Kasus Meluas ke Daerah, Pintu Masuk ke Desa-desa di Sumut Kian Ketat
Akses masuk ke beberapa desa-desa di Sumatera Utara diperketat. Penyebabnya, kasus penularan Covid-19 cenderung meluas, dari semula 18 daerah menjadi 26 daerah pada bulan ini.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Akses masuk ke beberapa desa-desa di Sumatera Utara diperketat. Penyebabnya, kasus penularan Covid-19 cenderung meluas, dari semula 18 daerah menjadi 26 daerah pada bulan ini.
Desa Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, masih dikarantina setelah ada 33 kasus dari 67 kasus positif di Kabupaten Simalungun. Desa tersebut pun dikarantina. Kebutuhan makanan dipasok pemerintah dari dapur umum. Selama masa karantina, warga tidak boleh keluar atau masuk ke Tanjung Hataran.
”Pintu masuk ke semua desa di Simalungun sekarang dijaga lebih ketat. Penularan kini tidak lagi hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga di perdesaan,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Simalungun Akmal Siregar, Jumat (26/6/2020).
Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Sumut, hingga Kamis (25/6/2020), kasus positif Covid-19 di Sumut mencapai 1.356 kasus atau bertambah lebih dari tiga kali lipat dibanding 1 Juni sebanyak 417 kasus. Kasus Covid-19 pun meluas dari 18 menjadi 26 kabupaten/kota selama Juni.
Penjagaan di desa-desa tetangga juga kini diperketat. Pasar Pekan Minggu Bahapal, pasar terbesar di kecamatan itu ditutup sementara. ”Kami memutuskan menutup pasar karena sangat ramai dan dikunjungi orang dari berbagai desa,” kata Camat Bandar Huluan Masrah.
Akan tetapi, Masrah mengatakan, pelaksanan karantina ini masih harus diperbaiki. Sejumlah warga masih ada yang memilih melewati jalan ladang untuk menghindari penjagaan di jalan utama.
Penjagaan ketat juga dilakukan di sejumlah desa di Kabupaten Karo. Daerah tersebut merupakan pemasok sejumlah hasil pertanian untuk Sumut dan provinsi lainnya. Dalam sepekan ini, kasus di sana meningkat, dari delapan kasus menjadi 20 kasus. Kasus positif pun tidak hanya di pusat kota di Kabanjahe, tetapi juga menyebar ke Kecamatan Merek dan Kecamatan Simpang Empat.
Gemuk Sitepu, Kepala Desa Berastepu, Kecamatan Simpang Empat, mengatakan, penjagaan di desa-desa diperketat. Mereka memeriksa dan mendata semua warga yang masuk dari daerah lain. Mereka yang datang dari luar juga dibatasi kontaknya dengan warga desa.
Meski demikian, Gemuk mengatakan, aktivitas pertanian tetap berjalan selama pandemi Covid-19. Hanya saja, sejumlah petani merugi karena harga sejumlah komoditas pangan anjlok. ”Harga cabai merah di tingkat petani di bawah Rp 10.000 per kilogram. Banyak petani yang memilih tidak memanen cabainya,” kata Gemuk.
Harga cabai merah di tingkat petani di bawah Rp 10.000 per kilogram. Banyak petani yang memilih tidak memanen cabainya.
Kepala Dinas Pertanian Pemkab Karo Matehsa Purba mengatakan, pandemi Covid-19 di Karo tidak mengganggu rantai produksi di daerah itu. Namun, harganya anjlok karena pengiriman ke daerah lain terganggu.
”Cabai merah dari Karo biasanya dikirim hingga ke beberapa provinsi di Sumatera. Namun, selama pandemi, proses pengiriman terganggu sehingga stok di Sumut menumpuk,” katanya.
Matehsa mengatakan, sejumlah komoditas sayur-mayur harganya masih tetap stabil seperti wortel, kentang, dan tomat. Hal itu karena permintaan di pasar di Sumut juga masih tinggi.