Pemprov Bali Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Penyakit Zoonosis
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis. Pemerintah juga memantau potensi risiko penularan dan meningkatkan deteksi dini.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali meningkatkan kewaspadaannya terhadap masuk dan menyebarnya penyakit hewan menular strategis dan penyakit bersumber dari hewan atau zoonosis ke wilayah Bali. Pemerintah juga memantau potensi risiko penularan dan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam upaya deteksi dini penyakit hewan.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas, Kamis (2/7/2020). Disebutkan, pengawasan sistematis dan kegiatan surveilans dilakukan bersama-sama pihak terkait, di antaranya Balai Besar Veteriner Denpasar dan Balai Karantina Pertanian di Bali.
”Pemerintah akan terus memantau dan berupaya agar penyakit ini tidak terjadi di Bali,” kata Wisnuardhana dalam jawaban tertulisnya. Wisnuardhana dimintai tanggapannya terkait antisipasi pemerintah terhadap flu babi jenis baru yang ditemukan di China.
Dalam keterangan tertulis itu juga disebutkan, kasus penyakit hewan yang ditemukan terjadi pada ternak babi di Bali adalah penyakit dicurigai (suspect) demam babi Afrika (African swine fever/ASF) dan bukan flu babi. Demam babi dan flu babi adalah penyakit yang berbeda. Dari laporan dan data yang ada, belum pernah terdapat laporan kejadian suspect ASF pada manusia.
Pemerintah akan terus memantau dan berupaya agar penyakit ini tidak terjadi di Bali (Wisnuardhana)
Dalam pemberitaan Kompas (2/7/2020) disebutkan, temuan virus flu babi jenis baru di China yang bisa menular ke manusia perlu disikapi hati-hati. Flu babi jenis baru yang bisa menular ke manusia itu dinyatakan bisa menyebabkan pandemi di masa depan.
Meskipun belum ada bukti virus yang secara genetik diturunkan dari flu babi H1N1 bisa menular antarmanusia, para peneliti memperingatkan virus itu bisa menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia jika tidak dipantau dengan cermat.
Secara terpisah, ahli virologi Universitas Udayana, Bali, I Gusti Ngurah Kade Mahardika, mengatakan, peningkatan kewaspadaan dan antisipasi terhadap penyakit baru memang diperlukan dan penting dilakukan. Akan tetapi, menurut Mahardika, munculnya virus flu babi jenis baru di Tiongkok, atau disebut sebagai virus G4, diharapkan tidak membuat kegalauan dan kerisauan.
Secara tiba-tiba
Berbeda halnya dengan penyakit akibat virus korona baru (Covid-19) yang memicu pandemi karena penularan virus korona dari hewan ke manusia kemudian penularan antarmanusia itu terjadi baru dan secara tiba-tiba.
Meskipun hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal internasional Proceeding of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) pada 29 Juni 2020 juga disebutkan sekitar 10 persen dari populasi peternak babi positif terpapar virus G4, menurut Mahardika, tetapi sampel sudah memiliki antibodi yang menunjukkan penularannya terjadi sudah lama.
”Bagi saya, virus (G4) ini tidak punya daya kejut pandemi atau kemampuannya memicu pandemi sudah berkurang karena ciri pandemi itu adalah penyakitnya baru dan mutasinya tiba-tiba,” kata Mahardika yang dihubungi Kompas, Kamis.
Mahardika menambahkan, Indonesia dan negara-negara lain di dunia juga semakin mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya dalam menghadapi pandemi penyakit, terutama sejak pandemi penyakit Covid-19.