Banjir Bandang Menerjang Dua Dusun di Perbatasan Kalimantan Barat
Banjir bandang 1,5 meter menerjang Dusun Gramajaya dan Nekan, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, sekitar 200 kilometer dari Pontianak.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Banjir bandang 1,5 meter menerjang Dusun Gramajaya dan Nekan, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, sekitar 200 kilometer dari Pontianak. Meski tidak ada korban jiwa, banjir tersebut mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak, antara lain rumah warga dan memutus jembatan penghubung.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau Siron, Kamis (9/7/2020), menuturkan, banjir bandang terjadi pada Rabu (8/7/2020) pukul 17.00. Banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi.
”Rumah warga yang terdiri dari 135 keluarga di Dusun Gramajaya dan rumah warga yang terdiri dari 118 keluarga di Dusun Nekan diterjang banjir. Ada enam rumah warga yang rusak berat, misalnya dindingnya jebol,” kata Siron.
Infrastruktur lain juga ada yang rusak, yakni tembok SDN 08 Nekan dan tembok Kantor Desa Nekan. Jembatan penghubung akses jalan utama Dusun Gramajaya menuju Dusun Punti Kayan putus diterjang banjir.
Pada Kamis (9/7/2020) pagi, genangan air sudah tidak tampak lagi. Namun, banyak warga yang tidak dapat menyelamatkan harta bendanya akibat banjir bandang yang menerjang tiba-tiba. Banjir bandang baru pertama kali menerjang wilayah tersebut. ”Ternak dan hasil bumi, seperti lada dan karet, juga hanyut diterjang banjir,” ujarnya.
Pada Kamis sejak pukul 01.00 air berangsur surut. Warga kembali ke rumah. ”Warga serta pemerintah kecamatan dan kabupaten bergotong royong membersihkan permukiman warga yang terkena banjir bandang,” ujarnya.
Namun, pada jam-jam rawan, warga sudah diminta mengungsi ke tempat yang lebih aman, mengingat curah hujan masih tinggi. Mereka ada juga yang mengungsi ke tempat keluarga. Kemudian, warga ada juga yang diungsikan ke rumah adat.
BPBD Sanggau juga telah memberikan bantuan bahan makanan, antara lain beras 100 kg, makanan siap saji, dan mi instan. Ada juga bantuan perlengapan lain, yakni selimut untuk warga yang terdampak.
Intensitas hujan
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Supadio, Pontianak, Ade Supriyatna, menuturkan, pada Kamis (9/7/2020) dan Jumat (10/7/2020) diperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Kalbar.
Kemudian, pada Sabtu (11/7/2020) secara umum prakiraan cuaca di wilayah Kalbar berawan. Namun, pada sore hingga malam hari berpotensi hujan ringan hingga lebat di beberapa wilayah, misalnya Kabupaten Kapuas Hulu dan Ketapang.
Catatan Kompas, selain di Sanggau, banjir setinggi 1-2 meter juga pernah terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Jelai Hulu dan Manis Mata, Kabupaten Ketapang pada Jumat (26/6/2020) karena Sungai Jalai meluap. Kala itu, banjir terjadi sekitar sepekan. Namun, yang terjadi di Ketapang waktu itu bukanlah banjir bandang dan tidak ada korban jiwa.
Selain itu, banjir sekitar 1 meter juga sempat menerjang Darit, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, pada Rabu (24/6/2020). Banjir saat itu disebabkan curah hujan lebat yang mengakibatkan Sungai Menyuke meluap. Tidak ada korban jiwa dalam banjir tersebut.
Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, juga pernah dilanda banjir pada 3 Juli lalu. Banjir dengan ketinggian sekitar 50 cm tersebut tidak lama. Sekitar sehari kemudian, banjir berangsur surut dan tidak ada korban jiwa. Banjir di Tumbang Titi kala itu bukanlah banjir bandang.
Sebagian besar kabupaten/kota di Kalbar umumnya rawan banjir pada musim hujan. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar beberapa kali menyatakan degradasi lingkungan mengakibatkan bencana alam di beberapa wilayah Kalbar.