Polisi Usut Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19 di Ambon
Ratusan warga mengambil paksa jenazah seorang pasien Covid-19, di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Batu Merah, Kota Ambon, Maluku, Jumat (26/6/2020) petang.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Ratusan warga menghadang mobil jenazah yang mengangkut jenazah HK (58), pasien Covid-19, di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Batu Merah, Kota Ambon, Maluku, Jumat (26/6/2020) petang. Warga mengambil paksa jenazah tersebut lalu membawanya ke rumah keluarga. Polisi menilai tindakan itu melawan hukum sehingga akan diproses hukum.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, HK meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon pada Jumat pagi. Pada awalnya, HK masuk ke rumah sakit itu dengan keluhan kanker usus, penyakit yang sudah lama diderita. Saat masuk rumah sakit, dirinya menjalani tes cepat dengan hasil reaktif. Selanjutnya dilakukan tes usap, hasilnya pun positif. Hasil tes itu diumumkan sebelum HK meninggal.
Namun, pihak keluarga berkeyakinan HK meninggal bukan karena Covid-19. Mereka lalu mendatangi RSUD Haulussy pada Jumat siang. Tanpa alat pelindung diri memadai, mereka memaksa masuk hingga ke dalam ruang perawatan pasien Covid-19. Mereka lalu menyentuh dan memeluk jenazah itu dan meminta kepada pihak rumah sakit agar keluarga dapat memakamkannya. Kegaduhan pun terjadi di rumah sakit.
Pihak rumah sakit dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 lalu bernegosiasi dengan beberapa anggota keluarga. ”Di rumah sakit, pihak keluarga sudah setuju bahwa korban ini akan dimakamkan sesuai protokol Covid-19. Akan tetapi, tiba-tiba terjadi seperti ini, kami juga tidak tahu,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Kasrul Selang.
Setelah dilakukan pemulasaraan, jenazah lalu dibawa menggunakan mobil jenazah ke tempat pemakaman korban Covid-19 di kawasan Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon. Di dalam mobil jenazah itu ada seorang anak HK. Arak-arakan mobil jenazah diikuti oleh petugas pemakaman dan beberapa personel gabungan TNI dan Polri.
Edy Maunusu (42), sopir mobil jenazah, menuturkan, saat mobil tiba di Jalan Sudirman, tepatnya Desa Batu Merah, ratusan orang sudah menghadang di jalan. Mereka memaksa Edy berhenti lalu membuka pintu belakang mobil. Mereka lalu mengambil peti jenazah dan membawanya ke salah satu rumah keluarga yang tak jauh dari jalan itu.
Mereka lalu mengeluarkan jenazah dari dalam peti dan menyemayamkannya. Peti jenazah dibawa kembali dan digeletakkan di pinggir jalan. Peti itu menjadi tontonan warga dan pengendara. Tak lama kemudian, tim yang dipimpin Kepala Polres Kota Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Komisaris Besar Leo Simatupang tiba di lokasi dan melakukan pendekatan dengan keluarga.
Negosiasi dengan pihak keluarga agar pemakaman dilakukan menggunakan protokol Covid-19 itu berlangsung selama lebih dari 3 jam. Namun, negosiasi itu menemui jalan buntu. Pihak keluarga berkeras sehingga akhirnya pemakaman dilakukan sendiri di kawasan Wara. Pemakaman dilakukan dengan prosedur normal sekitar pukul 19.00 WIT.
Menurut Leo, penghadangan dan pengambilan secara paksa jenazah itu patut diduga sebagai perbuatan melawan hukum. Aparat yang mengawal jenazah tersebut tak kuasa mengatasi massa yang berjumlah ratusan orang. ”Dari intel dan reserse sudah bekerja. Mulai dilidik,” katanya. Ia mengimbau agar kasus tersebut jangan sampai terulang.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Provinsi Maluku Benediktus Sarkol menduga ada komunikasi yang terputus antara pihak rumah sakit dan keluarga korban. ”Kenapa pemakaman untuk kasus kematian korban yang lain tetap menggunakan protokol kesehatan, sementara ini tidak bisa?” ujarnya.
Menurut dia, pemerintah dan rumah sakit berkewajiban menjelaskan kasus itu secara terbuka kepada keluarga tanpa ada yang ditutupi. Pihak keluarga juga berkewajiban menjalani protokol kesehatan.
Kejadian tersebut berpeluang menimbulkan penularan baru, seperti yang beberapa waktu lalu juga terjadi di sejumlah kota lain di Indonesia. Hingga Jumat malam, kasus Covid-19 di Provinsi Maluku sebanyak 691. Pasien yang sembuh 196 dan meninggal 14 orang.