Sidoarjo Siapkan Langkah Penanganan Covid-19 Sesuai Instruksi Presiden
Presiden Joko Widodo menginstruksikan pemda tingkatkan pengetesan Covid-19 secara masif, lacak kontak erat secara agresif, dan perkuat tindakan kuratif. Menyikapi hal itu, Sidoarjo siapkan sejumlah upaya strategis.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan pengetesan Covid-19 secara masif, melakukan pelacakan kontak erat secara agresif, dan memperkuat tindakan kuratif. Menyikapi instruksi tersebut, Sidoarjo menyiapkan sejumlah langkah strategis.
Instruksi tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo menyikapi tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur. Presiden berbicara langsung dengan para kepala daerah melalui konferensi video yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jatim, Kamis (25/6/2020).
Akan ada penambahan 50.000 lagi warga Sidoarjo yang menjadi sasaran uji cepat Covid-19 mulai pekan depan. Uji cepat saat ini baru menyasar sekitar 46.000 orang dari target minimal 90.000 orang.
Menyikapi hal itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo telah menyiapkan sejumlah langkah strategis yang diyakini mampu menekan sebaran penyakit. Pertama, mengadakan pengetesan massal secara besar-besaran dengan meningkatkan kapasitas serta memperluas sasaran pengetesan.
”Akan ada penambahan 50.000 lagi warga Sidoarjo yang menjadi sasaran uji cepat Covid-19 mulai pekan depan. Uji cepat saat ini baru menyasar sekitar 46.000 orang dari target minimal 90.000 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman.
Untuk mempercepat pengetesan, kapasitas uji cepat untuk umum yang diadakan di Gelora Delta, Sidoarjo, ditingkatkan menjadi 400 orang per hari. Sebelumnya, terutama dua pekan belakangan, kapasitas uji cepat massal hanya melayani 300 orang per hari.
Pada saat bersamaan, semua puskesmas yang berjumlah 18 puskesmas akan menggelar uji cepat di wilayah masing-masing untuk menjaring orang-orang yang terpapar Covid-19, tetapi tidak menunjukkan gejala klinis atau orang tanpa gejala (OTG). Berdasarkan hasil analisis angka kemunculan konfirmasi postif Covid-19 di Sidoarjo, sebanyak 68 persen berasal dari OTG.
Selain uji cepat, Dinkes Sidoarjo juga mengadakan uji usap secara masif. Sebagai gambaran, dua hari ini dilakukan uji usap dengan menyasar 900 orang di GOR. Mereka yang menjadi sasaran adalah orang yang hasil uji cepatnya reaktif, orang yang terkonfirmasi positif dan tengah menunggu uji usap kedua, serta pasien positif yang memerlukan uji usap.
Uji usap terhadap 900 orang itu terselenggara berkat bantuan reagen dari Bank Negara Indonesia (BNI) melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Selain memanfaatkan program bantuan, Dinkes Sidoarjo juga mengoptimalkan dua mesin uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) yang ada di RSUD Sidoarjo dan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Kapasitas pengujian dua mesin ini masih sekitar 90 spesimen per hari. Pihaknya belum bisa memaksimalkan kapasitas hingga 200 spesimen per hari karena petugas yang mengoperasikan masih memerlukan ”jam terbang” lebih banyak lagi. Saat ini, dua mesin PCR dioptimalkan untuk pengujian spesimen usap dari tenaga medis dan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.
Tambah ventilator
Langkah strategis dalam upaya kuratif atau pengobatan pasien Covid-19 ditempuh dengan menambah alat kesehatan yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil pertemuan dengan semua rumah sakit rujukan Covid-19 di Sidoarjo, Kamis, alat yang paling krusial adalah ventilator atau alat bantu pernapasan pasien Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, pihaknya berkomitmen memenuhi kebutuhan ventilator di RS rujukan swasta. Laporan yang diterima gugus tugas, dari tujuh RS rujukan Covid-19 di Sidoarjo, hanya tiga yang memiliki ventilator lebih dari satu unit.
Empat rumah sakit lain hanya memiliki satu ventilator. Rencana setiap rumah sakit akan mendapat bantuan satu ventilator tambahan. Mekanismenya akan dibahas lebih lanjut, apakah melalui hibah atau pinjam pakai. Prinsipnya, agar penanganan pasien Covid-19 bisa optimal sehingga tingkat kesembuhan semakin tinggi.
Adapun terkait dengan fasilitas ruang isolasi Covid-19 untuk orang tanpa gejala klinis, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sudah menyediakan 129 tempat tidur di Mal Pelayanan Publik Sidoarjo hasil kerja sama dengan Pasukan Marinir 2 yang meliputi wilayah tengah Indonesia.
Penyediaan ruang isolasi ini dilatarbelakangi banyaknya orang terkonfirmasi positif yang menjalani isolasi mandiri, tetapi tidak konsisten menerapkan protokol kesehatan secara ketat sehingga menjadi sumber transmisi lokal bagi orang di sekitarnya, terutama keluarga dekat.
Wakil Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Covid-19 Sidoarjo Ainur Rohman menambahkan, terkait dengan upaya melakukan pelacakan kontak erat positif Covid-19 secara agresif, pihaknya telah bekerja sama dengan Polri dan TNI. Tim pelacakan kontak erat Dinkes Sidoarjo diperkuat oleh anggota Polresta Sidoarjo dan Kodim 0816 Sidoarjo.