Banyak Mandi dan Cuci Tangan, Tagihan Air Warga Palembang Melonjak
Tagihan air di Palembang melonjak signifikan, bahkan bisa mencapai dua kali lipat. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi mengatakan, kenaikan ini terjadi karena pemakaian air yang melonjak pada masa pandemi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tagihan air rumah tangga di Kota Palembang, Sumatera Selatan, melonjak signifikan, bahkan bisa mencapai dua kali lipat selama pandemi Covid-19. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi mengatakan, kenaikan ini terjadi karena pemakaian air yang melonjak pada masa pandemi. Keringanan bisa ditempuh salah satunya dengan mencicil tagihan.
Fenny Maulina (25), warga Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, mengungkapkan, tagihan air di rumahnya saat ini melonjak signifikan. ”Biasanya, kami hanya membayar sekitar Rp 220.000 per bulan. Pada Juni, tagihan air melonjak Rp 350.000-Rp 400.000. Hal ini cukup mengagetkan karena tidak biasanya tagihan air sampai sedemikian besar. Jika bulan Juli ada kenaikan lagi, tentu akan sangat memberatkan,” ujarnya.
Dia mengakui memang ada pemakaian yang lebih banyak ketika masa pandemi, tetapi untuk kenaikan yang sedemikian besar sepertinya tidak masuk akal.
”Kami menggunakan air memang lebih banyak di bulan Juni ini, tetapi tidak sampai dua kali lipat,” ungkap Fenny. Dirinya berharap agar Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi mengkaji kembali kenaikan tagihan air yang akan sangat memberatkan masyarakat.
Sementara Karsono (36), warga Tegal Binangun, Palembang, belum merasakan kenaikan yang tinggi. ”Pada Juni lalu, kami masih membayar seperti biasanya, memang ada kenaikan, tetapi tidak signifikan,” kata Karsono. Dirinya belum tahu apakah pada Juli akan terjadi kenaikan tagihan air atau tidak. Dia berharap tidak ada kenaikan karena saat ini perekonomian warga masih berada dalam kondisi terjepit.
Wakil Wali Kota Fitrianti Agustinda mengatakan, kenaikan tagihan air ini disebabkan pemakaian air yang berlebihan lantaran banyak warga yang tinggal di rumah. ”Pemakaian air bertambah karena digunakan untuk mandi dan cuci tangan,” katanya.
Pemakaian air bertambah karena digunakan untuk mandi dan cuci tangan. (Fitrianti Agustinda)
Itulah sebabnya ada selisih antara pemakaian bulan April dan dua bulan setelahnya. ”Selisih inilah yang diakumulasikan di bulan Juli,” ucapnya. Namun, jika masih ada pelanggan yang mengeluh soal kenaikan ini, tentu bisa melapor ke kantor cabang PDAM terdekat.
Pelanggan yang kenaikan tagihan airnya lebih dari 50 persen juga sudah disurati agar ketika muncul kenaikan tagihan pada bulan Juli tidak mengejutkan pelanggan. Bahkan, untuk memudahkan pelanggan, menurut Fitrianti, PDAM memberikan kemudahan berupa cicilan pembayaran antara 3-10 kali.
Direktur PDAM Tirta Musi Andi Wijaya mengatakan, jika nantinya ada keluhan dari pelanggan karena menganggap penggunaan air tidak sebanyak itu, tentu petugas akan memeriksa kembali apakah ada permasalahan, seperti kerusakan meteran, pipa bocor, atau ada penyebab lain. Namun, jika benar ada lonjakan pemakaian, pelanggan diperbolehkan untuk mencicil.
Untuk berapa kali cicilan tunggakan dilakukan, menurut Andi, bergantung kesepakatan antara petugas dan pelanggan.
”Jika tunggakannya hanya Rp 30.000, tentu bisa dicicil tiga kali. Namun, jika sampai ratusan ribu, tentu bisa sampai 10 kali,” ujarnya.