Antisipasi Meluasnya Covid-19, Puluhan OTG Dievakuasi ke Ruang Isolasi
Puluhan orang tanpa gejala klinis Covid-19 di Sidoarjo dievakuasi ke ruang isolasi khusus dan rumah sakit darurat. Ini merupakan upaya tegas memutus sebaran penyakit karena isolasi mandiri dinilai tidak efektif.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Puluhan orang tanpa gejala klinis Covid-19 di Sidoarjo dievakuasi ke ruang isolasi khusus dan rumah sakit darurat, Selasa (30/6/2020). Ini upaya tegas memutus sebaran penyakit karena isolasi mandiri dinilai tidak efektif, menyusul banyaknya temuan rendahnya disiplin dalam penerapkan protokol kesehatan.
Evakuasi terhadap orang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala klinis atau OTG ini dilakukan serentak oleh petugas puskemas dibantu aparat kepolisian. Mereka menggunakan mobil ambulans untuk membawa orang terkonfirmasi positif. Petugas yang mengevakuasi pun mengenakan alat pelindung diri lengkap, termasuk baju hazmat.
Pantauan Kompas di Desa Ketajen, Kecamatan Gedangan, warga yang dievakuasi sebanyak 10 orang. Selain orang dewasa, ada juga beberapa anak. Saat dievakuasi, mereka membawa tas berisi beberapa pakaian ganti dan peralatan kebersihan pribadi. Sejumlah sanak saudara dan tetangga melepas kepergian mereka dengan penuh haru.
Kepala Dinas Kesehatan Syaf Satriawarman mengatakan, sebanyak 60 orang terkonfirmasi Covid-19 menjadi target isolasi mandiri. Sebagian besar baru terkonfirmasi positif berdasarkan hasil uji usap. Dari 60 orang itu, salah satu yang terbanyak berasal dari Desa Ketajen yang merupakan kluster penularan Covid-19 terbaru di Sidoarjo.
Kebijakan ini diambil agar penanganan terhadap orang terkonfirmasi positif Covid-19 bisa dilakukan secara optimal. Selain itu, mencegah sebaran penyakit semakin meluas.
Selain Desa Ketajen, jumlah OTG yang banyak berasal dari Kecamatan Waru, Taman, dan Sidoarjo. Tiga kecamatan ini yang merupakan daerah dengan jumlah sebaran Covid-19 terbanyak di Sidoarjo. Petugas di puskesmas menjadi ujung tombak evakuasi sebab merekalah yang selama ini mengawasi.
Puluhan OTG yang dievakuasi dari rumahnya itu ditempatkan di ruang isolasi khusus, yakni Mal Pelayanan Publik (MPP) Sidoarjo dan hotel. Selain itu, ada pula yang dibawa ke RS Darurat Covid-19 di Jalan Indrapura, Surabaya, yang dikelola oleh Provinsi Jatim.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo telah membangun ruang isolasi khusus OTG di MPP hasil kerja sama dengan Pasukan Marinir 2. Ruang isolasi dengan kapasitas 129 orang itu saat ini terisi 20 orang. Selain itu, ada fasilitas isolasi di sebuah hotel dengan kapasitas 56 orang.
Penempatan OTG ini didasarkan pada hasil pemeriksaan kondisi kesehatan mereka. Apabila memiliki penyakit penyerta atau menunjukkan gejala klinis sedang, OTG akan dirawat di RS Darurat Covid-19. Adapun orang terkonfirmasi positif yang tidak memiliki gejala klinis atau memiliki gejala ringan bisa menjalani isolasi di hotel dan MPP.
”Kebijakan ini diambil agar penanganan terhadap orang terkonfirmasi positif Covid-19 bisa dilakukan secara optimal. Selain itu, mencegah sebaran penyakit semakin meluas,” ujar Syaf Satriawarman.
Hasil evaluasi Dinkes Sidoarjo, isolasi mandiri orang terkonfirmasi Covid-19 dinilai tidak efektif sehingga berpotensi menjadi sumber penularan di lingkungan keluarga ataupun masyarakat sekitar. Hal itu terjadi karena banyak orang terkonfirmasi positif yang tidak disiplin dalam menerapkan pola hidup bersih dan mematuhi protokol kesehatan saat menjalani isolasi mandiri.
Banyak kendala
Berdasarkan informasi yang dihimpun, upaya mengevakuasi OTG bukan perkara mudah. Di Kecamatan Taman, misalnya, sesuai data ada 15 orang yang harus di evakuasi. Mayoritas berasal dari Desa Wonocolo yang merupakan salah satu kluster penularan Covid-19 di Sidoarjo. Desa ini bersebelahan dengan pasar tradisional yang ramai pengunjung setiap harinya.
Hingga sore, petugas dari Puskesmas Taman masih berupaya mencari keberadaan para OTG yang akan dievakuasi. Ada yang sedang bekerja, ada yang tengah bepergian dengan tujuan tertentu, ada pula yang menolak dievakuasi ke tempat isolasi.
Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Waru. Kepala Polsek Waru Komisaris Anwar Sudjito mengatakan, di wilayahnya ada empat OTG yang hendak dievakuasi. Namun, petugas hanya berhasil membawa satu orang. Dua orang lainnya, yakni bapak beserta anaknya, tidak ada di rumah dan kondisi tempat tinggalnya kosong. ”Sedangkan satu orang lagi kondisinya memiliki penyakit penyerta, yakni tekanan darah tinggi, sehingga tidak memungkinkan dievakuasi,” kata Anwar.
Sidoarjo merupakan daerah dengan kasus terkonfirmasi positif terbanyak kedua di Jatim. Jumlahnya saat ini mencapai 1.523 orang, sebanyak 245 orang di antaranya sembuh dan 115 orang lainnya meninggal. Selain itu, ada 1.346 orang dalam pemantauan (ODP) dan 762 pasien dalam pengawasan (PDP).
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 ini meningkat tajam karena masifnya upaya pengetesan massal, baik melalui uji cepat maupun uji usap.
Sebagai gambaran, saat ini pengetesan massal melalui uji cepat telah menyasar lebih dari 50.000 orang. Upaya penapisan terus diperluas dengan target minimal 90.000 orang untuk mendapatkan data sebaran Covid-19 secara akurat.