Destinasi Wisata Anak Perlu Pengaturan Lebih Khusus
Destinasi wisata yang mayoritas pengunjungnya anak dan keluarga perlu perhatian khusus. Pengelola perlu memastikan penerapan protokol kesehatan ketat mengingat anak termasuk kelompok yang rawan tertular Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Seiring simulasi pembukaan kembali aktivitas pariwisata, destinasi dengan mayoritas pengunjung anak dan keluarga perlu diperhatikan lebih khusus. Terlebih, anak termasuk kelompok rawan tertular Covid-19.
”Ini (wisatawan anak dan keluarga) butuh perhatian khusus karena anak tidak tahu bahaya dan tidak bahaya. Mereka tahunya di sini senang dan bermain begitu saja,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi seusai simulasi pembukaan kembali Taman Pintar Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (25/6/2020).
Taman Pintar Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang berada dalam lingkup kawasan wisata Malioboro. Destinasi itu menawarkan sains dan ilmu pengetahuan sebagai daya tarik wisata.
Hal ilmiah dijelaskan secara menyenangkan lewat alat peraga yang bisa dimainkan. Mayoritas pengunjung destinasi ini adalah anak dan keluarga. Kerap kali rombongan studi wisata dari luar Yogyakarta juga memilih destinasi tersebut sebagai salah satu sasaran kunjungan.
Sebagian alat peraga itu mengharuskan adanya sentuhan dalam penggunaannya. Hal ini menjadi persoalan apabila destinasi tersebut hendak dioperasikan lagi. Sebab, sentuhan termasuk salah satu yang harus dihindari pada masa pandemi Covid-19.
Heroe menyatakan, penerapan protokol kesehatan terkait alat-alat peraga tersebut harus benar-benar dijaga ketat. Salah satu contoh, penyediaan cairan antiseptik bagi pengunjung yang bisa digunakan sebelum ataupun setelah menggunakan alat peraga.
Penerapan protokol kesehatan terkait alat-alat peraga tersebut harus benar-benar dijaga ketat.
”Protokol itu harus ada di setiap wahana. Sebelum masuk harus menggunakan hand sanitizer. Keluar dari wahana juga menggunakan hand sanitizer. Jadi, memang setiap wahana harus ada protokol ketatnya,” kata Heroe.
Hal serupa disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharjo. Menurut dia, wahana berbasis media sentuh itu perlu mendapat perhatian khusus. Cukup banyak alat peraga dengan kategori itu di destinasi wisata Taman Pintar.
”Di sini cukup banyak media sentuh. Ini yang perlu betul-betul dipahami karena media sentuh sangat dihindari dalam hal pencegahan dan penularan Covid-19. Mungkin, dari uji coba ini, media sentuh tersebut memerlukan pembatasan,” kata Singgih.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Taman Pintar Yogyakarta Afia Rosdiana mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan protokol khusus terkait alat peraga berbasis media sentuh. Ada petugas yang menjaga setiap alat peraga tersebut.
Petugas juga akan selalu mengingatkan apabila pengunjung yang akan memainkan alat peraga tidak menjaga jarak sewaktu antre.
Mereka bertugas membantu pengunjung menggunakan alat peraga sekaligus meminta mereka menggunakan cairan antiseptik baik sebelum maupun sesudah memainkan alat peraga. Adapun cairan antiseptik tersedia di setiap alat peraga yang memerlukan sentuhan.
Petugas juga akan selalu mengingatkan apabila pengunjung yang akan memainkan alat peraga tidak menjaga jarak sewaktu antre. Pihak pengelola telah membuat penanda antrean agar para pengunjung bisa saling jaga jarak.
Sebelum pandemi, destinasi Taman Pintar Yogyakarta bisa menerima kunjungan wisatawan hingga 3.000 orang per hari. Jumlah kunjungan melonjak signifikan pada masa liburan, yakni berkisar 8.000 orang hingga 12.000 orang per hari.
Afia menyatakan, demi mengantisipasi kerumunan, pihaknya telah mengatur pola kunjungan wisatawan. Rombongan yang masuk secara bersama-sama ke dalam gedung hanya diperbolehkan maksimal sebanyak 30 orang. Rombongan dalam jumlah besar juga diharuskan melakukan reservasi agar alur kunjungan wisatawan dapat diatur.
”Jika jumlah rombongan yang datang lebih dari 30 orang, kami minta tour leader untuk membaginya ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing terdiri atas 30 orang. Nanti satu per satu kelompok masuk sesuai waktu yang ditentukan agar ada jedanya,” paparnya.
Pengaturan
Afia menjelaskan, pihaknya juga memberlakukan sistem check point dalam kunjungan. Ada petugas yang nanti akan mengingatkan jika satu rombongan wisatawan terlalu lama di satu zona. Wisatawan diminta pindah ke zona lain agar bisa bergantian dengan rombongan wisatawan lain.
”Rata-rata satu rombongan membutuhkan waktu sekitar 70 menit, dari masuk sampai keluar. Kami sudah membuat penghitungan batas maksimal. Tujuannya, agar jaga jarak fisik bisa tetap diterapkan,” ucapnya.
Ia menambahkan, terdapat sedikitnya tiga zona dari destinasi tersebut yang belum akan dibuka selama pandemi. Ketiga zona tersebut adalah Taman Air Menari, PAUD Timur, dan Lalu Lintas. Penutupan dilakukan guna mencegah potensi kerumunan.
”Untuk anak-anak berusia delapan tahun ke bawah, kami juga masih tutup dulu selama uji coba ini,” kata Afia.
Heroe menuturkan, saat ini, uji coba pembukaan kembali masih akan terus dilakukan. Butuh berkali-kali uji coba sebelum destinasi wisata tersebut beroperasi kembali sepenuhnya. Kesiapan destinasi menerima wisatawan perlu dipastikan.
”Pembukaan kembali kami lakukan secara bertahap dan terbatas. Untuk pertama, kami akan buka bagi warga Yogyakarta terlebih dahulu. Itu sambil kami terus melakukan evaluasi. Untuk warga dari luar daerah perlu pembahasan protokol ketat antardaerah,” katanya.