Pertahankan Nol Kasus, Razia Masker Terus Digelar di Pontianak
Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Kalimantan Barat kembali menggelar razia masker di Kota Pontianak, Minggu pagi. Razia digelar untuk mencegah munculnya kasus positif baru di wilayah yang kini mencatatkan nol kasus itu.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat beserta TNI-Polri dan satuan polisi pamong praja menggelar razia masker di Kota Pontianak, Minggu (12/7/2020) pagi, untuk meningkatkan kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan. Warga yang tidak menggunakan masker langsung menjalani tes usap.
Razia masker dan tes usap bagi warga yang tidak menggunakan masker sudah dilakukan dua kali di Kota Pontianak. Sebelumnya, razia masker juga dilakukan Senin (6/7/2020) sore. Kala itu, ada 68 orang yang langsung menjalani uji usap.
”Kasus Covid-19 sudah nol di Pontianak. Kondisi ini perlu terus dijaga. Masyarakat harus tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan, menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Minggu (12/7/2020).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, sejak Sabtu (11/7/2020), ada tujuh kabupaten/kota yang tidak ada lagi kasus Covid-19. Selain Pontianak, kabupaten/kota lain yakni Kapuas Hulu, Kayong Utara, Sekadau, Melawi, Sambas, dan Bengkayang.
Baca juga: Warga Tanpa Masker Langsung Menjalani Tes Usap
Razia masker, Minggu pagi, dilaksanakan di Taman Digulis, salah satu pusat aktivitas warga untuk berolahraga. Menurut Harisson, razia tersebut dilakukan untuk mengingatkan masyarakat agar tetap menggunakan masker meski dalam aktivitas olahraga ringan.
”Warga yang tidak menggunakan masker langsung menjalani tes usap dan hasilnya dikirim ke Laboratorium Universitas Tanjungpura, Pontianak. Ada 86 orang yang menjalani tes usap Minggu pagi,” ujarnya.
Saya ada masker di rumah, tetapi memang tidak dibawa karena sudah biasa. Ke depan saya bawa masker. (Darwis)
Pada Minggu pagi, banyak warga yang berolahraga tanpa menggunakan masker. Setelah menjalani tes usap, warga juga diberi edukasi agar menjalankan protokol kesehatan yang telah disosialisasikan pemerintah.
Pantauan Kompas, ada puluhan warga tidak menggunakan masker dan menjalani tes usap di lokasi. Darwis (20), salah satu warga yang menjalani uji usap, Minggu pagi, menuturkan, ia merasakan mual dan pedih di hidung serta tenggorokan saat menjalani uji usap. ”Saya ada masker di rumah, tetapi memang tidak dibawa karena sudah biasa. Ke depan saya bawa masker,” ujarnya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Kalbar Golda M Purba menuturkan, pihaknya terus memantau pelaksanaan protokol kesehatan di warung kopi, pusat keramaian, dan pasar tradisional. Lokasi lain yang diawasi yakni mal dan tempat olahraga. ”Pemilik warung kopi sudah menyediakan tempat cuci tangan, kursi juga sudah disusun berjarak,” ujarnya.
Warga yang belum tertib menggunakan masker banyak ditemui di pasar tradisional. Padahal, gugus tugas telah membagikan masker, tetapi masker tidak dipakai. ”Saat ditanya mengapa tidak menggunakan masker? Katanya lupa dan sesak. Mereka kami edukasi agar menggunakan masker,” ungkapnya.
Personel satpol PP juga ada yang ditugaskan memantau di pintu-pintu masuk mal. Warga tanpa masker dilarang masuk. Demikian juga warga yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celsius juga tak boleh masuk. ”Patroli gabungan dengan TNI-Polri dan Satpol PP Pontianak serta Kabupaten Kubu Raya dilakukan empat kali sehari. Tujuannya agar masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan,” kata Golda.
Belum selesai
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu menuturkan, kendati saat ini Pontianak mencatatkan nol kasus, bukan berarti pekerjaan penanganan Covid-19 selesai. Konstelasi perkembangan Covid-19 di dunia dan Indonesia secara umum masih tinggi.
Untuk itu, lanjut Sidiq, masyarakat memegang peranan penting agar tidak muncul lagi kasus baru. Tingkat kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan sangat penting. Untuk menjaga konsistensi nol kasus ini, perlu peran serta masyarakat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, hingga Minggu (12/7/2020), secara kumulatif ada 347 kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar. Sebanyak 315 orang di antaranya (90,78 persen) sembuh, 28 orang diisolasi ketat, pasien yang dirawat sudah tidak ada, dan empat orang meninggal dunia.