Karantina di GOR Satria Purwokerto Kembali Diaktifkan
Lapangan futsal di kompleks GOR Satria Purwokerto kembali diaktifkan menjadi tempat karantina bagi pendatang. Peningkatan jumlah serta longgarnya pengawasan jadi pertimbangan pengaktifan karantina itu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas membuka kembali karantina di Gelanggang Olah Raga Satria Purwokerto bagi pendatang dari luar kota pada Selasa (7/7/2020). Peningkatan kasus membuat pemerintah daerah lebih waspada dan meminta pengetatan di desa serta RT kembali digiatkan.
”Velbed yang tersedia ada 150 buah. Tenda dan fasilitas pendukung lainnya sudah disiapkan. Jika ada orang yang dikarantina, kami siap,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti, di Purwokerto, Selasa.
Titik menyampaikan, petugas pun disiagakan, mulai dari Satpol PP, tim BPBD Kabupaten Banyumas, tenaga kesehatan, dan tenaga kebersihan. ”Jumlahnya nanti menyesuaikan dari berapa banyak orang yang dikarantina. Dulu, jumlah petugas bisa mencapai 21 orang,” tuturnya.
GOR Satria dijadikan tempat karantina sejak April hingga pertengahan Juni. Ada lebih dari 1.000 orang yang menjalani karantina di tempat ini. GOR saat itu ditutup total bagi aktivitas masyarakat umum yang ingin berolahraga. Kemudian, pada 14 Juni, GOR dibuka secara terbatas bagi aktivitas olahraga masyarakat.
Velbed yang tersedia ada 150 buah. Tenda dan fasilitas pendukung lainya sudah disiapkan. Jika ada orang yang dikarantina, kami siap.
Dari pantauan Kompas, gedung lapangan futsal yang menjadi lokasi karantina masih sepi. Velbed pun masih dalam posisi menumpuk, belum ditata. Petugas tampak di bagian pintu masuk kompleks GOR Satria sambil menjaga aktivitas masyarakat yang hendak berolahraga. Pembatasan masih dilakukan mulai pukul 06.00 hingga pukul 10.00 untuk olahraga.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, peningkatan kasus menjadi salah satu pertimbangan dibukanya kembali tempat karantina itu. ”Dalam dua hari ini tambah 5 orang (positif Covid-19), tetapi mereka kebanyakan OTG (orang tanpa gejala). Ada yang dari Palangkaraya, ada yang dari Banjarmasin,” kata Achmad Husein.
Berdasarkan data hingga 7 Juli, di Banyumas terdapat 85 orang positif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 14 orang dirawat, 4 orang meninggal, dan 67 orang sembuh.
Achmad Husein menyampaikan, dulu pengawasan di desa dan RT sangat ketat dan menolak kehadiran pendatang. Namun, kini pengawasan itu kian longgar. ”Sekarang itu, karena seakan-akan normal baru, masyarakat itu menganggap mungkin sudah normal, di desa jadi kurang ketat atau mungkin kami kurang ketat juga sehingga mau kami ketatkan lagi,” ujarnya.
Selain GOR untuk tempat karantina, desa-desa juga diminta mengaktifkan lagi tempat karantina yang dulu pernah ada. ”Kami meminta desa menghidupkan lagi (karantina desa). Gugus tugas RT harus lebih giat lagi menyisir, menyeleksi, mengawasi orang-orang yang bepergian keluar daerah dan kembali ke daerahnya atau pemudik-pemudik baru ke Banyumas,” tuturnya.
Dari Banjarnegara, sebanyak 11 aparatur sipil negara di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Covid-19 dari tes usap tenggorokan.
Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 bertambah menjadi dari 44 orang menjadi 54 orang. Masyarakat diimbau tetap waspada. ”Semuanya tanpa gejala,” kata Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Senin malam di Banjarnegara.
Budhi menyampaikan, sebagian ASN itu merupakan tenaga kesehatan. Namun, tidak dirinci bertugas di mana dan berapa jumlahnya. Mereka dirawat dan diisolasi supaya tidak menularkan virus kepada yang lain.