Empat Calon Peserta UTBK di Kendari Positif Covid-19
Empat peserta ujian masuk perguruan tinggi nasional diketahui positif Covid-19.Penelusuran kontak erat penting dilakukan untuk memutus penyebaran virus.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Empat peserta ujian masuk perguruan tinggi nasional Universitas Halu Oleo diketahui positif Covid-19. Mereka bagian dari 14 orang yang reaktif saat uji cepat dilakukan. Pelacakan kontak erat penting dilakukan untuk mengetahui penyebaran virus.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulawesi Tenggara, La Ode Rabiul Awal, menyampaikan, dari tujuh penambahan kasus pada Jumat (10/7/2020), tiga orang merupakan calon mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN) di Universitas Halu Oleo. Satu calon peserta ujian juga diketahui positif sehari sebelumnya.
”Hari ini, ada tiga orang dari total tujuh penambahan kasus yang merupakan calon mahasiswa. Seorang wanita berumur 19 tahun dari Buton Selatan dan pria berumur 17 dan 19 tahun dari Buton. Sehari sebelumnya, ada pria juga dari Buton berumur 19 tahun,” kata Rabiul, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat malam.
Para calon mahasiswa ini rencananya akan mengikuti UTBK-SBMPTN. Sebelum mengikuti ujian, mereka wajib melakukan uji cepat baik di daerah masing-masing maupun yang diadakan oleh pihak kampus.
Menurut Rabiul, satu mahasiswa diketahui mengikuti uji cepat pada Senin (6/7/2020), sementara tiga orang melakukan tes pada Selasa (7/7/2020). Mereka lalu diarahkan untuk diisolasi mandiri dan dilakukan pengambilan spesimen untuk pengujian. Total calon mahasiswa yang reaktif uji cepat diketahui sebanyak 14 orang. Pengambilan sampel dilakukan, tetapi hasil laboratorium belum keluar semua.
”Saat ini, pelacakan kontak erat dilakukan untuk mencegah penularan virus semakin meluas. Keluarga dan teman pasien akan ditelusuri untuk dilakukan pengujian sampel,” ujarnya.
Rektor Universitas Halu Oleo Zamrun Firihu menyampaikan, semua calon mahasiswa yang diketahui reaktif dalam uji cepat tidak boleh mengikuti ujian di tahap awal. Mereka harus melewati uji spesimen, dan ketika hasilnya negatif akan mengikuti ujian di tahap kedua akhir Juli.
”Jadi mahasiswa yang diketahui positif sekarang itu semuanya tidak mengikuti ujian yang berlangsung sekarang. Karena aturan yang berlaku, saat reaktif dalam uji cepat, dan suhu badan di atas 37,5 derajat celsius, tidak boleh mengikuti ujian,” terang Zamrun.
Uji cepat yang dilakukan, ujar Zamrun, merupakan filter awal untuk mencegah penyebaran virus meluas. Oleh sebab itu, UTBK-SBMPTN tetap akan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan protokol yang sama.
”Ujiannya tetap berlangsung karena tidak ada kontak erat dalam ruangan. Untuk calon mahasiswa yang swab-nya positif, kami berdoa semoga segera sembuh dan concern untuk memikirkan dan menjaga kesehatan dahulu. Itu yang lebih penting,” kata Zamrun.
Sebanyak 8.702 pendaftar di Universitas Halu Oleo akan mengikuti ujian yang terbagi dalam sembilan hari. Pendaftar di kampus ini adalah sebagian dari total 700.000-an orang yang mendaftar secara nasional. Namun, sebelum mengikuti ujian, mereka harus mengikuti uji cepat untuk mengetahui kondisi kesehatan.
Dalam uji cepat yang dilaksanakan pihak kampus, pekan lalu, calon mahasiswa berdesak-desakan di lokasi auditorium tempat uji cepat dilakukan. Seorang calon mahasiswa bahkan diketahui reaktif Covid-19.
Ananda Aulia (17), seorang calon peserta ujian, menyampaikan, ia sebenarnya sedikit takut dan waswas untuk mengikuti ujian masuk kuliah ini. Hanya saja, ia tidak mempunyai pilihan lain agar bisa berkuliah dengan jalur tes.
Sebenarnya, tutur Aulia, ia telah datang ke RS Bahteramas Kendari untuk melakukan tes cepat Covid-19. Rumah sakit tersebut memang memiliki program tes cepat gratis. Namun, saat tiba, kuota untuk tes cepat telah habis. Sementara untuk uji mandiri diperlukan biaya yang tidak sedikit.
”Infonya juga mendadak kalau harus uji cepat. Jadi mau tidak mau ikuti yang ada di UHO. Saya sudah datang pukul 07.00. Itu saja sudah ramai. Pas antre itu agak takut juga,” ucap gadis asal Kendari ini.
Jumlah kasus positif di Sultra mencapai 507 kasus. Sebanyak sembilan orang meninggal, 312 orang telah sembuh, dan 186 orang masih dirawat. Kluster baru penyebaran dan kasus sporadis terus muncul di masyarakat.