Satu pleton pasukan gabungan Polri dan TNI berjaga di Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Langkah ini diambil pascainsiden perusakan rumah sakit oleh warga yang menolak hasil tes cepat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Satu pleton pasukan gabungan Polri dan TNI berjaga di Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Langkah ini diambil pascainsiden perusakan rumah sakit oleh warga yang menolak hasil tes cepat Covid-19 pada Kamis (25/6/2020).
Sekelompok pemuda menyerang RSUD Oksibil Kamis pekan lalu pukul 21.00 WIT. Para pelaku tak terima saat kerabatnya, PW, akan diisolasi pihak rumah sakit karena hasil tes cepatnya reaktif Covid-19.
Kejadian ini menyebabkan kerusakan di sejumlah ruangan, seperti posko Covid-19, UGD, apotik, ruang anak, kantor rumah sakit, dan poli Covid-19. Mobil ambulans dan satu unit mobil dinas milik rumah sakit juga rusak
”Tenaga kesehatan kini telah bekerja kembali seperti biasa. Satu pleton pasukan berjumlah 30 orang telah berada di RSUD Oksibil agar masalah ini tak terulang kembali,” kata Kepala Polres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Ferdian Indra Fahmi saat dihubungi dari Jayapura, Senin (29/6/2020).
Ia menegaskan, perusakan RSUD Oksibil merupakan pelanggaran hukum. Rumah sakit adalah fasilitas umum pelayanan kesehatan masyarakat yang vital. Kejadian itu telah mencederai nilai kemanusiaan.
”Kami belum menetapkan tersangka karena penyelidikan masih terus berjalan. Diperkirakan jumlah pelakunya 10 orang,” kata Ferdian.
Selain itu, Polres Pegunungan Bintang juga telah melakukan mediasi antara pihak RSUD Oksibil, Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pegunungan Bintang, dan tokoh adat setempat, pada Jumat (26/6/2020).
”Dalam pertemuan itu, kami mengimbau perwakilan masyarakat agar tidak mengulangi insiden perusakan fasilitas kesehatan di Pegunungan Bintang. Warga dapat menyampaikan sikapnya dengan berdialog,” tambah Ferdian.
Rumah sakit adalah fasilitas umum pelayanan kesehatan masyarakat yang vital. Kejadian itu telah mencederai nilai kemanusiaan.
Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pegunungan Bintang Jeremias Tapyor mengatakan, tes cepat tengah dilakukan terhadap masyarakat. Tujuannya, persiapan sebelum Pegunungan Bintang memasuki tahapan normal baru.
Direktur RSUD Oksibil Irene Wayne mengatakan, pihaknya melaksanakan isolasi bagi warga yang reaktif Covid-19 dari hasil tes cepat. Hal itu sesuai dengan anjuran pemerintah.
”Kami berharap kejadian ini tak terulang lagi. Insiden itu membuat tenaga kesehatan dan pasien merasa sangat ketakutan,” ungkap Irene.