Pelaku Pariwisata Jambi Harapkan Penerapan Relaksasi dengan Protokol Kesehatan
Wisata budaya dan alam di Jambi hingga kini belum dibuka. Asita Jambi mendorong pemerintah daerah dan pengelola pariwisata segera merealisasikan kebijakan relaksasi beserta protokol kesehatan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Wisata budaya dan alam di Jambi hingga kini belum dibuka. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Jambi mendorong pemerintah daerah dan pengelola pariwisata segera merealisasikan kebijakan relaksasi beserta protokol kesehatannya.
Roy Mardianto dari bagian Humas Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jambi mengatakan, kebijakan relaksasi pemerintah pusat belum diterapkan meluas di Jambi. Mayoritas obyek pariwsata unggulan, seperti Candi Muaro Jambi, Gunung Kerinci, dan beragam obyek wisata lainnya di dalam Taman Nasional Kerinci Seblat, masih ditutup.
”Situasi masih lesu karena obyek-obyek wisata unggulan itu belum dibuka,” kata Roy, Rabu (1/7/2020).
Tingkat kunjungan wisatawan ke Jambi lebih kurang 200.000 orang per tahun. Dari jumlah itu, sedikitnya 180.000 orang berkunjung ke Candi Muaro Jambi.
Hingga Januari 2020, kunjungan wisatawan ke candi sebanyak 15.671 wisatawan lokal dan 63 wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara mayoritas dari Australia, Singapura, Nepal, Tibet, India, dan Hong Kong.
Akhir pekan lalu, Candi Muaro Jambi sudah didatangi pengunjung. Namun, wisatawan tidak bisa mengunjunginya karena lokasi wisata itu masih ditutup. Padahal, menurut Roy, relaksasi telah berjalan di sebagian besar sektor, termasuk transportasi darat dan udara.
”Wisatawan terpaksa bergeser ke tempat lain,” tambahnya. Untuk sementara, pihak Asita Jambi membawa wisatawan berkunjung ke desa-desa wisata di sekitar candi.
Roy mengatakan telah menyampaikan kondisi ini kepada pemerintah kabupaten dan provinsi. Dia berharap tempat-tempat wisata andalan dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
Candi Muaro Jambi sudah didatangi pengunjung. Namun, wisatawan tidak bisa mengunjunginya karena lokasi wisata itu masih ditutup.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi Iskandar mengatakan, Candi Muaro Jambi masih ditutup karena menunggu kesiapan Pemkab Muaro Jambi selaku gugus tugas penanganan Covid-19 di wilayah itu. ”Pemkab perlu menyiapkan terlebih dahulu prasarana protokol kesehatannya,” katanya.
Hal senada dikatakan Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Tamen Sitorus. Dia mengatakan masih berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kerinci terkait penyiapan protokol kesehatan di tempat wisata. Semua itu perlu dipersiapkan demi mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Tamen menambahkan, penutupan jalur pendakian Gunung Kerinci sejak Maret lalu masih berlaku hingga kini. Selain Gunung Kerinci, pihaknya masih menutup sementara akses menuju enam lokasi wisata lainnya di dalam TNKS. Kawasan wisata itu adalah Danau Gunung Tujuh, Danau Kaco, Bukit Tapan, Danau Bontak, dan Bumi Perkemahan Madapi di Kabupaten Kerinci, serta Bukit Sulap di Lubuk Linggau.