Tingkat Kesembuhan Covid-19 Tinggi, Kalbar Tetap Waspada
Pasien Covid-19 yang sembuh di Kalimantan Barat 80,65 persen. Meskipun demikian, pemerintah kabupaten/kota jangan lengah, terus lakukan pelacakan agar tidak muncul kasus baru.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pasien Covid-19 yang sembuh di Kalimantan Barat kini mencapai 80,65 persen. Meskipun demikian, pemerintah provinsi meminta pemerintah kabupaten/kota untuk tidak lengah dan terus melakukan pelacakan agar tidak muncul kasus baru.
Kasus kumulatif di Kalimantan Barat (Kalbar) hingga Jumat (3/7/2020) terdata 336 kasus. Sebanyak 271 orang di antaranya atau 80,65 persen sembuh, 8 dirawat, dan 53 orang masih menjalani isolasi ketat. Kasus konfirmasi Covid-19 aktif hingga 3 Juli terbanyak di Kabupaten Sanggau dengan 11 kasus, disusul Kabupaten Sintang 10 kasus dan Kabupaten Melawi 9 kasus.
”Kabupaten/kota jangan lengah, tetap lakukan tes cepat (rapid test) massal. Kota Pontianak pernah mencapai 117 kasus, setelah tes cepat sebanyak-banyaknya untuk melacak, kini turun drastis. Pasien di Pontianak tinggal empat orang,” ujar Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Jumat (3/7/2020).
Hingga 1 Juli, tes cepat sudah dilakukan terhadap 87.527 orang di Kalbar. Sebanyak 3.070 orang di antaranya reaktif. Tes cepat terus dilakukan sebagai upaya melacak kasus sehingga bisa cepat ditangani.
Rencana tes untuk mendeteksi Covid-19 diperluas ke pemerintah kabupaten/kota di Kalbar. Pemerintah Kabupaten Sintang berencana melakukan tes PCR secara mobile. Kabupaten Sintang juga melayani tes pasien dari Timur Kalbar, misalnya Sekadau, Melawi, dan Kapuas Hulu. Kapasitas pemeriksaan PCR mobile di Sintang diperkirakan bisa 60 usap.
Selama ini, pemeriksaan PCR di Kalbar dilakukan di Laboratorium Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, dengan kapasitas 200 per usap hari dan Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso dengan kapasitas delapan usap.
Kota Pontianak pernah mencapai 117 kasus, setelah tes cepat sebanyak-banyaknya untuk melacak, kini turun drastis.
Ada juga sampel usap yang masih dikirim ke Jakarta. Jumlah tes usap di Jakarta yang belum diketahui hasilnya ada 282 sampel. Ke depan, menurut Sutarmidji, sampel tidak kirim lagi ke Jakarta karena bisa ditangani di Untan. Reagen masih mencukupi untuk satu bulan.
Untuk memperkuat deteksi Covid-19, Pemerintah Kota Singkawang berencana membangun laboratorium pemeriksaan Covid-19. Singkawang nantinya bisa melayani pasien dari Sambas dan Bengkayang. ”Di Kalbar idealnya ada empat lokasi laboratorium,” papar Sutarmidji.
Pengawasan di pintu masuk
Pemerintah Provinsi Kalbar juga mengawasi lalu lintas dari luar Kalbar. Hal serupa juga hendaknya dilakukan kabupaten/kota agar penyebaran Covid-19 bisa dibatasi. Warga yang baru datang dari daerah kasus Covid-19 harus mengikuti tes cepat setibanya di Kalbar.
Sejauh ini tidak ada penumpang yang tesnya reaktif saat uji. Jika ada penumpang reaktif, penerbangan dari daerah tersebut dilarang masuk ke Kalbar.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar H Manto menuturkan, untuk memantau pergerakan orang, pihaknya menyiagakan petugas di terminal. Pengawasan itu dilakukan bersama dinas perhubungan kabupaten/kota.
Untuk mempermudah pemantauan, Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar memiliki data alamat, nomor kontak, dan alamat warga yang masuk dari luar Kalbar baik melalui Pos Lintas Batas Negara maupun yang masuk melalui jalur udara. Warga dihubungi agar mengarantina diri mandiri selama 14 hari dengan pengawasan petugas.
Selain itu, petugas juga secara reguler memeriksa penggunaan masker, jarak antarpenumpang, serta sosialisasi protokol kesehatan di terminal dan kendaraan umum.
Butuh kerja sama
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Agus Fitriangga, menuturkan, kerja sama dan saling belajar antarpemerintah daerah penting dalam menangani Covid-19. Kerja sama itu, misalnya, terkait peningkatan kualitas petugas melacak kasus. Selain itu, juga kerja sama dalam mengawasi orang tanpa gejala yang terdeteksi agar tidak keluar wilayah.
Daerah yang mungkin bisa menjadi rujukan dalam penanganan Covid-19 adalah Pontianak. Gugus tugas provinsi bisa menjembatani kabupaten/kota lainnya untuk saling bertukar pikiran terutama terkait meningkatkan kemampuan petugas melacak kasus. Kualitas pelacakan kasus sangat penting untuk memastikan bahwa data memang menggambarkan kondisi yang sesungguhnya di lapangan.