18 Orang di Panti Lansia Turusgede Rembang Terpapar Covid-19
Kluster penularan panti lansia di Rembang berawal dari seorang penghuni yang meninggal setelah menjalani tes cepat dengan hasil reaktif. Penularan diduga juga muncul dari seorang pegawai panti.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Petugas membantu salah satu penghuni dengan kursi roda menuju kamarnya di Panti Wreda Elim, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/5/2020). Petugas ini yang setiap hari membantu para lansia yang mulai terbatas secara fisik.
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak 18 orang, terdiri dari 9 penghuni dan 9 pegawai Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Turusgede, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Covid-19. Terungkapnya kluster panti lansia tersebut salah satunya berawal dari seorang penghuni lansia lain yang meninggal setelah menjalani tes cepat dengan hasil reaktif.
Panti lansia yang terletak di Kelurahan Turusgede, Kecamatan Rembang, tersebut ialah satu dari 15 panti lansia yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jateng. Menurut data Dinas Sosial Jateng, terdapat 67 penghuni di panti tersebut.
Sementara itu, dari 16 pegawai panti, 9 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 3 orang negatif Covid-19. Adapun 4 pegawai masih menunggu hasil tes usap (swab). Setelah terungkapnya kluster tersebut, penerapan protokol kesehatan di panti lansia itu pun diperketat.
Suasana di depan Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Turusgede, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa (23/6/2020). Sejumlah penghuni dan pegawai di panti tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, di kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Selasa (23/6/2020), mengatakan, penghuni panti yang positif telah diisolasi. Sementara penghuni lainnya tetap dilayani dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
”Setelah ada yang meninggal (reaktif), dilakukan tracking dan tracing kontak lebih luas. Yang meninggal itu penghuni panti, yang kemudian menularkan kepada yang lain,” katanya.
Yang meninggal itu penghuni panti, yang kemudian menularkan kepada yang lain.
Kepala Dinas Sosial Jateng Harso Susilo menjelaskan, pelacakan dilakukan Puskesmas Rembang 2 dan RSUD dr R Soetrasno Rembang. Dugaan penyebaran diawali dari seorang penghuni panti, laki-laki, 79 tahun, yang menjalani operasi tumor jinak di salah satu rumah sakit.
Setelah pulang ke daerah asal, ia kembali ke panti. ”Kemudian kontrol ke puskesmas dan rumah sakit. Setelah kontrol itu, pada 10 Juni 2020, ia mengeluh sesak napas dan dirujuk ke RSUD dr R Soetrasno. Langsung dites cepat dan reaktif, tetapi sorenya meninggal,” kata Harso.
Pelacakan kemudian dilakukan terhadap penghuni lain melalui tes cepat dan tes usap. Dari pengetesan itu, ditemukan sembilan orang positif Covid-19.
Dugaan penularan juga terjadi di antara para pegawai panti. Pemicunya diduga dari salah satu pegawai yang beraktivitas bisnis selepas jam pulang kantor dengan mengantar barang ke sejumlah tempat.
”Besok paginya, setelah bersih-bersih dan mengobrol dengan tiga orang temannya, ia mengeluh sesak napas. Saat makan siang juga seperti tak ada rasanya. Kemudian langsung dirujuk ke rumah sakit. Tiga temannya yang ikut mengobrol itu termasuk yang positif,” kata Harso.
Sudut taman yang menjadi ruang rekreasi bagi lansia menghabiskan masa waktunya di Panti Wreda Elim, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/5/2020).
Harso menuturkan, 18 orang yang telah dinyatakan positif Covid-19 telah dirawat di RSUD dr R Soetrasno, Rembang. Adapun penghuni dan pegawai yang sehat dikarantina di panti setidaknya selama 14 hari. Namun, pelayanan di dalam panti tetap berjalan.
Protokol kesehatan ketat pun diterapkan di panti. Terlebih para lansia merupakan golongan rentan tertular Covid-19. ”Alat pelindung diri, termasuk baju coverall, masker, sarung tangan, dan kacamata goggle kami berikan ke sana. Pak Gubernur juga sudah minta semua panti lansia di bawah kami (Pemprov Jateng) dilengkapi APD,”" ujar Harso.
Tar sebagai salah satu simbol perayaan Hari Lanjut Usia Nasional 2020 di Panti Wreda Elim, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/5/2020). Dalam kondisi di tengah pandemi Covid-19 ini, mereka selama dua bulan menjalani karantina ketat dari interaksi sosial, termasuk dengan keluarganya.