Sempat Tuntas, Kasus Baru Covid-19 Kembali Muncul di Kabupaten Melawi
Kasus konfirmasi Covid-19 di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu sempat tuntas disembuhkan. Namun, pada Selasa (23/6/2020) sebanyak sembilan kasus baru ditemukan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kasus konfirmasi Covid-19 di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, kembali muncul, Selasa (23/6/2020), padahal sebelumnya kluster di kabupaten itu dinyatakan sembuh. Sebanyak sembilan kasus baru ditemukan. Pelacakan dan edukasi perlu terus dilakukan kepada masyarakat.
Sebelumnya, di Kabupaten Melawi terdapat kluster Covid-19 yang berjumlah 12 orang yang semuanya dinyatakan sembuh pada Sabtu (20/6/2020) sehingga tidak ada lagi kasus Covid-19 di daerah tersebut.
Namun, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Selasa melansir, berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Universitas Tanjungpura, Pontianak, total terdapat 15 kasus konfirmasi baru di Kalbar. Sembilan kasus di antaranya merupakan kasus baru di Melawi.
”Khusus kasus dari Melawi, ini merupakan kluster lama di Melawi. Yang pertama itu sebenarnya sudah selesai, tetapi ternyata muncul lagi ada tambahan kasus baru,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson.
Untuk itu, kata Harisson, Gugus Tugas Kabupaten Melawi harus benar-benar melakukan penyelidikan epidemiologi yang serius, melakukan pelacakan dan tes. Kemudian melakukan isolasi pada warga yang reaktif sehingga benar-benar bisa memutus mata rantai penularan Covid-19.
Selain di Melawi, kasus konfirmasi baru Covid-19 di Kalbar pada Selasa juga terdapat di Kabupaten Sambas sebanyak tiga orang dan Kabupaten Ketapang dua orang. Kemudian, di Kota Pontianak satu orang.
Selain itu, ada pula empat kasus konfirmasi yang berhasil sembuh. Empat kasus yang sembuh tersebar di Pontianak satu orang, Kota Singkawang satu orang, Kabupaten Kubu Raya satu orang, dan satu orang warga Jawa Tengah yang dirawat di Kalbar.
Dengan demikian, hingga Selasa (23/6/2020) secara kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar 313 kasus. Sebanyak 223 di antaranya dinyatakan sembuh dan empat orang meninggal dunia.
Tes cepat
Tes cepat (rapid test) terus dilakukan sebagai upaya deteksi dini. Pada Senin (22/6/2020), tes cepat dilakukan kepada 150 orang di Lapas Kelas II A Pontianak. Pada Selasa (23/6/2020) tes cepat dilakukan kepada 320 orang di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak.
Kemudian pada Rabu (24/6/2020) dijadwalkan ada tes cepat di Pasar Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya pada 250 orang. Pada Rabu, juga akan dilakukan tes cepat kepada 116 santri Pesantren Gontor di Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar.
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Fitriangga menuturkan, masyarakat hendaknya tetap menjalankan protokol kesehatan walaupun wilayahnya tidak ada kasus. Sebab, jika suatu daerah dinyatakan tidak ada kasus, bisa saja karena hasil pemeriksaan uji usap belum keluar.
”Karena kalau kita lihat data zona Covid-19 di Kalbar maupun di Indonesia, sifatnya dinamis, selalu berubah sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan. Maka, pemerintah daerah jangan terlena,” ujarnya.
Jika suatu daerah dinyatakan tidak ada kasus, bisa saja karena hasil pemeriksaan uji usap belum keluar.
Pemerintah hendaknya melakukan pelacakan, protokol kesehatan hendaknya tetap dilakukan secara ketat. Kemudian, promosi kesehatan dan edukasi ke masyarakat tetap dilakukan agar protokol kesehatan benar-benar dilaksanakan.
Apalagi, masyarakat terkesan tidak peduli terhadap protokol kesehatan. Hal itu terjadi mungkin saja karena edukasi yang diterima sangat kurang. Bisa juga edukasi mengenai protokol kesehatan yang ada kurang efektif.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, pada 22 Juni, sebanyak 11 kabupaten/kota di Kalbar merupakan zona kuning (risiko rendah). Kemudian tiga kabupaten berada di zona oranye (risiko sedang).