PSBB proporsional di kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) diperpanjang hingga 16 Juli 2020. Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat akan mengintensifkan tes cepat di wilayah penyangga DKI Jakarta itu.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB proporsional di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) diperpanjang hingga 16 Juli 2020. Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat akan mengintensifkan tes cepat di wilayah penyangga DKI Jakarta itu.
Kawasan Bodebek terdiri dari lima daerah, yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. Selain kawasan ini, 22 kabupaten/kota di Jabar lainnya juga telah mengakhiri PSBB pada 26 Juni lalu.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, kelima daerah di Bodebek masih termasuk level III atau zona kuning Covid-19. ”Dua minggu ke depan, kami akan intensifkan tes cepat, khususnya di Bodebek. Kawasan ini masih menjadi episentrum penyebaran Covid-19,” ujarnya di Kota Bandung, Kamis (2/7/2020).
Meski demikian, Daud tidak menyebutkan jumlah tes yang akan dilakukan di Bodebek dalam dua pekan mendatang. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), Gugus Tugas Jabar telah melakukan 185.365 tes cepat dengan 5.040 (2,72 persen) di antaranya reaktif.
Jumlah tes cepat itu sekitar 0,37 persen dari penduduk Jabar yang mencapai 50 juta jiwa. Selain itu, juga telah dilakukan 81.188 tes PCR atau sekitar 0,16 persen dari jumlah penduduk.
Hingga Kamis sore, kasus positif Covid-19 di Jabar berjumlah 3.344 orang. Terjadi penambahan 405 kasus dalam sepekan terakhir.
Kawasan Bodebek (Bogor, Depok, dan Bekasi) masih menjadi episentrum penyebaran Covid-19.
Dari 405 kasus baru itu, 195 (48,14 persen) di antaranya berada di Bodebek. Penambahan kasus tertinggi dalam seminggu terakhir terjadi di Kota Depok dengan 141 kasus.
Dengan status masih level III, Daud mengingatkan warga Bodebek untuk lebih mewaspadai penularan Covid-19. ”Pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan dengan sabun. Konsumsi makanan bergizi dan berolahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh,” ujarnya.
Pakar epidemiologi Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bony Wiem Lestari, mengatakan, rata-rata angka reproduksi virus korona baru di Jabar dalam dua pekan terakhir 0,82.
”Ini menyatakan secara epidemiologi cukup terkontrol, tetapi kasusnya masih berpotensi meningkat,” ujarnya.
Bony yang juga tergabung dalam Divisi Perencanaan, Riset, dan Epidemiologi Gugus Tugas Jabar mengatakan, terdapat sembilan indikator untuk menentukan level kewaspadaan suatu daerah. Selain angka reproduksi, juga masih ada laju orang dalam pemantauan (ODP), laju pasien dalam pengawasan (PDP), laju perkembangan pasien positif, laju kesembuhan, laju kematian, laju transmisi, laju pergerakan, dan risiko geografis.
Sebelumnya, gugus tugas Jabar telah menggelar rapat evaluasi dengan pemerintah daerah di wilayah Bodebek melalui konferensi video. Berdasarkan evaluasi itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil memutuskan memperpanjang PSBB di Bodebek selama 14 hari.
”PSBB proporsional Bodebek diperpanjang karena masih zona kuning. Kami belum punya keyakinan untuk melakukan relaksasi mengingat epidemiologi dengan wilayah DKI Jakarta masih dinamis, fluktuatif, dan belum bisa terprediksi,” ujarnya.