Kasus Covid-19 di Karawang Kian Tinggi Saat Adaptasi Normal Baru
Kluster penyebaran Covid-19 di Karawang, Jawa Barat, bermunculan saat adaptasi kebiasaan baru dilakukan. Pemetaan yang dilakukan pemerintah daerah harus lebih gencar dilakukan. Masyarakat juga diminta tetap disiplin.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Kluster penyebaran Covid-19 di Karawang, Jawa Barat, bermunculan saat adaptasi kebiasaan baru dilakukan. Pemetaan yang dilakukan pemerintah daerah harus lebih gencar dilakukan. Masyarakat juga diminta tetap disiplin menjaga kesehatan.
Kluster anyar ini terdiri dari berbagai aktivitas. Selain pelaku perjalanan lintas wilayah, penularan juga terjadi di sanggar senam. Khusus sanggar senam, ada tujuh orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Karawang Yayuk Sri Rahayu mengatakan, kasus ini bermula dari Ny T yang sakit dan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Gejalanya demam dan flu. Saat akan melakukan rawat jalan, dia dites usap tenggorokan. Hasilnya, Ny T positif Covid-19.
Tim gugus tugas langsung melacak orang yang kontak erat dengan pasien di keluarga, lingkungan tempat tinggal, komunitas kegiatan, dan tempat kerja. Dari penelurusan, Ny T mengikuti senam di suatu sanggar bersama teman-temannya. Ada enam orang lainnya positif Covid-19. Mereka adalah A, Ny H, Ny I, Ny V, C, dan H yang berasal dari Kecamatan Klari, Purwasari, Cikampek, dan Kecamatan Kotabaru.
Empat pasien bergejala batuk dan demam. Sementara dua orang lainnya tidak bergejala. Berdasarkan pengakuan pasien, kata Yayuk, dugaan penularan datang dari Ny H, yang sempat menjenguk kakaknya di Jakarta yang tengah sakit. ”Dikonfirmasi setelahnya, kakak Ny H itu positif Covid-19,” kata Yayuk.
Adapun dua orang tak bergejala kerap melakukan perjalanan lintas ke Bekasi. Ada kemungkinan penularan juga terjadi di sana. Tidak diketahui pasti sumber penularan. Hal itu berpotensi meningkatkan jumlah orang tertular.
Kemunculan kasus Covid-19 di Karawang diawali kluster Musyawarah Daerah Hipmi Jabar pada Maret 2020. Ada 12 orang dari hasil pelacakan kluster tersebut. Kemudian, delapan kasus lainnya muncul diduga karena memiliki riwayat perjalanan ke zona merah, rutin berobat ke fasiltas kesehatan, dan transmisi lokal. Akhir Mei 2020, seluruh pasien itu telah sembuh.
Kasus baru ini muncul selepas tiga pekan berturut tak ada penambahan kasus. Dalam kurun 14 Juni-10 Juli 2020, Dinkes Karawang mencatat jumlah kasus yang muncul sebanyak 30 orang. Kini, total menjadi 50 kasus Covid-19, sebanyak 22 orang di antaranya masih dirawat dan 28 orang dinyatakan sembuh.
Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Karawang, Fitra Hergyana, berharap, masyarakat tetap menahan diri tidak berkerumun dan beraktivitas di keramaian. Sesudah berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), masyarakat terlihat mulai tak acuh dan tak menggunakan masker saat beraktivitas.
”Kami meyakini masih ada kemungkinan kasus positif yang belum teridentifikasi dan berada di tengah masyarakat. Penerapan protokol kesehatan menjadi kunci menghindari risiko penularan,” ujar Fitra.
Sementara itu, seluruh destinasi wisata di Karawang belum diizinkan beroperasi. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang Yudi Yudiawan mengatakan tengah mengajukan draf dan kajian terkait protokol adaptasi kebiasaan baru di tempat wisata kepada bupati. Adapun semua kegiatan festival yang mengundang massa belum diperbolehkan.