Pilkada di Tengah Pandemi, KPU Kota Blitar Targetkan 80 Persen Partisipasi
Di tengah pandemi Covid-19, KPU Kota Blitar optimistis angka pilkada capai 80 persen. Persaingan kandidat yang ketat jadi penariknya.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Meski di tengah pandemi Covid-19, Komisi Pemilihan Umum Kota Blitar, Jawa Timur, menargetkan tingkat partisipasi pemilih bisa mencapai 80 persen pada pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dua pilkada sebelumnya, yakni 2015 yang hanya 71 persen dan 2010 yang hanya 77 persen.
Ketua KPU Kota Blitar Choirul Umam mengatakan, konstelasi politik menjadi pertimbangan tingginya angka partisipasi pilkada tahun ini. Pilkada kali ini kemungkinan diikuti lebih dari dua pasang calon, mirip dengan pilkada sepuluh tahun lalu.
”Pilkada 2015 hanya dua pasang calon jadi tidak terlalu seru. Berbeda dengan 2010 ada lima pasang calon. Jumlah kontestan itu memengaruhi partisipasi masyarakat. Jadi kami masih merasa optimistis. Kalau pusat menargetkan 77 persen, target kami 80 persen,” katanya saat dihubungi dari Malang, Selasa (30/6/2020).
Jumlah kontestan itu memengaruhi partisipasi masyarakat.
Sejauh ini ada tiga pasang calon perseorangan yang akan berlaga di pilkada Kota Blitar. Mereka adalah Sumari-Edi Widodo, Lisminingsih-Teteng R Condrono, dan Purnawan Buchori-Indri Kuswati. Mereka masih menjalani proses verifikasi faktual dukungan. Sementara pasangan calon yang diusung partai belum mendaftar.
Menurut Umam, tahapan pilkada tahun ini–yang sebelumnya ditunda akibat pandemi–memang membuat pihaknya harus mengatur ulang strategi. KPU Kota Blitar harus memfokuskan sosialisasi agar bisa menarik minat pemilih untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan memberikan hak suaranya.
Sosialisasi yang bisa dilakukan saat ini adalah melalui media mainstream dan media sosial. ”Jadi kami fokus bagaimana melakukan sosialisasi agar partisipasi masyarakat naik. Meski, kalau mau mencari pembenaran bisa saja kita beralasan bahwa turunnya partisipasi karena pandemi. Tetapi kami tidak berpikir seperti itu. Kami tetap berupaya,” ujarnya.
KPU Kota Blitar juga masih menunggu arahan pusat mengenai tahapan berikutnya yang harus dijalani, termasuk metode dan cara-cara kampanye. Yang pasti semua akan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
”Kemarin KPU (pusat) memberlakukan setiap pertemuan tatap muka tidak boleh lebih dari 20 orang. Meski, di Kota Blitar ada perbedaan 50 orang. Ada juga (ketentuan) berdasarkan persentase kapasitas tetapi ini belum resmi. Kemarin Dinas Kesehatan Kota Blitar juga menyebut soal kapasitas ruang. Yang penting physical distancing dan bagaimana pengaturan tamu keluar-masuk,” katanya.
Umam mengatakan, pihaknya tetap mengedepankan protokol kesehatan, termasuk saat melakukan verifikasi faktual pasangan calon perseorangan yang kini tengah berlangsung. Petugas verifikasi mendatangi 37.000 calon pemilih dengan cara datang dari rumah ke rumah menggunakan masker, penutup muka, dan pembersih tangan.
Disinggung soal 13 petugas verifikasi faktual yang hasil pemeriksaan usab (swab) negatif Covid-19, Umam mengatakan, mereka tidak akan kembali bertugas karena posisinya telah digantikan orang lain. Sebelumnya, dalam pemeriksaan tes cepat (rapid test) yang dilakukan Jumat (26/6/2020), hasilnya menyatakan bahwa ke-13 orang tersebut reaktif.
Sementara itu, dikonfirmasi secara terpisah, Ketua KPU Kabupaten Malang Anis Suhartini mengatakan belum mendapatkan pemberitahuan hasil rapid test yang dilalukan terhadap panitia penyelenggara pemilu di 33 kecamatan di Kabupaten Malang. Mereka mengikuti tes cepat pada hari Sabtu (27/6/2020) dan Minggu (28/6/2020). ”Belum,” ujar Anis singkat melalui pesan Whatsapp.