Daerah Rawan Diminta Segera Tetapkan Status Siaga Karhutla
Sebelum puncak kemarau terjadi, daerah rawan kebakaran di Jambi diminta segera menetapkan status siaga. Penetapan itu perlu diikuti berbagai antisipasi berikut koordinasi yang cepat di lapangan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Gubernur Jambi Fachrori Umar menyurati daerah-daerah rawan kebakaran lahan agar bersiaga menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan. Penetapan status siaga agar diikuti penanganan cepat di lapangan.
Daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) perlu segera menetapkan status siaga mengingat kemarau telah di depan mata. ”Ini menjadi pertimbangan Gubernur agar daerah mengambil langkah cepat penanganan karhutla,” kata Bachyuni Deliansyah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Jambi, Rabu (17/6/2020).
Menurut Bahyuci, surat tersebut telah disampaikan ke seluruh kabupaten. Secara khusus dua kabupaten paling rawan, yakni Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat, didorong untuk menetapkan status siaga bencana karhutla.
Dalam suratnya, Pemerintah Provinsi Jambi meminta daerah agar melaksanakan mitigasi bencana kebakaran lewat sejumlah upaya. Di antaranya memetakan wilayah-wilayah yang rawan. Selain itu, menyiapkan sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian, menyiagakan personel tim reaksi cepat, serta melakukan pemantauan di lapangan. Pihaknya juga meminta daerah mengaktifkan posko utama dan posko lapangan.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi, musim kemarau di Jambi berlangsung Juni ini hingga September. Puncak kemarau diprakirakan pada bulan Agustus.
Awal Juli nanti, diprakirakan lebih kering daripada Juni.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jambi Kurnianingsih mengatakan, pada dasarian kedua Juni ini, wilayah Jambi bagian tengah hanya mendapatkan curah hujan rata-rata di bawah 50 milimeter (mm). Namun, memasuki Juli nanti, hampir seluruh wilayah Jambi akan kering karena curah hujan rendah. ”Awal Juli nanti, diprakirakan lebih kering daripada Juni,” katanya.
Kepala Seksi Karhutla Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Donny Osmond mengatakan, sudah disampaikan pula instruksi kepada seluruh Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi di Jambi agar membentuk brigade pengendalian karhutla. Tim harus sejak dini mengecek ke lokasi termasuk ketika ada laporan titik panas yang terekam lewat satelit.
Wakil Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Adi Junaedi, mengatakan, kebakaran hutan dan lahan masih tetap akan menghantui walaupun BMKG selalu memberikan peringatan. Pada bulan ini musim kemarau sudah dirasakan dan menurut tren, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, akan semakin dirasakan dampaknya mendekati puncak kemarau.
Karena itu, tambahnya, langkah-langkah mitigasi harus segera diupayakan. pengalihan berbagai alokasi anggaran jangan sampai mengabaikan penanganan karhutla yang dampaknya tak kalah berbahaya. ”Karena itu, pencegahan dini lebih baik dilakukan,” ujarnya.