Tim Gugus Tugas Covid-19 Sulsel mempersilakan pemerintah daerah ataupun pengelola kawasan wisata dan pusat ekonomi yang tidak berada di zona merah untuk beraktivitas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Tim Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Selatan mempersilakan pemerintah daerah ataupun pengelola kawasan wisata dan pusat ekonomi yang tidak berada di zona merah untuk kembali membuka aktivitas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sejak beberapa waktu terakhir, sejumlah kawasan wisata di provinsi itu mulai kembali ramai dikunjungi warga.
Konsultan analisis kesehatan sekaligus juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulsel, Syafri Kamsul Arif, mengatakan hal ini kepada wartawan dalam konferensi pers daring di Makassar, Selasa (23/6/2020). Sejauh ini, walau kasus positif Covid-19 masih tinggi di Sulsel, 70-80 persen pertambahan kasus terkonsentrasi di Makassar.
”Kami mencatat hanya ada dua daerah yang masuk zona merah, yakni Makassar dan Luwu Timur. Karena itu, daerah yang kasusnya sedikit memungkinkan untuk memulai aktivitas pariwisata dan pusat-pusat ekonomi. Tugas penanganan pandemi ini bukan hanya soal kesehatan, melainkan juga sosial, ekonomi, dan sektor lain,” kata Syafri.
Beberapa kawasan yang selama ini jadi tempat wisata di Sulsel memang sudah mulai ramai, terutama setelah Idul Fitri. Ini, di antaranya, terlihat di kawasan Malino di Kabupaten Gowa dan Air Terjun Bantimurung di Maros. Adapun di Makassar, pusat-pusat perbelanjaan juga sudah buka kembali.
Pantauan di Malino, akhir pekan lalu, menunjukkan antusiasme masyarakat, terutama warga Makassar, mendatangi tempat wisata di daerah pegunungan itu. Kawasan hutan pinus, misalnya, dipenuhi ratusan pengunjung. Sebagian besar bahkan memasang tenda di kawasan hutan wisata ini. Sayangnya, protokol kesehatan tak dipatuhi semua pengunjung.
”Setelah beberapa bulan berdiam di rumah, saya dan keluarga butuh bersantai sejenak. Setidaknya bisa sedikit menikmati udara segar pegunungan dan hutan,” kata Arvina Juniarti (29), warga Makassar yang datang bersama anak, kedua orangtua, dan kerabatnya.
Ramainya kunjungan di Malino berdampak pada aktivitas ekonomi. Bukan hanya penyewaan vila ataupun rumah makan atau obyek-obyek wisata, melainkan juga pusat penjualan sayuran dan berbagai komoditas hortikultura. Malino adalah salah satu sentra hortikultura di Sulsel.
”Kami bersyukur sudah ada pengunjung. Jualan kami sudah lebih banyak yang beli. Kami bisa menjual langsung. Kalau tidak ada pengunjung, kami hanya menitip kepada pedagang pengumpul. Tentu menjual sendiri untungnya lebih banyak,” kata Sarifah (42), pedagang di Pasar Sentral Malino.
Di kawasan wisata Air Terjun Bantimurung, Pemerintah Kabupaten Maros sudah mengizinkan kawasan itu dibuka sejak 8 Juni lalu. Bantimurung adalah salah satu obyek wisata di kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN Babul), yang pengelolaannya bekerja sama antara pihak taman nasional dan Pemkab Maros.
Selain Air Terjun Bantimurung, kawasan yang selalu ramai pengunjung di kawasan TN Babul adalah Gunung Bulusaraung. Berbeda dengan Bantimurung, pendakian di Bulusaraung dikelola langsung pihak TN Babul melalui kerja sama dengan warga setempat.
”Untuk obyek pendakian, masih belum dibuka karena kami masih menunggu keputusan dari pusat. Selain itu, kami menyiapkan segala sesuatu, terutama terkait protokol kesehatan jika nanti Bulusaraung dibuka kembali,” kata Iqbal Abadi Rasjid, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Balocci.
Dia menambahkan, pihaknya sudah mengajukan pertemuan dengan pemerintah setempat, pihak aparat keamanan, dan puskesmas terkait penerapan protokol kesehatan tersebut. ”Bahkan, ada usulan dari pemerintah setempat untuk mengeluarkan surat keterangan berbadan sehat bagi pengunjung yang akan ke Bulusaraung,” kata Iqbal.