Pintu Masuk Kepulauan Nias Diperketat Setelah Kasus Positif Ditemukan
Pintu masuk menuju Kepulauan Nias, Sumatera Utara, diperketat setelah ditemukannya kasus pertama positif Covid-19. Petugas juga melakukan tes cepat massal terhadap semua kontak langsung pasien positif tersebut.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
GUNUNGSITOLI, KOMPAS — Pintu masuk menuju Kepulauan Nias, Sumatera Utara, diperketat setelah ditemukannya kasus pertama positif Covid-19 di Kota Gunungsitoli. Petugas juga melakukan tes cepat massal terhadap semua warga yang pernah kontak langsung dengan pasien positif tersebut.
”Kami sudah melakukan tes cepat terhadap lebih dari 180 orang yang menghadiri pemakaman orangtua pasien positif Covid-19 tersebut. Sampai sekarang, kami belum menemukan hasil reaktif,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Gunungsitoli Onahia Telaumbanua, Sabtu (20/6/2020).
Onahia mengatakan, Pemerintah Kota Gunungsitoli masih akan melakukan tes cepat massal terhadap semua orang yang pernah kontak dengan pasien positif tersebut. Dia datang dari perantauannya di Kota Manado, Sulawesi Utara, sejak Kamis (11/6/2020) untuk menghadiri pemakaman orangtuanya.
Pasien positif tersebut pun kini masih diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli. ”Kondisinya sebenarnya orang tanpa gejala. Namun, kami harus mengisolasinya di rumah sakit untuk mencegah penularan terhadap orang lain,” kata Onahia.
Onahia mengatakan, mereka menjaga ketat agar pandemi Covid-19 tidak sampai mewabah di kepulauan itu. Fasilitas kesehatan di sana sangat terbatas. Dari lima kabupaten/kota di kepulauan itu, hanya satu rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RSUD Gunungsitoli. ”Saat ini kami juga masih dalam proses pembangunan ruang isolasi berkapasitas 24 orang,” katanya.
Onahia mengatakan, pintu masuk menuju Nias hingga sekarang masih tetap dibuka, yakni kapal penyeberangan jurusan Kota Sibolga-Gunungsitoli. Selain itu, ada juga penerbangan Medan-Gunungsitoli dan Jakarta-Gunungsitoli. Pemeriksaan ketat, seperti wajib tes cepat Covid-19, pun dilakukan di semua pintu masuk untuk mencegah masuknya wabah Covid-19.
Kewajiban tes cepat dengan biaya sendiri membuat banyak sopir angkutan logistik memilih tidak masuk ke Nias.
Namun, mereka terkendala karena kewajiban tes cepat dengan biaya sendiri membuat banyak sopir angkutan logistik memilih tidak masuk ke Nias. ”Kami pun sempat kekurangan logistik karena Kepulauan Nias sangat tergantung kiriman dari Sumatera. Kami akhirnya mengizinkan angkutan logistik masuk dan tes cepat dilakukan secara gratis saat berlabuh di Gunungsitoli,” katanya.
Gunungsitoli pun merawat dua pasien dalam pengawasan yang reaktif tes cepat. Kedua PDP merupakan sopir truk dari Medan dan Sibolga. Namun, setelah dilakukan tes usap dengan tes cepat molekuler (TCM), kedua PDP tersebut negatif Covid-19.
Onahia pun berharap pemeriksaan di daerah keberangkatan juga diperketat. Beberapa kali mereka menemukan penumpang kapal penyeberangan ataupun penerbangan yang bisa lolos tanpa surat keterangan tes cepat di daerah asal.
Kluster desa bertambah
Sementara itu, kasus baru Covid-19 masih terus ditemukan di Desa Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun. Hingga Sabtu (20/6/2020), sudah 33 kasus positif ditemukan di desa itu. Kluster itu pun menjadi yang terbesar di Simalungun.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Simalungun Akmal Siregar mengatakan, mereka masih terus mengarantina desa untuk memutus rantai penularan di desa itu. Warga desa diizinkan berkebun dan beternak dengan syarat tidak kontak dengan warga lainnya. Pemerintah pun masih memasok makanan kepada mereka dari dapur umum.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah mengatakan, penularan Covid-19 di Sumut hingga saat ini masih terus meningkat. Kasus positif di Sumut pun mencapai 1.082 kasus, meningkat 58 kasus dalam sehari. Kasus positif pun terdapat di 25 dari 33 kabupaten/kota di Sumut.