dengan beliau agar melakukan uji PCR Covid-19 di Rumah Sakit USU.
Mirsya mengatakan, sejumlah pejabat di USU sudah lebih dulu positif Covid-19, antara lain anggota Majelis Wali Amanat USU dan salah satu wakil rektor. Penelusuran kontak pun masih terus dilakukan untuk memutus rantai penularan di kluster tersebut.
Selama pandemi ini, USU berperan aktif dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut. Uji PCR untuk Sumut dilakukan di Laboratorium RS USU dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU.
Sejak Juni, penularan Covid-19 meningkat tajam di Sumut. Hingga Sabtu (11/7/2020), kasus positif Covid-19 sudah mencapai 2.284 kasus. Kasus tersebut meningkat lebih dari lima kali lipat dibandingkan dengan awal Juni yang masih 417 kasus.
Kasus pun meluas hampir ke semua kabupaten/kota di Sumut. Sudah 29 dari 33 kabupaten kota yang mencatat kasus positif.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, mereka kini fokus meningkatkan penelusuran kontak pasien positif agar bisa lebih cepat memutus rantai penularan. ”Kami berlomba melakukan penelusuran untuk memutus penularan yang bergerak sangat cepat,” kata Alwi.
Alwi mengatakan, kapasitas laboratorium uji PCR di Sumut saat ini 300 sampel per hari. Mereka pun berupaya meningkatkan kapasitas laboratorium hingga 700 sampel per hari. Alwi mengatakan, mereka fokus memutus rantai penularan di dua kawasan yang menjadi episentrum Sumut saat ini.
Kawasan pertama dengan kasus paling besar adalah Medan dengan 1.458 kasus dan Deli Serdang 301 kasus. Kawasan ini mencakup 77 persen dibandingkan dengan semua kasus di Sumut.
Kawasan kedua dengan penularan paling besar adalah Pematangsiantar dengan 95 kasus dan Simalungun 97 kasus atau 8,4 persen dibandingkan dengan kasus Sumut. ”Hampir semua kasus di Sumut berawal dari kedua episentrum ini,” kata Alwi.
Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, mereka berharap agar masyarakat semakin disiplin melaksanakan protokol kesehatan di Medan yang saat ini semua wilayahnya merupakan zona merah. ”Penularan lokal paling besar saat ini berada di Kecamatan Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas, dan Medan Kota,” katanya.