Kesadaran Bermasker Masih Minim, Razia Terus Digelar di Jateng
Kesadaran masyarakat untuk memakai masker masih minim. Di Purbalingga dan Banyumas, Jawa Tengah, masih banyak warga terjaring razia karena tidak bermasker.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Kesadaran masyarakat untuk mengenakan masker di tempat publik ataupun jalan raya di sejumlah daerah di Jawa Tengah belum optimal. Untuk itu, razia terus digelar dengan sejumlah sanksi termasuk langsung diminta menjalani tes usap tenggorokan.
Di Kabupaten Purbalingga, misalnya, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purbalingga merazia 39 warga yang tidak bermasker pada Juli ini. Mereka yang melanggar dikenai sanksi membersihkan kompleks kantor kecamatan.
”Dalam operasi satu jam, kami mendapatkan 19 (pelanggar) di Kecamatan Karangjambu dan 20 (pelanggar) di Rembang. Artinya, masyarakat masih belum bisa membiasakan kewajiban bermasker di keramaian,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purbalingga Suroto, saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (10/7/2020).
Suroto menyampaikan, mereka yang tidak mengenakan masker diberi pembinaan berupa edukasi, lalu diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulanginya lagi. Mereka pun diminta kerja bakti untuk bersih-bersih di lingkungan kecamatan.
”Yang kami jaring itu adalah yang betul-betul tidak membawa masker. Kadang ada yang dicantelkan di leher, itu kami tegur dan kami minta untuk memakai. Kadang ada yang lupa pakai dan hanya disimpan di saku,” katanya.
Bulan lalu, razia di Purbalingga telah menjaring lebih dari 350 orang dan dikarantina semalam di Gedung Korpri Kabupaten Purbalingga. Pada Juli ini, mereka yang terjaring razia tidak dikarantina karena operasi digelar di wilayah yang jauh dari Gedung Korpri. ”Kami lebih bersifat soft educative agar masyarakat tidak lupa bahwa korona belum selesai,” katanya.
Hingga kini, jumlah pasien positif Covid-19 di Purbalingga mencapai 61 orang. Dari jumlah itu, 56 orang sembuh, 1 orang meninggal, dan 4 orang masih dirawat. Adapun total pasien dalam pengawasan ada 390 orang dan orang dalam pemantauan ada 2.925 orang. ”Kita harus waspada. Ancaman Covid-19 di Purbalingga belum berakhir,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi.
Sementara itu, di Kabupaten Banyumas, razia masker juga terus digencarkan. Mereka yang kedapatan tidak bermasker di jalan raya dan membandel diminta langsung tes usap tenggorokan. Pada razia masker yang digelar Kamis lalu, terdapat sembilan orang yang menjalani tes usap.
”Razia setiap hari ada di setiap kecamatan. Dua hari sekali serempak di seluruh desa. Sudah satu minggu ada 13 grup khusus yang menetap di 13 titik strategis. Satu tim besar malam hari bersama bupati dengan tim swab,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
Husein menyampaikan, penambahan jumlah kasus masih terjadi berdasarkan tes usap tenggorokan yang ditargetkan menyasar 4.000 orang. Pada tahap pertama, Rabu (1/7/2020), pemeriksaan tes usap kepada sekitar 200 aparatur sipil negara di Banyumas, ada delapan orang dinyatakan positif Covid-19.
”Kita harus gotong royong, hati-hati, dan kompak supaya tidak terlalu banyak korban berjatuhan. Masyarakat jangan menyepelekan atau meremehkan penyakit ini. Penyakit ini sangat berbahaya, terutama bagi orang yang rentan,” katanya.
Di Banyumas, hingga kini, jumlah pasien Covid-19 mencapai 95 orang. Dari jumlah itu, 68 orang sembuh, 23 orang masih dirawat, dan 4 orang meninggal. Adapun jumlah pasien dalam pengawasan ada 373 orang. Sementara total orang dalam pemantauan ada 2.345 orang.