Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menegaskan, ekspor benur benih lobster sudah bisa dilakukan. Menurut dia, siapa saja bisa dan diizinkan mengekspor benih lobster tanpa batasan atau kuota.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menegaskan, ekspor benur benih lobster sudah bisa dilakukan. Menurut dia, siapa saja bisa dan diizinkan mengekspor benih lobster tanpa batasan atau kuota.
Keputusan untuk mengizinkan ekspor benih lobster menjadi perbincangan publik karena tidak sejalan dengan kebijakan di era Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Kebijakan ini juga menimbulkan perbincangan di masyarakat.
Ditemui di sela kunjungan kerjanya ke Banyuwangi, Jumat (10/7/2020), Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menegaskan, ekspor benih lobster sudah dapat dilaksanakan. Pihaknya juga mengaku sudah melakukan kajian terkait kapasitas produksi dan populasi benih lobster.
”Ekspor benur sudah bisa jalan. Tidak ada kuota ekspor dalam setahun. Siapa saja boleh melakukan usaha itu, dalam perjalanan akan kami kawal,” ujar Edhy.
Edhy juga meminta masyarakat agar tidak terlalu khawatir. Nantinya, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan melakukan evaluasi sejauh mana kuota ekspor benih lobster tersebut perlu diatur.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, lanjut Edhy, sudah melakukan kajian terkait kapasitas produksi. Ia berharap masyarakat tidak perlu khawatir terhadap keputusan tersebut.
Edhy mengatakan, kebijakan ekspor lobster sudah diputuskan bersama para ahli. Salah satu kajiannya adalah terkait populasi lobster yang mencapai 27 miliar lebih setiap tahunnya.
”Ada potensi untuk budidaya besar. Manakala budidaya belum siap, sedangkan benih ada, tetapi tidak terpakai. Ada potensi ekspor kita lakukan ini,” ujarnya.
Ada potensi untuk budidaya besar. Manakala budidaya belum siap, sedangkan benih ada, tetapi tidak terpakai. Ada potensi ekspor kita lakukan ini.
Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil lobster. Dinas Perikanan Banyuwangi menyebut daerah perairan di Pantai Grajagan dan Pantai Pancer merupakan lokasi yang banyak dipilih nelayan untuk mendapatkan lobster.
”Sampai saat ini, kami belum memiliki data terkait potensi lobster di Banyuwangi. Sampai saat ini juga belum ada nelayan Banyuwangi yang membudidayakan lobster. Data tidak ada dan tidak adanya budidaya karena di era sebelumnya hal itu dilarang,” ujar Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi Hari Cahyono.
Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terkait dibukanya keran ekspor benih lobster kerap mendapat kritik keras dari menteri pendahulunya, Susi Pudjiastuti. Kritik Susi ditanggapi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin yang juga bertindak sebagai Pembina Pemangku Kepentingan Kebijakan Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan.
”Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Mungkin regulasi-regulasi kemarin itu dianggap baik. Tetapi (dianggap) tidak baik di periode ini,” kata Ngabalin.
Menurut Ngabalin, perubahan kebijakan dalam periode yang berbeda merupakan hal yang wajar. Menurut dia, hal tersebut justru menjadi upaya baik dari menteri yang baru. Ia berharap Susi Pudjiastuti tidak keberatan dengan kebijakan Edhy Prabowo.
”Periodemu sudah selesai Mbak Yu Susi, ini ada menteri baru Kang Mas Edhy Prabowo. Mbok kasih masukan, tidak perlu hari-hari berteriak menyebarkan berita yang mengganggu suasana publik,” ujarnya.
Ngabalin berharap Susi bisa melakukan komunikasi yang lebih baik dengan menteri penerusnya. Menurut dia, banyak menteri yang saat ini tidak menjabat bisa melakukan komunikasi internal dengan para penurusnya.