Tes Cepat Acak di Kota Yogyakarta Sasar Beragam Rentang Usia
Pemerintah Kota Yogyakarta terus menggencarkan pelaksanaan tes cepat acak guna memetakan persebaran penularan Covid-19 yang tak terdeteksi di wilayah tersebut. Kini, tes cepat menyasar warga dari berbagai rentang usia.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Yogyakarta terus menggencarkan pelaksanaan tes cepat acak yang kini menyasar warga di 35 kelurahan setempat. Hal ini bagian dari upaya pemetaan kondisi persebaran penularan Covid-19 yang tak terdeteksi di wilayah tersebut. Sasaran tes cepat dari beragam rentang usia.
”Ini kami lakukan terus (tes cepat acak). Mau tidak mau, kita harus mengetahui betul kondisi masyarakat di Kota Yogyakarta secara keseluruhan. Ketika akan menuju new normal, kan, kita harus betul-betul tahu seperti apa kondisinya. Hasil sampling ini menjadi bagian dari pengambilan keputusan nantinya,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi seusai memantau pelaksanaan tes cepat acak di Puskesmas Danurejan, Kota Yogyakarta, Rabu (17/6/2020).
Tes cepat acak kini menyasar warga dari 35 kelurahan yang tersebar di wilayah Kota Yogyakarta. Tes cepat dilakukan terhadap 618 orang warga. Rentang usianya beragam, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Adapun lokasi pelaksanaannya di puskesmas terdekat dari rumah peserta tes cepat.
Heroe menyampaikan, anak-anak turut menjadi sampel yang diambil tes cepat agar potret peta persebaran itu bisa diperoleh secara utuh. Untuk itu, perlu ada keterwakilan dari berbagai rentang usia.
”Dengan sampling ini, kami ingin memberikan representasi bahwa yang diperiksa sudah dari beberapa segmen kelompok usia ataupun segmen profesi,” kata Heroe.
Anak-anak turut menjadi sampel yang diambil tes cepat agar potret peta persebaran itu bisa diperoleh secara utuh. Untuk itu, perlu ada keterwakilan dari berbagai rentang usia.
Sebelumnya, tes cepat acak telah dilakukan di tempat-tempat keramaian, seperti pasar tradisional dan mal. Di pasar tradisional, tes cepat acak menyasar 250 pedagang dari 10 pasar. Sementara itu, ada enam mal yang disasar tes cepat. Sasarannya adalah 557 orang yang terdiri dari pegawai hingga pengelola gerai penyewa di enam mal itu.
Heroe menyampaikan, untuk selanjutnya, tes cepat acak akan dilakukan terhadap sejumlah kafe dan restoran. Saat ini, pihaknya tengah melakukan pendataan jumlah tempat yang akan disasar serta total pegawai yang akan diambil jadi sampel.
”Jadi ini harus dilakukan secara menyeluruh. Ke depannya masih ada lagi pegawai atau karyawan yang punya potensi terpapar. Itu termasuk teman-teman dari layanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas. Juga, para satpol PP dan Jogoboro (petugas khusus yang menjaga Malioboro). Teman-teman yang tingkat keterpaparannya tinggi akan kami sasar juga,” kata Heroe.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sleman juga kembali melakukan tes acak serupa, Rabu. Tes cepat acak dilakukan terhadap 580 pedagang dari 14 pasar tradisional. Dari tes itu, sembilan orang menunjukkan hasil reaktif. Bagi yang menunjukkan hasil reaktif akan dikarantina di Asrama Haji Yogyakarta sambil menunggu pengambilan sampel uji usap.
Tes cepat acak terhadap pedagang dari 14 pasar tradisional itu juga sudah dilakukan, Selasa (9/6/2020). Saat itu, tes cepat acak disertai dengan pengambilan sampel uji usap acak. Uji usap acak dilakukan terhadap 30 pedagang.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan, tes massal itu tidak bisa dilakukan asal-asalan. Harus ada penghitungan tertentu agar tidak terjadi pemborosan alat tes.
Pasar tradisional menjadi sasaran tes cepat dan pengambilan uji usap karena memiliki potensi menjadi lokasi penularan. Ini dilihat dari masih terjadinya kerumunan dan belum ditaatinya protokol kesehatan oleh sejumlah warga.
”Kalau untuk mal dan pusat perbelanjaan, kami mengharapkan agar mengadakan rapid test mandiri. Ketika nanti ada gejala khusus, kami akan tindak lanjuti,” kata Sri.