Jateng Pangkas Target Pelancong Lokal Menjadi 20 Juta Orang
Tahun ini, pariwisata Jawa Tengah hanya akan difokuskan menarik wisatawan domestik dan tidak menetapkan target kunjungan wisatawan asing. Target pelancong lokal juga dipangkas dari 51 juta orang menjadi 20 juta orang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, tahun ini, hanya akan memfokuskan diri menarik minat kunjungan wisatawan domestik dengan mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19. Target pelancong lokal yang awalnya dipatok 51 juta orang juga dipangkas menjadi 20 juta orang.
Kepala Dinas Pemuda, Pariwisata, dan Olahraga Jawa Tengah Sinung N Rachmadi mengatakan, menyadari situasi saat ini, pihaknya akhirnya merevisi target kunjungan wisatawan Nusantara. ”Sebanyak 20 juta wisatawan itu pun hanya bisa kami andalkan tercapai pada triwulan I dan triwulan terakhir saja,” ujarnya di sela-sela keterangan pers terkait uji coba operasional Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (24/6/2020).
Target 20 juta wisatawan tersebut, menurut Sinung, sangat realistis dengan mempertimbangkan jumlah wisatawan domestik pada triwulan I, yang sudah mencapai 10 juta orang. Pada triwulan terakhir, Oktober-Desember, dengan prediksi kasus Covid-19 sudah cenderung turun, diperkirakan terjadi lonjakan wisatawan domestik, yang memang sudah lama ingin berwisata.
Dengan mempertimbangkan situasi yang kurang kondusif, Sinung mengatakan, tahun ini, pihaknya sama sekali tidak menetapkan target kunjungan turis asing. ”Wisatawan asing masih menjadi kelompok rentan untuk digenjot kedatangannya. Ketika tiba-tiba ada kasus Covid-19 dari kalangan wisatawan mancanegara, akan menyulitkan bagi pihak dinas kesehatan melakukan penelusuran,” ujarnya.
Kendati demikian, menurut Sinung, pihaknya masih akan tetap menerima dan melayani wisatawan asing sebaik-baiknya. Ketika sudah sampai di Indonesia, dan mengunjungi obyek wisata, kondisi mereka dianggap sudah aman, karena sudah melalui rangkaian pemeriksaan di bandara.
Selama masa pandemi Covid-19, rata-rata hotel di Kota Magelang telah mengalami penurunan omzet karena sepinya kunjungan tamu. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Magelang Edi Hamdani mengatakan, terhitung sejak Maret, penurunan omzet rata-rata hotel di Kota Magelang mencapai 90 persen, sedangkan penurunan omzet restoran berkisar 60-70 persen per bulan.
Karena situasi belum cukup membaik, banyak hotel berbintang menurunkan harga kamar hingga 60 persen dari harga normal.
Saat ini, karena situasi belum cukup membaik, banyak hotel berbintang menurunkan harga kamar hingga 60 persen dari harga normal. ”Pada kondisi saat ini, hotel pun sulit menetapkan target kunjungan. Ibarat kata, sudah bisa membayar tagihan listrik saja sudah bagus,” ujarnya.
Jumlah hotel di Kota Magelang sebanyak 15 buah, tujuh hotel di antaranya adalah hotel berbintang dan delapan lainnya adalah penginapan kelas melati. Sejak Maret hingga sekarang, dari 15 hotel yang ada, hanya satu hotel yang tutup, yaitu Hotel Atria. Namun, saat ini, hotel tersebut sudah kembali beroperasi.
Saat ini, menurut Edi, seiring situasi yang mulai mengarah pada normal baru, banyak hotel sudah menerima pemesanan tempat untuk acara-acara, seperti pernikahan di bulan Agustus. Namun, sejauh ini, hotel pun masih bingung menetapkan batasan tamu yang dianggap memenuhi protokol kesehatan.
”Kami masih menunggu kebijakan tertulis dari Pemerintah Kota Magelang terkait pembatasan tamu untuk acara-acara di hotel,” ujarnya.
Pihak hotel pun masih bingung menetapkan batasan tamu yang dianggap memenuhi protokol kesehatan.
General Manager Hotel Atria Magelang Chandra Irawan mengatakan, sejak beroperasi kembali pada Juni ini, pihaknya berupaya menetapkan standar operasional sesuai protokol kesehatan.
Jumlah tamu juga tidak bisa digenjot optimal karena saat ini Hotel Atria Magelang menetapkan ketentuan bahwa kamar yang baru saja dipakai tidak boleh langsung ditempati tamu berikutnya.
”Mulai saat ini, kami menerapkan ketentuan bahwa kamar yang baru saja ditempati harus dibersihkan dan disterilisasi selama satu hari sehingga baru bisa ditempati hari berikutnya,” ujarnya.