Polda Kalbar Siapkan Operasi Pencegahan Kebakaran Lahan
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat menyiapkan operasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada Selasa (7/7/2020). Setelah memastikan kesiapan sarana pencegahan, tim mulai menggelar operasi pencegahan pada akhir Juli.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kepolisian Daerah Kalimantan Barat menyiapkan operasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada Selasa (7/7/2020). Setelah memastikan kesiapan sarana pencegahan, tim mulai menggelar operasi pencegahan di lapangan pada akhir Juli.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Komisaris Besar Donny Charles Go, seusai apel pengecekan sarana untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Selasa (7/7/2020), menuturkan, Polda Kalbar sudah mempersiapkan operasi pencegahan. ”Operasi tersebut dimulai akhir Juli,” ujar Donny.
Operasi yang dinamakan Bina Karuna ini mengedepankan sosialisasi dan imbauan serta patroli ke lokasi-lokasi rawan kebakaran lahan. Ada sekitar 600 personel yang dilibatkan dalam pencegahan kebakaran lahan.
”Jumlah personel menyesuaikan dengan eskalasi di lapangan, tidak menutup kemungkinan ditambah. Operasi Bina Karuna digelar sekitar 21 hari, kemudian dilanjutkan operasi Bina Karuna Dua,” kata Donny.
Untuk mengecek kesiapan, pada Selasa, polda mengumpulkan jajaran Polri-TNI, Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan pemadam kebakaran swasta. Hal itu dilakukan untuk mengecek kesiapan perlengkapan menghadapi karhutla, antara lain mobil pemadam dan sepeda motor yang telah dimodifikasi untuk memadamkan api. Hadir pula beberapa bupati di Kalbar.
Pencegahan optimal
Persiapan tersebut dilakukan untuk upaya pencegahan optimal. Kalaupun terjadi kebakaran, bisa segera dipadamkan. Kapolda Kalbar telah mengeluarkan maklumat yang lebih banyak persuasif, mengingatkan korporasi ataupun masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan membakar.
Polda juga menggunakan aplikasi Lancang Kuning untuk memonitor wilayah. Aplikasi itu terkoneksi dengan satelit dan personel di lapangan. Apabila terdapat titik panas, akan diketahui personel mana yang paling dekat dengan titik panas sehingga mempermudah pemadaman.
Donny menuturkan lebih lanjut, Polda telah menangani 71 kasus karhutla pada 2019. Sebanyak 64 di antaranya kasus perseorangan dan tujuh korporasi. Dari tujuh korporasi, dua korporasi sudah pelimpahan tahap dua, empat korporasi tahap satu, dan satu korporasi masih proses sidik. Covid-19 menjadi kendala dalam penanganan kasus.
Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan menuturkan, Pemerintah Provinsi Kalbar juga telah menyiapkan instrumen pencegahan. Instrumen itu berupa surat edaran kepada bupati/wali kota. Tujuan surat edaran itu agar bupati/wali kota membuat kebijakan pencegahan.
Pemerintah juga memantau sekitar 47 korporasi yang sudah mendapat peringatan tahun lalu. Korporasi itu juga akan dipanggil dalam waktu dekat dan dipantau terus supaya menjaga lahannya agar tidak terbakar lagi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar CH Lumano menuturkan, ada 192 desa yang rawan kebakaran lahan yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Kalbar saat ini berstatus siaga darurat karhutla.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Kalbar pada 2018, terdapat 11.993 titik panas dan pada 2019 sebanyak 26.325 titik panas di Kalbar. Pada 2018, petugas mengerahkan 11 helikopter dan pada 2019 sembilan helikopter untuk menangani kebakaran lahan.
Selain itu, 47,83 juta liter air digunakan memadamkan api dari udara pada 2018 dan 62,97 juta liter pada 2019. Modifikasi cuaca pada 2018 menggunakan 31.100 kg garam yang disemai di awan yang berpotensi menurunkan hujan dan pada 2019 sebanyak 43.000 kg. Luas lahan terbakar pada 2018 seluas 68.313 hektar dan pada 2019 seluas 150.070 hektar.
Pantauan Kompas, dalam beberapa hari terakhir hujan masih mengguyur Pontianak, khususnya pada sore hari. Sejauh ini, belum ada laporan kebakaran lahan di area gambut.