Tingkatkan Daya Saing untuk Menarik Relokasi Industri dari China
Presiden Joko Widodo berharap pengembangan Kawasan Industri Batang, Jateng, bisa menarik minat sejumlah perusahaan untuk merelokasi usahanya ke Indonesia. Untuk menarik investor, daya saing mesti ditingkatkan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BATANG, KOMPAS — Pengembangan Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, diharapkan bisa menarik minat sejumlah perusahaan yang berencana merelokasi usaha dari China. Daya saing mesti ditingkatkan untuk menarik investasi yang pada akhirnya membuka banyak lapangan kerja bagi warga setempat.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke lahan Kawasan Industri Batang di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Selasa (30/6/2020). Dalam beberapa waktu ke depan, sejumlah perusahaan berencana merelokasi usaha dari China ke sejumlah negara. Jokowi berharap Indonesia bisa menjadi negara tujuan relokasi usaha perusahaan-perusahaan tersebut.
”Sekali lagi, tujuan besarnya adalah membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya bagi warga kita. Jangan sampai kita tidak mendapatkan perusahaan itu untuk masuk ke Indonesia,” kata Jokowi.
Agar mampu bersaing dengan negara-negara lain, Indonesia, termasuk Kawasan Industri Batang, diminta meningkatkan daya saing. Peningkatan tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan kemudahan dan pelayanan sebaik-baiknya bagi investor.
Jokowi mencontohkan, jika negara lain menawarkan harga tanah Rp 1 juta, Indonesia harus bisa memberikan harga Rp 500.000. Jika di negara lain perlu waktu 1 pekan untuk mengurus perizinan, di Indonesia harus bisa mengurus perizinan dalam 1-2 hari.
Jika negara lain menawarkan harga tanah Rp 1 juta, Indonesia harus bisa memberikan harga Rp 500.000. Jika di negara lain perlu waktu 1 pekan mengurus perizinan, Indonesia harus bisa 1-2 hari.
Ke depan, urusan perizinan investasi akan dipegang langsung oleh pemerintah. Para investor hanya perlu menyewa tanah dalam jangka panjang di kawasan khusus industri yang telah disiapkan tersebut.
”Kami akan menyiapkan lahan lebih kurang seluas 4.000 hektar (ha) di sini. Pada tahap pertama, akan disiapkan 450 ha terlebih dahulu untuk membangun tiga zona yakni, manufaktur dan logistik, inovasi dan ekonomi kreatif, serta industri ringan dan menengah,” tutur Jokowi.
Dalam laporannya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan, ada 119 perusahaan yang berpotensi melakukan relokasi ke Indonesia. Total nilai investasinya diperkirakan mencapai 41,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 594,5 triliun dengan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 162.000 orang.
Dari jumlah tersebut, ada tujuh perusahan yang sudah memastikan akan merelokasi perusahaannya ke Indonesia. Relokasi tujuh perusahaan ini diperkirakan mendatangkan investasi sebesar 850 juta dollar AS atau sekitar Rp 12,2 triliun dan mampu menyerap lebih kurang 30.000 tenaga kerja lokal.
”Bidang usaha perusahaan yang akan relokasi meliputi industri elektronik, audio dan video, lampu dengan tenaga surya, hingga suku cadang kendaraan bermotor. Semua perusahaan tersebut berorientasi ekspor,” ujar Erick.
Bupati Batang Wihaji menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan tiga kawasan industri, yakni di Desa Kenconorejo, Kecamatan Tulis; Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing; dan Desa Banaran, Kecamatan Banyuputih. Tiga kawasan industri itu memiliki keunggulan, seperti ketersediaan pasokan energi listrik, kemudahan akses jalan, ketersediaan sumber air, dan ketersediaan tenaga kerja yang kompetitif.
Adapun Direktur Utama Perkebunan Nusantara (PTPN) Persero III Mohammad Abdul Gani mengatakan, nihilnya pembebasan lahan menjadi kelebihan lain dari Kawasan Industri Batang. Sebab, lahan seluas 4.000 hektar tersebut merupakan lahan milik PTPN.