Pemerintah daerah diminta mengoptimalkan percepatan tanam padi jelang musim kemarau tahun ini. Hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan yang diprediksi bakal terjadi pascapandemi Covid-19.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah daerah diminta mengoptimalkan percepatan tanam padi jelang musim kemarau tahun ini. Hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan yang diprediksi bakal terjadi pascapandemi Covid-19.
”Selesai panen, sawah jangan dibiarkan menganggur dan bisa langsung dilakukan percepatan tanam,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat meninjau kegiatan Gerakan Percepatan Olah Tanah/Tanam (GPOT) Padi di Desa Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (19/6/2020).
Menurut dia, petani harus berpacu dengan musim kemarau yang diprediksi bisa lebih panjang. Untuk itu, hujan yang masih mengguyur wilayah Indonesia saat ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk mengolah lahan pertanian. Selain mengolah sawah, petani juga bisa memanfaatkan pematang sawah dan lahan kosong untuk menanam tanaman hortikultura.
Sebelumnya, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah memperingatkan ancaman krisis pangan akibat kekeringan. Pandemi Covid-19 diprediksi akan memperparah kondisi ini.
Sebagai salah satu sentra pertanian, Lampung berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional. Selain padi, Lampung juga menjadi lumbung ternak, jagung, dan ubi kayu.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyatakan siap berkontribusi dalam meningkatkan produksi pangan nasional lewat gerakan percepatan olah tanah. Hingga Juni 2020, Lampung sedang mengejar target luas tanam padi hingga 205.636 hektar.
Lampung sedang mengejar target luas tanam padi hingga 205.636 hektar.
Untuk mendukung ketahanan pangan, Lampung mempunyai potensi rawa seluas 85.780 hektar yang bisa manfaatkan. Hingga saat ini, lahan rawa yang sudah digarap menjadi lahan pertanian seluas 42.148 hektar.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Lampung Kaslan menuturkan, pemerintah daerah harus memastikan ketersediaan air agar program percepatan tanam berhasil. Pasalnya, saluran irigasi yang mengaliri sentra pertanian di Lampung masih terkendala karena adanya perbaikan dari Bendungan Batu Tegi di Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Peternakan
Selain meninjau sentra pertanian di Kabupaten Lampung Tengah, Syahrul juga mengunjungi PT Superindo Jaya Utama di Kota Metro, Lampung. Syahrul mengapresiasi pembiakan sapi lokal dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang sudah berhasil dilakukan di perusahaan itu sejak tahun 2012.
Saat ini, kebutuhan daging nasional mencapai jumlah 700.000 ton. Dari jumlah itu, baru sekitar 400.000 ton daging yang bisa dipenuhi.
Untuk itu, Lampung harus memperluas sentra peternakan sapi. Selain ketersediaan pakan lokal, lahan untuk membangun peternakan di Lampung juga masih tersedia.
Direktur PT Superindo Jaya Utama Sumin menuturkan, perusahaan memulai pembiakan sapi dengan 1.500 ekor sapi. Selain memanfaatkan onggok singkong, perusahaan juga memanfaatkan rumput gajah. Saat ini, jumlah sapi hasil pembiakan sapi mencapai 3.000 ekor.