Kasus Covid-19 di Karawang Bertambah dari Pelacakan Kontak Erat
Dari hasil pemeriksaan tes usap tenggorokan, empat warga Karawang, Jawa Barat dinyatakan positif Covid-19, Kamis (18/6/2020). Penyebaran diduga karena warga bersinggungan langsung dengan seorang pasien
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Dari hasil pemeriksaan tes usap tenggorokan, empat warga Karawang, Jawa Barat, dinyatakan positif Covid-19, Kamis (18/6/2020). Penyebaran diduga karena warga bersinggungan langsung dengan salah satu pasien positif Covid-19.
Lonjakan kasus hari ini merupakan yang tertinggi dalam dua minggu terakhir. Kasus baru ini adalah hasil pelacakan tim gugus tugas terhadap seorang pasien asal Kecamatan Klari berusia 42 tahun yang diumumkan Selasa(16/6) sore. Sebelumnya, penderita dirawat di rumah sakit swasta dengan gejala awal demam berdarah dengue. Saat akan dipindah ke rumah sakit swasta lainnya, penderita melakukan tes usap tenggorokan dan diketahui positif Covid-19.
Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana mengatakan, hasil penelusuran kontak dekat terhadap pasien tersebut didapati ada empat orang positif Covid-19. Tiga orang di antaranya masih ada hubungan keluarga dan seorang lainnya adalah tetangga pasien.
Ini menjadi sumber penularan. Masyarakat banyak yang melanggar aturan, tidak memakai masker, berkerumun, dan tidak menjaga jarak.
Penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat, dinilai Fitra, masih luas dan belum terdeteksi sepenuhnya. Ada dua faktor penyebab, yakni sebagian masyarakat tidak menyadari dirinya terjangkit Covid-19 karena tidak menunjukkan gejala khusus dan tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan saat keluar rumah. Kondisi ini menurunkan kewaspadaan masyarakat karena sebagian merasa baik-baik saja, padahal tidak ada jaminan aman.
”Ini menjadi sumber penularan. Masyarakat banyak yang melanggar aturan, tidak memakai masker, berkerumun, dan tidak berjaga jarak,” ujar Fitra dalam keterangan tertulisnya.
Hingga hari ini, Dinkes Karawang mencatat ada 30 orang terkonfirmasi Covid-19, 20 orang di antaranya sembuh dan 10 orang dalam perawatan. Kasus Covid-19 di Karawang didominasi kaum milenial, yakni 70 persen dari total kasus positif. Hal ini menunjukan, kaum milenial berisiko tinggi tertular dan menularkan Covid-19.
Bahkan, lanjut Fitra, lebih dari setengahnya tidak menunjukan gejala. Menurut dia, masih banyak orang yang bebas bergerak dan berinteraksi dengan banyak orang tapi belum melakukan tes usap tenggorokan. Sebagian mungkin merasa aman dan sehat, tapi justru berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19 kepada orang lain.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Karawang Nanik Jodjana sebelumnya mengatakan tidak mudah bagi pihaknya menelusuri sumber penularan kasus-kasus tersebut atau terjadi transmisi lokal. Upaya penelusuran dilakukan segera dengan memeriksa orang-orang yang kontak erat dengan pasien di keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan tempat kerja.
Tidak diketahuinya sumber tersebut berpotensi meningkatkan jumlah orang yang tertular. Pemkab Karawang juga berupaya melakukan pengawasan dan penutupan sejumlah sektor hiburan, mal, dan tempat wisata selama perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga 26 Juni 2020. Masyarakat diminta tetap waspada dan tidak boleh menganggap enteng virus ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinkes Karawang Yayuk Sri Rahayu menambahkan, hingga saat ini ada 1.453 sampel tes usap tenggorokan yang telah diujikan di Karawang. Hasil analisis sampel dapat diketahui lebih cepat karena Karawang sudah memiliki alat uji reaksi berantai polimerase di dua rumah sakit, yakni RS Umum Daerah Karawang dan RS Khusus Paru Jatisari Karawang.
Dalam sehari kapasitas pengujian yang dapat dilakukan sebanyak 32 sampel spesimen di RSPK Karawang dan 16 sampel spesimen di RSUD Karawang. Pihaknya berupaya melakukan tes usap tenggorokan massal kian gencar di seluruh kecamatan untuk menekan penyebaran. Pengadaan tes dilakukan setiap dua hari sekali dengan target 250 orang.