Abu Gunung Merapi di Tiga Candi Dibersihkan dengan Penyedot Debu
Hujan abu dari erupsi Gunung Merapi yang terjadi Minggu (21/6/2020) menimpa tiga candi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pembersihan abu dilakukan salah satunya dengan penyedot debu.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Abu erupsi Gunung Merapi yang menimpa tiga candi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai dibersihkan, Senin (22/6/2020). Tiga candi yang dimaksud adalah Candi Borobudur dan Candi Pawon di Kecamatan Borobudur serta Candi Pawon di Kecamatan Mungkid.
Pelaksana tugas Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Borobudur (BKB) Yudi Suhartono mengatakan, selain melakukan pembersihan manual menggunakan sapu ijuk dan menyemprotkan air, pembersihan abu Gunung Merapi juga dilakukan dengan menggunakan mesin penyedot debu.
”Mesin penyedot debu kami gunakan untuk membersihkan debu di celah-celah sempit pada bagian yang sulit dibersihkan dengan sapu, seperti celah antarbatuan ataupun lekukan di relief,” ujarnya, Senin. Untuk pembersihan tiga candi itu, BKB menggunakan sedikitnya lima mesin penyedot debu.
Kegiatan pembersihan abu di tiga candi dilakukan dengan melibatkan sedikitnya 50 personel BKB, ditambah dengan personel TNI.
Hujan abu erupsi Gunung Merapi turun dan menimpa tiga candi pada Minggu (21/6/2020). Menurut Yudi, pembersihan abu semula direncanakan dilakukan dengan cara pembersihan kering secara manual dan menggunakan penyedot debu.
Namun, karena pada Minggu malam turun hujan gerimis, abu semakin lengket melekat di batuan candi. Akibatnya, pada tahap akhir, pembersihan harus dilakukan secara optimal dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi.
Pembersihan abu di tiga candii tersebut ditargetkan berlangsung tidak akan lebih dari satu minggu. Karena cenderung bersifat asam, menurut dia, abu Merapi memang tidak boleh dibiarkan terlalu lama menempel karena akan berdampak buruk pada batuan candi.
”Jika menempel pada logam, abu yang bersifat asam tersebut akan cepat menimbulkan karat, sedangkan pada batu, abu akan cenderung mempercepat pelapukan batuan candi,” ujarnya.
Pada Minggu siang, tim dari laboratorium BKB sudah mengambil sampel abu dan diketahui abu Merapi tersebut memiliki derajat keasaman berkisar 4-5. Ketebalan abu yang menempel pada batuan candi mencapai sekitar 1 milimeter. Sekalipun tipis, abu yang tersebar merata di seluruh bangunan candi dan sempat membuat warna batu Candi Borobudur terlihat lebih putih dibandingkan hari biasa, pada Minggu.
Candi Borobudur terlihat lebih putih dibandingkan hari biasa.
Senin (22/6/2020) pagi, kegiatan pembersihan serupa juga terjadi di Candi Mendut. Salah seorang petugas teknis pelestari Candi Mendut, Haryadi (46), mengatakan, bagian tersulit dari kegiatan pembersihan tersebut adalah membersihkan abu yang menempel di sela-sela relief.
”Agar abu benar-benar hilang, kami harus menyikat bagian relief secara optimal. Namun, di satu sisi, pekerjaan itu pun harus dilakukan ekstra hati-hati karena sebagian relief sudah rapuh dan relatif mudah tergerus,” ujar Haryadi.
Sama seperti yang dilakukan di Candi Borobudur dan Candi Pawon, pembersihan di Candi Mendut juga dilakukan dengan menyemprotkan air. Namun, di Candi Borobudur, penyemprotan air bisa dilakukan untuk membersihkan stupa induk di lantai 10, sementara di Candi Mendut, bagian puncak tetap dibersihkan secara manual dengan sapu.
”Bagian puncak Candi Mendut tidak mungkin disemprot air karena sumber air berada jauh di bawah, sekitar 17 meter dari puncak candi,” ujarnya.
Pembersihan abu di Candi Mendut dilakukan dengan melibatkan empat personel. Abu, menurut Haryadi, ditargetkan tuntas dibersihkan dalam jangka waktu seminggu.