Kluster Keluarga Terus Bertambah, Pemkot Malang Pertimbangkan Pindah Tempat Isolasi
Jumlah kasus Covid-19 dari kluster keluarga di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (18/6/2020), terus bertambah. Pemerintah Kota Malang menyiapkan skenario memindahkan pasien ke tempat isolasi di RSUD Kota Malang.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis (18/6/2020) terus bertambah. Penambahan berasal dari keluarga pasien positif Covid-19 sebelumnya. Pemerintah Kota Malang menyiapkan skenario memindahkan pasien ke dua tempat isolasi, seperti RSUD Kota Malang dan tempat karantina di BPSDM Provinsi Jawa Timur di Jalan Kawi.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Malang per Kamis (18/6/2020) sore, jumlah kasus Covid-19 bertambah 15 kasus. Sebanyak dua kasus terkonfirmasi meninggal, empat orang telah sembuh, dan sembilan orang dirawat di rumah sakit.
”Dari penambahan jumlah 15 kasus itu, lima di antaranya merupakan kontak erat pasien sebelumnya di wilayah Kelurahan Arjosari, dua orang adalah kontak erat pasien positif di Jalan Mgr Sugiopranoto, serta lainnya tersebar di Kelurahan Purwodadi, Lesanpuro, Kotalama, dan beberapa wilayah lain. Dua di antaranya merupakan hasil usap mandiri dari warga di Permata Jingga dan Sulfat Indah,” kata Kepala Bagian Humas Pemkot Malang Nur Widiyanto.
Dengan penambahan 15 kasus baru tersebut, saat ini jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dirawat di Malang ada 75 orang. Jumlah pasien dalam pengawasan 106 orang dan 39 orang dalam pantauan (ODP).
”Untuk pasien positif dengan kondisi rumah tidak memungkinkan akan diskenariokan dirawat di RS karantina, yaitu di RSUD Kota Malang. Sementara untuk PDP yang tidak terpapar, tetapi berisiko terpapar, akan diskenariokan dipindah ke rumah aman di Balai Pengembangan SDM Provinsi Jawa Timur di Jalan Kawi,” kata Widiyanto.
Untuk pasien positif dengan kondisi rumah tidak memungkinkan akan diskenariokan dirawat di RS karantina, yaitu di RSUD Kota Malang.
Meski begitu, Widiyanto mengatakan, isolasi mandiri tetap menjadi pilihan utama bagi pasien yang tidak mengalami gejala klinis. ”Meski ada skenario memindahkan tempat perawatan atau isolasi, bagi yang tidak menderita gejala klinis, tetap diutamakan isolasi mandiri di rumah. Bagi mereka ini terapi herbal akan diutamakan,” katanya.
Pertimbangan untuk tetap memprioritaskan isolasi mandiri di rumah masing-masing, menurut Widiyanto, berdasarkan tiga alasan, yakni mempertimbangkan kenyamanan pasien untuk mendukung psikologi mereka, tingkat kesembuhan isolasi mandiri pada beberapa kasus terbukti lebih tinggi, mereduksi tingkat singgungan dari pasien yang dirawat di RS dan mengurangi beban tenaga medis.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan, isolasi mandiri dalam keluarga dengan kasus Covid-19, memang tidak mudah. Disiplin, menurut dia, merupakan salah satu kunci agar tidak turut tertular keluarga yang positif.
”Terapkan protokol kesehatan ketat seperti tetap gunakan masker dan tidak bersinggungan dengan keluarga yang terkonfirmasi positif, gunakan perlengkapan yang terpisah, dan terus terapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata Husnul.