Sebanyak 616 personel dari unsur satpol PP, linmas, dan pegawai kelurahan dilibatkan sebagai petugas pelacakan kontak pasien positif Covid-19 untuk meningkatkan rasio pelacakan kontak dari 2,6 menjadi 25.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 616 personel dari unsur satuan polisi pamong praja, linmas, dan pegawai kelurahan dilibatkan sebagai petugas pelacakan kontak pasien positif Covid-19. Kehadiran mereka diharapkan mampu meningkatkan rasio pelacakan kontak dari 2,6 menjadi 25.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Selasa (23/6/2020), mengatakan, tambahan personel tersebut diperlukan untuk meningkatkan rasio pelacakan kontak pasien positif di Surabaya yang masih rendah. Mereka akan membantu petugas puskesmas yang selama ini melakukan pelacakan kontak di wilayahnya masing-masing.
”Dengan penambahan personel, semoga rasio pelacakan kontak bisa meningkat menjadi 25 orang tiap satu pasien positif,” katanya.
Saat ini, rasio pelacakan kontak di Surabaya 2,6; artinya dari satu pasien positif, tim hanya mampu menelusuri kurang dari tiga orang yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien dalam kurun waktu dua minggu terakhir. Idelanya, petugas harus melacak minimal 25 orang dari satu pasien positif.
Febria mengatakan, petugas tersebut sudah dibekali ilmu dalam melakukan penelusuran kontak. Petugas tersebut harus mampu mencatat orang yang pernah bertemu dengan pasien dalam dua minggu terakhir, antara lain dari pihak keluarga, rekan kerja, dan aktivitas rutinitas lain.
Dengan penambahan personel, semoga rasio pelacakan kontak bisa meningkat menjadi 25 orang tiap satu pasien positif.
Selain itu, ia memastikan tim tracing harus mengetahui satu per satu kontak erat pasien Covid-19 dengan siapa saja selama dua minggu terakhir. Seperti kontak erat bersama keluarga, tempat kerja, lalu terus berkembang yang harus ditanyakan dan dipastikan, sehingga menutup kemungkinan terjadinya kecolongan.
Dibekali
”Dalam menjalankan tugas, petugas-petugas dibekali dengan alat pelindung diri untuk mengurangi risiko penularan,” ucap Febria.
Pihaknya berencana terus menambah petugas pelacakan kontak dari unsur mahasiswa. Sekitar 100 sukarelawan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga akan dilibatkan dalam waktu dekat. Selain melakukan penelusuran kontak, mahasiswa tersebut diminta memberikan edukasi kepada warga untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto menambahkan, setiap kelurahan diberikan tambahan empat petugas pelacakan kontak. ”Ada 154 kelurahan di Surabaya sehingga total petugas tambahan mencapai 616 orang,” katanya.
Petugas yang telah dilatih diminta bisa menularkan ilmunya kepada satgas tingkat kampung. Dengan demikian, warga bisa membantu memberikan data pelacakan kontak kepada petugas untuk mengantisipasi pasien lupa ataupun berbohong dalam memberikan data kepada petugas.
Pelaksana Tugas Kepala Puskesmas Rangkah Dwi Astuti Setyorini mengatakan, salah satu kesulitan untuk melacak kontak dekat adalah pasien yang tidak jujur. Sebagian pasien positif tidak memberi tahu riwayat kepergian beserta orang-orang yang ditemui selama dua minggu sebelumnya.
”Kami kemudian bertanya kepada orang terdekat, seperti keluarga dan tetangga, yang tahu kepergian pasien tersebut,” kata Dwi Astuti.