Pengiriman barang ke Jabodetabek yang selama ini mengandalkan jalur udara, kini bisa menggunakan jalur darat. Selain mempercepat pengangkutan, Tol Trans-Sumatera juga memberikan kepastian waktu pengiriman barang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sebuah kendaraan melintas di Tol Palembang-Kayu Agung, Selasa (31/3/2020). Tol membuat jarak tempuh Palembang-Lampung sekitar empat jam. Di tol, Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 di daerah melakukan penjagaan dan pengecekan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
PALEMBANG,KOMPAS — Keberadaan Tol Trans-Sumatera selain mempercepat pengangkutan komoditas di Sumatera Selatan juga memberikan kepastian waktu pengiriman. Pengiriman barang yang selama ini mengandalkan jalur udara kini bisa menggunakan jalur darat, terutama pengiriman ke Jabodetabek.
Jimmy Devaten dari Humas Asosiasi Pengusaha Pempek (Asspek) Palembang mengatakan, keberadaan tol Palembang-Lampung mempermudah pengiriman pempek ke kawasan Jabodetabek. ”Sebagian besar pengusaha pempek di Palembang memilih mengirimkan barang melalui jalur darat dibanding menggunakan kargo udara,” ucapnya, Jumat, (10/7/2020).
Hal ini dikarenakan waktu tempuh antara Jakarta dan Palembang kini hanya 7-8 jam sehingga pempek pun masih bisa bertahan.
Selain itu, dari sisi biaya jauh lebih murah. Tarif ekspedisi jalur darat hanya Rp 18.000 per kg. Sementara jalur udara bisa Rp 23.000 per kg. Di masa pandemi, pengiriman via darat menjadi pilihan karena tidak harus melewati mekanisme yang ribet seperti jika mengirimkan via udara.
”Keberadaan Tol Trans-Sumatera memang cukup berdampak bagi kami, terutama dalam memberikan kepastian,” ucap Jimmy.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Marka jalan menuju Tol Palembang-Kayu Agung, Jumat (10/7/2020). Keberadaan Tol Trans-Sumatera memberikan kemudahan bagi angkutan logistik. Risiko kerusakan barang di jalan pun jauh berkurang.
Kusmanhadi (50), pengemudi truk yang membawa 5 ton cabe merah dari Bondowoso, Jawa Timur, ke Palembang, Sumatera Selatan, mengatakan, dirinya kini hanya butuh waktu dua hari dari Bondowoso ke Palembang. ”Waktu tempuh melalui tol jauh lebih cepat hingga 10 jam dibandingkan melalui jalur lintas timur Sumatera,” ucapnya.
Waktu tempuh antara Jakarta dan Palembang kini hanya 7-8 jam sehingga kondisi pempek pun masih bisa bertahan.
Dengan waktu tempuh yang cepat dan ada kepastian kapan cabai sampai di tempat, dirinya merasa jauh lebih tenang. Risiko cabai merah membusuk di tengah perjalanan bisa lebih kecil. Selain lebih efisien dari sisi waktu, keberadaan Tol Trans-Sumatera juga mengurangi risiko kerusakan kendaraan atau hambatan di perjalanan.
Kusmanhadi mengatakan, ada beberapa lokasi di jalur lintas timur yang menjadi momok menakutkan bagi pengendara truk, yakni di kawasan Lempuing dan di Tugu Mulyo, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. ”Jalan di kawasan itu kadang rusak parah,” ucapnya.
Sejumlah angkutan alat berat memasuki jalur menuju Tol Trans-Sumatera Palembang-Lampung, Jumat (10/7/2020). Keberadaan Tol Trans-Sumatera membuat pengangkutan jauh lebih cepat dan risiko di jalan pun berkurang.
Memang biaya perjalanan melewati tol dari Bondowoso ke Palembang dibandingkan dengan melewati jalan lintas timur Sumatera tidak berbeda jauh. Keduanya menghabiskan biaya sekitar 10 juta. Dengan tol, ada tarif tol yang harus dibayar Rp 1,8 juta dari Bondowoso ke Palembang. Sementara jika menggunakan jalur lintas (nontol), ada tambahan untuk membeli bahan bakar.
Namun, tol menekan potensi pungli dan tindak kriminal. Pria yang sudah 20 tahun menjadi pengemudi truk angkutan komoditas ini mengaku sudah dua kali menjadi korban perampokan di jalur lintas timur Sumatera.
”Saya juga harus menyediakan dana hingga Rp 300.000 untuk membayar preman atau oknum di sepanjang jalan lintas timur. Sekarang tidak ada lagi pungli,” ucapnya.
Setibanya di Palembang, dia akan memuat kelapa untuk dibawa kembali ke Bondowoso. Biaya dan waktu tempuh juga sama dengan saat berangkat.
Kendaraan melintas di Tol Palembang-Kayu Agung, Selasa (31/3/2020). Selain mempercepat pengangkutan komoditas di Sumatera Selatan, Tol Trans-Sumatera juga memberikan kepastian waktu pengiriman. Pengiriman barang yang selama ini mengandalkan jalur udara kini bisa menggunakan jalur darat, terutama pengiriman ke Jabodetabek.
Aan (41), pengemudi tronton pengangkut bahan konstruksi batubara, mengatakan, biasanya dirinya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk mengantarkan barang dari Jakarta ke Palembang. Dengan tol, waktu tempuh bisa dipangkas jadi hanya 12 jam. Setelah tol dibukan, dirinya tidak pernah lagi menggunakan jalur lintas timur.
Namun, menurut Aan, kondisi Tol Trans-Sumatera tidak sebaik kondisi tol di Jakarta. ”Di beberapa sisi masih banyak ruas jalan yang bergelombang atau ada tambal sulam. Perjalanan jadi tidak mulus,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perdagangan Sumatera Selatan Iwan Gunawan menuturkan, jalan memang menjadi urat nadi perekonomian di suatu daerah, termasuk di Sumsel. Dengan jarak tempuh yang lebih cepat, perjalanan akan jauh lebih efisien dan risiko kerusakan barang bisa dikurangi. ”Dengan demikian, inflasi bisa dikendalikan,” ucapnya.
Sebelum ada Tol Trans-Sumatera, pendistribusian barang terkadang ada kendala. Kondisi itu membuat keberadaan barang sulit dipastikan. ”Ketika pasokan barang langka di pasar akibat terkendala diperjalanan, risiko kenaikan harga akan lebih besar, terutama saat permintaan meningkat,” ucapnya.