Acara Bakar Ikan di Desa Ketajen Jadi Kluster Baru Covid-19 di Sidoarjo
Kluster penularan Covid-19 di Sidoarjo bertambah dengan munculnya delapan kasus baru dari acara bakar ikan masyarakat di Desa Ketajen yang mengabaikan protokol kesehatan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kluster penularan Covid-19 di Sidoarjo bertambah dari aktivitas bakar ikan masyarakat di Desa Ketajen, Kecamatan Gedangan, yang mengabaikan protokol kesehatan. Pemerintah daerah terus memperkuat penapisan massal sebagai upaya deteksi dini sebaran Covid-19 di wilayahnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sidoarjo Atok Ilah mengatakan, kluster baru ini merupakan transmisi lokal. Sumbernya diduga kuat berasal dari kegiatan bakar ikan dan makan bersama yang dilakukan sekelompok warga di Desa Ketajen. Kejadiannya tepat pada malam takbiran.
”Dari aktivitas tersebut, saat ini sudah ada delapan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Bahkan, orangtua dari salah satu orang terkonfirmasi positif meninggal. Namun, belum pernah ada pemeriksaan terhadap yang meninggal tersebut,” ujar Atok Ilah, Kamis (18/6/2020).
Selain itu, ada 24 warga yang reaktif (positif) berdasarkan hasil uji cepat Covid-19 yang dilakukan Dinkes Sidoarjo. Sebanyak 24 orang yang reaktif itu berasal dari 50 orang yang melakukan kontak erat dengan terkonfirmasi positif. Sebanyak 50 orang ini semuanya telah menjalani uji cepat.
Dari aktivitas tersebut, saat ini sudah ada delapan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Bahkan orangtua dari salah satu orang terkonfirmasi positif meninggal. Namun, belum pernah ada pemeriksaan terhadap yang meninggal tersebut.
Atok Ilah mengatakan, 24 warga Desa Ketajen yang reaktif berdasarkan hasil uji cepat Covid-19 saat ini diminta menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sebanyak 24 orang itu segera menjalani uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) untuk mengonfirmasi positif Covid-19.
Hasil konfirmasi itu menjadi dasar kebijakan yang diambil pemerintah daerah. Apabila hasilnya banyak yang positif, pelacakan kontak erat akan diperluas. Hasil penelusuran kontak itu menjadi pijakan untuk menggelar uji cepat secara massal di perkampungan.
Sebelumnya, Sidoarjo memiliki kluster penularan Covid-19 Desa Waru. Sumber penularan berasal dari aktivitas tahlilan yang digelar masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, ada kasus warga yang membuka jenazah positif Covid-19 di Desa Pepelegi sehingga menjadi sumber penularan massal.
Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbesar kedua di Jatim. Jumlah orang terkonfirmasi positif saat ini mencapai 1.057 jiwa, sebanyak 158 orang di antaranya sembuh dan 86 lainnya meninggal. Selain itu, jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 638 orang.
Meningkat
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, jumlah kasus Covid-19 di wilayahnya terus meningkat setiap hari pada masa transisi normal baru. Saat ini pertambahannya atau jumlah kasus baru mencapai 31-32 per hari. Angka pertambahan kasus baru itu sama dengan saat diterapkan pembatasan sosial berskala besar periode kedua.
Jumlah penambahan kasus baru Covid-19 di Sidoarjo seharusnya turun pada masa transisi normal baru saat ini. ”Namun, faktanya penambahan kasus baru justru lebih besar daripada saat PSBB periode ketiga, bahkan hampir sama dengan PSBB periode kedua yang angka penambahannya tinggi,” kata Syaf Satriawarman.
Langkah strategis yang dilakukan antara lain mempercepat uji usap agar penanganan yang dilakukan tepat. Sidoarjo baru saja mendapatkan bantuan reagen uji usap sebanyak 1.000 dari rencana 50.000 reagen. Reagen itu untuk memenuhi kebutuhan laboratorium kontainer dengan mesin PCR yang terpasang di Gelora Delta Sidoarjo sejak tiga pekan lalu.
”Kapasitas pengujian mesin ini sekitar 200 spesimen setiap hari,” ucap Syaf Satriawarman.
Uji usap mulai dilakukan Jumat (19/6/2020) dengan prioritas orang yang sudah masuk dalam daftar tunggu. Jumlahnya saat ini 435 orang yang mayoritas pasien di rumah sakit rujukan Covid-19. Jumlah Itu belum termasuk warga yang terjaring dari kegiatan uji cepat massal.
Saat ini Dinkes Sidoarjo juga menggelar uji cepat massal di GOR dengan kuota 300 orang per hari pada 12-20 Juni. Lima hari belakangan ini, animo masyarakat mengikuti uji cepat sangat tinggi, lebih dari 1.500 orang atau melebihi kuota. Ada juga permintaan uji cepat Covid-19 dari para santri yang hendak kembali ke pesantren.
”Dari pelaksanaan uji cepat Covid-19 secara massal di GOR, saat ini didapati ada 32 orang yang harus ditindaklanjuti dengan uji usap untuk mengonfirmasi paparan virus korona galur baru,” kata Syaf Satriawarman.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungannya ke Sidoarjo, Kamis (17/6/2020) malam, meminta pemerintah daerah mencari upaya paling efektif untuk menangani sebaran Covid-19 karena angka kejadiannya terus bertambah.
Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik berkontribusi terbesar, yakni 68 persen, bahkan pernah menyentuh 70 persen terhadap jumlah total kasus positif Covid-19 di Jatim.