Ditemukan 33 Kasus Positif Covid-19, Desa Tanjung Hataran Masih Dikarantina
Penelusuran kontak terus dilakukan setelah penemuan 33 kasus positif Covid-19 di Desa Tanjung Hataran, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pemerintah melakukan karantina desa dan memasok makanan dari dapur umum.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
SIMALUNGUN, KOMPAS — Penelusuran kontak masih terus dilakukan di Desa Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Sudah 33 kasus positif Covid-19 ditemukan di desa itu. Pemerintah juga masih melakukan karantina desa dan memasok makanan warga dari dapur umum.
”Kami masih melakukan karantina desa agar kluster itu tidak menyebar lebih luas. Sebanyak 33 kasus positif tersebut juga kami isolasi di rumah sakit,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19, Simalungun Akmal Siregar, Rabu (24/6/2020).
Akmal mengatakan, pihaknya telah melakukan penelusuran kontak dengan tes cepat terhadap lebih dari 200 orang. Semua warga yang reaktif langsung mengikuti uji reaksi rantai polimerase (PCR).
Akmal mengatakan, Desa Tanjung Hataran hingga kini masih dikarantina. Pemerintah mendirikan dapur umum untuk memasok makanan warga. Petugas menggunakan alat pelindung diri mengantar makanan ke rumah-rumah yang dibuat dalam kotak sekali pakai.
”Mereka tidak mengambil sendiri makanan ke dapur umum agar tidak ada kontak antarwarga,” ujar Akmal. Dengan status karantina desa, kata Akmal, warga Desa Tanjung Hataran dilarang keluar atau masuk ke desa. Petugas pun menjaga ketat pintu masuk desa selama 24 jam.
Akan tetapi, warga tetap diizinkan beraktivitas di dalam desa dengan syarat tidak ada kontak antarwarga. Warga pun bisa pergi bertani atau berkebun, tetapi tidak saling mengunjungi. ”Karena sebagian besar warga adalah petani dan peternak, aktivitas ekonomi desa tetap bisa berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat,” kata Akmal.
Akmal mengatakan, karantina desa dilakukan selama 14 hari dan akan dievaluasi kembali apakah diperpanjang atau tidak.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Samosir mengklarifikasi kasus pertama yang dicatat di Kabupaten Samosir. ”Kasus positif memang warga dengan alamat KTP di Samosir. Namun, dia tinggal di Medan, tertular di Medan, dan belum pernah pulang ke Samosir,” kata uru bicara GTPP Covid-19 Samosir, Rohani Bakara.
Rohani mengatakan, mereka memperketat pemeriksaan di pintu masuk menuju Pulau Samosir. Pemeriksaan suhu tubuh pun dilakukan terhadap semua orang yang masuk dari penyeberangan di Danau Toba ataupun dari jalur darat. Hingga kini belum ada kasus penularan di Samosir.
Karena sebagian besar warga adalah petani dan peternak, aktivitas ekonomi desa tetap bisa berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol Covid-19, seperti menjaga jarak, memakai masker, rajin mencuci tangan, dan tidak mendatangi keramaian. Menurut Alwi, puncak penularan Covid-19 di Sumut diperkirakan terjadi pada Juni ini.
Data GTPP Covid-19 Sumut menunjukkan, kasus positif di Sumut kini sudah menyebar ke-26 kabupaten/kota. Selama Juni, jumlah kasus positif juga meningkat signifikan dari 417 menjadi 1.232 kasus. Ada deapan kabupaten/kota di Sumut yang mencatat kasus pertama Covid-19 pada Juni ini. Daerah itu adalah Batubara, Humbang Hasundutan, Labuhanbatu Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Gunungsitoli, dan Samosir.