Pasar tradisional di Kota Jayapura, Papua, menjadi zona merah penyebaran Covid-19. Sebanyak 36 pedagang di dua pasar positif terpapar Covid-19.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Kota Jayapura, Papua, melaksanakan tes cepat dan uji sampel usap secara massal bagi ribuan pedagang di tiga pasar tradisional pekan lalu. Hasilnya, ditemukan 36 pedagang positif terjangkit Covid-19.
Hal ini disampaikan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jayapura Rustam Saru di sela-sela pembukaan kembali Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Selasa (30/6/2020).
Rustam memaparkan, pihaknya melaksanakan tes cepat bagi ribuan pedagang di Pasar Paldam, Pasar Cigombong, dan Pasar Youtefa. Dari hasil tes cepat di Pasar Paldam, 61 dari 495 pedagang reaktif Covid-19, sedangkan di Pasar Cigombong, empat dari 295 pedagang reaktif Covid-19. Terakhir, di Pasar Youtefa, 394 dari 1.958 pedagang menunjukkan hasil reaktif.
Para pedagang yang reaktif itu kemudian menjalani tes spesimen. Sebanyak 140 pedagang di Pasar Youtefa, 4 pedagang dari Pasar Cigombong, dan 495 dari Pasar Paldam yang reaktif Covid-19 telah menjalani pemeriksaan sampel usap. ”Hasilnya, 20 pedagang di Pasar Youtefa dan 16 pedagang di Pasar Paldam positif Covid-19,” kata Rustam.
Ia menuturkan, 254 pedagang di Pasar Youtefa masih menunggu hasil pemeriksaan sampel usap di laboratorium milik Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua. ”Kami mengeluarkan kebijakan hanya pedagang yang memiliki kartu keterangan bebas Covid-19 yang boleh berjualan kembali di pasar,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, pasar merupakan zona merah penyebaran Covid-19 di Kota Jayapura. Diduga penderita awal Covid-19 yang berasal dari kluster Jakarta ataupun Makassar sempat berinteraksi dengan para pedagang di sejumlah pasar tradisional.
”Kami akan melakukan kegiatan pembersihan dan penyemprotan disinfektan ke seluruh area pasar sebanyak dua kali dalam sebulan. Ini untuk mencegah penyebaran virus di kawasan tersebut,” ujar Rustam.
Rustam pun berharap tidak terjadi penumpukan sampel usap warga Kota Jayapura di laboratorium. Hal ini supaya warga bisa secepatnya mengetahui status kesehatannya dan segera mendapatkan perawatan secara lebih dini jika memang terbukti positif.
”Banyak sampel warga kami yang tertumpuk di laboratorium belum diperiksa. Mudah-mudahan ada tambahan alat pemeriksaan sampel usap dan tenaga kesehatan di laboratorium,” ucap Wakil Wali Kota Jayapura ini.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Antonius Oktavian mengatakan, masih terdapat 1.011 sampel usap yang belum diperiksa hingga Selasa siang.
”Kemampuan kami hanya dapat memeriksa maksimal 300 sampel per hari. Mudah-mudahan ada tambahan alat pemeriksaan sampel usap di rumah sakit rujukan Covid-19,” kata Antonius.