Puskesmas di Kolaka Ditutup Sementara, Tenaga Kesehatan Isolasi Mandiri
Sebuah puskesmas di Kabupaten Kolaka, Sultra, ditutup sementara setelah seorang apotekernya diketahui positif Covid-19.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Tim kesehatan di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, menutup sementara pelayanan di Puskesmas Baula setelah seorang apoteker diketahui positif Covid-19. Sebanyak 32 tenaga kesehatan menjalani isolasi mandiri sembari menunggu hasil uji laboratorium.
Kepala Puskesmas Baula Ridwan, dihubungi dari Kendari, Kamis (18/6/2020), mengatakan, pelayanan di puskesmas ditutup tiga hari terakhir sejak seorang apoteker dinyatakan positif Covid-19. Pelayanan gawat darurat sementara dialihkan ke puskesmas tetangga.
”Pelayanan di desa masih bisa jalan. Tapi, kalau puskesmas, kami tutup sementara sembari menunggu hasil uji laboratorium. Sebanyak 32 tenaga kesehatan puskesmas sudah diuji usap dan sekarang menjalani isolasi mandiri, termasuk saya,” kata Ridwan.
Ridwan menceritakan, apoteker yang positif Covid-19 diketahui sejak Jumat pekan lalu. Ia masih masuk kerja beberapa waktu sebelum dilakukan uji cepat. Apotoker itu melakukan pekerjaan seperti biasa, bahkan ke gudang farmasi Kolaka untuk mengambil obat.
Uji cepat terhadap apoteker itu dilakukan, tambah Ridwan, karena suaminya diketahui reaktif Covid-19 saat diuji cepat. Sang suami pernah melakukan perjalanan dinas ke Jakarta, akhir Mei lalu.
”Saat dilakukan uji cepat, petugas kami yang apoteker ini ternyata reaktif juga. Ia telah menjalani isolasi mandiri sejak hasil uji cepat menunjukkan hasil reaktif. Meski demikian, ia masih masuk kerja untuk beberapa waktu walau sang suami menunjukkan hasil reaktif,” kata Ridwan.
Pelayanan puskesmas akan dibuka kembali ketika hasil uji laboratorium keluar dan semua dipastikan sehat.
Pengambilan spesimen, tambah Ridwan, lalu dilakukan untuk pasangan tersebut beserta seorang anaknya. Saat hasil keluar, tiga orang dalam satu keluarga ini dinyatakan positif Covid-19.
”Kami lalu diskusi dengan gugus tugas dan dinas kesehatan, serta disarankan untuk isolasi mandiri dan dilakukan uji usap. Pelayanan puskesmas akan dibuka kembali ketika hasil uji laboratorium keluar dan semua dipastikan sehat,” ujar Ridwan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kolaka dr Mohammad Aris menyampaikan, penutupan sementara layanan Puskesmas Baula untuk mencegah penularan virus semakin meluas. Penelusuran kontak terus dilakukan sembari menunggu hasil uji spesimen terhadap 32 petugas puskesmas.
Pengujian spesimen uji usap (swab), ucap Aris, terus dilakukan seiring terus bertambahnya kasus positif. ”Kalau kontak erat atau mereka yang terdata sebagai orang tanpa gejala, kami langsung ambil swab, tidak perlu tes cepat lagi. Sejauh ini, jumlah yang sudah diambil spesimen sekitar 400 sampel,” kata Aris.
Dengan wilayah yang termasuk zona merah, Aris melanjutkan, pihaknya melakukan protokol pemeriksaan ketat bagi pendatang atau mereka yang baru saja melakukan perjalanan ke luar kota. Semua yang datang harus menjalani isolasi mandiri dan diarahkan untuk melakukan uji cepat.
Jumlah kasus positif di Kolaka sebanyak sembilan orang, di mana tiga orang di antaranya telah sembuh. Namun, puluhan orang masih menunggu hasil uji laboratorium karena termasuk kontak erat pasien positif atau mereka yang dideteksi reaktif dalam uji cepat.
Sementara itu, pasien positif Sultra mengalami penambahan sebanyak 34 kasus. Penambahan terbanyak terjadi di Kabupaten Buton dengan jumlah 30 kasus baru. Empat kasus lainnya tersebar di sejumlah daerah.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Sultra dr La Ode Rabiul Awal mengungkapkan, penambahan 30 kasus di Buton sebagian besar merupakan kontak erat dengan pasien positif sebelumnya. Jumlah kasus dari kontak erat itu mencapai 27 orang.
”Dari kasus pertama, yaitu PDP (pasien dalam pengawasan) yang meninggal dan dinyatakan positif, melahirkan kluster baru di Buton. Penelusuran kontak terus dilakukan di daerah. Sementara itu, kasus lainnya yang tersebar di sejumlah daerah adalah kasus sporadis,” kata Rabiul.
Rabiul mengatakan, bertambahnya jumlah kasus menunjukkan penyebaran virus korona belum berhenti. Masyarakat diimbau tetap patuh dalam menjalankan protokol kesehatan dengan jaga jarak fisik dan memakai masker. Sementara itu, gugus tugas diharapkan terus melakukan penelusuran secara masif dan memperbanyak pengujian.