Kasus Positif Baru Covid-19 di NTB Masih Didominasi Transmisi Lokal
Penularan Covid-19 di Nusa Tenggara Barat belum bisa dikendalikan. Itu terlihat dari masih terus terkonfirmasinya kasus positif baru di provinsi itu. Kasus dari transmisi lokal masih mendominasi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menunjukkan sampel darah yang diambil dari pedagang di Pasar Induk Mandalika, Kota Mataram, Senin (11/5/2020). Mereka akan melakukan tes cepat massal setelah salah satu pedagang di pasar tersebut, yakni SM (69), seorang perempuan, terkonfirmasi positif Covid-19 dan meninggal. Tes dilakukan dengan pengambilan sampel darah serum yang dinilai lebih baik dibandingkan dengan darah tetes.
MATARAM, KOMPAS — Penularan Covid-19 di Nusa Tenggara Barat belum bisa dikendalikan. Itu terlihat dari masih terus terkonfirmasinya kasus positif baru di provinsi itu. Kasus dari transmisi lokal masih mendominasi.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, hingga Kamis (25/6/2020), total pasien positif Covid-19 di NTB mencapai 1.119 orang yang tersebar di sembilan kabupaten kota.
Menurut Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, dari 1.119 orang itu, sebanyak 769 orang dinyatakan sembuh, 301 orang positif, dan 49 orang meninggal.
Terus bertambahnya kasus pasien positif menunjukkan penularan Covid-19 di NTB masih terjadi. Oleh karena itu, kami meminta agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Gita, Mataram menjadi daerah dengan pasien positif terbanyak, yakni 163 orang, disusul Lombok Barat dengan 70 kasus. Sisanya berada di Lombok Tengah 21 orang, Lombok Timur 18 orang, Sumbawa 7 orang, Sumbawa Barat 5 orang, Bima 2 orang, serta Dompu dan Lombok Utara masing-masing 1 orang. Pasien positif di NTB juga berasal dari luar wilayah sebanyak 13 orang.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Nurhandini Eka Dewi (tengah) bersama Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi (kiri) dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri pada konferensi pers di Mataram, Rabu (27/5/2020).
Gita menambahkan, satu-satunya wilayah yang saat ini tidak memiliki pasien positif adalah Kota Bima. Empat orang yang terkonfirmasi positif di daerah itu seluruhnya dinyatakan sembuh. Di daerah itu juga tidak ada lagi pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan.
Menurut Gita, penambahan kasus masih didominasi wilayah dengan transmisi lokal, seperti Kota Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Timur. Rabu kemarin, dari 17 kasus baru, 10 kasus berasal dari Mataram, 4 dari Lombok Barat, dan 2 dari Lombok Timur. Satu kasus lagi merupakan warga asal Malaysia yang tengah berada di Lombok Tengah.
Semua kasus yang terkonfirmasi itu hingga saat ini belum teridentifikasi sumber penularannya. Menurut Gita, seluruh pasien baru itu juga tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19.
”Terus bertambahnya kasus pasien positif menunjukkan penularan Covid-19 di NTB masih terjadi. Oleh karena itu, kami meminta agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Gita.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Kendaraan melewati baliho besar berisi ajakan memutus rantai penularan Covid-19 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (21/4/2020). Hingga hari ini, kasus positif Covid-19 di Nusa Tenggara Barat mencapai 93 kasus, sebagian besar berasal dari kluster atau kelompok penyebaran Gowa, Sulawesi Selatan.
Tidak hanya bagi masyarakat pada umumnya, Gita juga menekankan pentingnya orangtua menjaga anaknya. Itu karena kasus baru positif Covid-19 yang terkonfirmasi di NTB masih ada yang berasal dari anak balita dan anak-anak.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTB, total pasien anak dan anak balita di NTB mencapai 119 orang. Sebanyak 56 orang merupakan pasien anak usia 0-5 tahun dan 63 orang pasien anak-anak usia 6-18 tahun. Dari seluruh pasien itu, tiga anak balita meninggal.
”Oleh karena itu, kami berharap orangtua lebih perhatian terhadap kesehatan bayi dan anak balitanya. Serta tidak membawa mereka keluar tanpa pengawasan dan tidak membawa mereka berkumpul di tempat-tempat keramaian,” tutur Gita.
Sebagian besar kasus pada anak dan anak balita, menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi, karena terpapar orang tanpa gejala (OTG). Itu merupakan dampak dari masih berlangsungnya transmisi lokal di NTB. Pada saat yang sama, kelompok usia itu termasuk rentan karena sistem imunitas mereka belum sempurna sehingga gampang tertular.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Pengunjung meninggalkan Rumah Sakit Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (21/4/2020). Rumah Sakit Universitas Mataram menjadi salah satu rumah sakit di NTB yang memiliki laboratorium pemeriksaan spesimen menggunakan tes usap.
Perlindungan terbaik
Menurut Eka, tetap berada di rumah adalah perlindungan terbaik dan paling aman untuk anak-anak.
Antisipasi terhadap penambahan kasus masih terus dilakukan. Selain penelusuran riwayat kontak pasien positif, dilakukan juga pemeriksaan di pintu-pintu masuk ke NTB, seperti bandara dan pelabuhan (antarprovinsi) dengan membawa hasil pemeriksaan tes cepat atau tes usap.
Namun, dengan masih berlangsungnya transmisi lokal, yang sumber penularannya belum terindetifikasi, penerapan protokol kesehatan mutlak dilakukan. Protokol itu, menurut Gita, seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mengonsumi makanan bergizi, olahraga, berpikir positif, serta mengenakan masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan.
Pantauan Kompas, saat ini aktivitas masyarakat sudah kembali seperti sebelumnya. Penerapan protokol kesehatan cukup dipatuhi. Akan tetapi, tidak sedikit juga yang mengabaikannya, seperti tidak menerapkan jaga jarak atau tidak menggunakan masker.
”Memang tidak mudah mengimbau masyarakat. Jadi, sekarang kembali ke masing-masing orang. Jika mengajak orang lain sulit, kita sendiri yang harus menerapkan protokol kesehatan itu,” kata Munawir Gazali (30), warga Kota Mataram.